RENUNGAN April 2001                 


BELAJAR TEOLOGIA

"Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutar balikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain. Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesakan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh. Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. BagiNya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya." (IIPtr.3:14-18)

Teologia adalah kata yang banyak digandrungi orang pada masa kini sehingga berkembanglah pemikiran teologi dan pendidikan teologi, namun kata yang sama juga bagi sebagian orang dipandang dengan alergi. Ada yang menganggap teologi adalah pemikiran manusia dan bukan dari Tuhan bahkan ada yang berpendapat bahwa teologi itu sesat. Kekurang pengertian dan kesalah-pahaman inilah yang banyak dirasakan oleh kebanyakan umat Kristen.

Apakah 'teologia' itu? Secara asal kata, teologia terdiri dari dua kata 'teo' yang artinya 'Allah' dan 'logia' yang artinya 'pengertian atau pengetahuan', jadi 'teologia' tidak lain adalah 'pengertian atau pengetahuan tentang Allah'. Sebenarnya istilah teologia adalah istilah yang netral, dan bila seseorang mengungkapkan 'pengertian atau pengetahuannya tentang Allah' maka ia bisa disebut 'berteologia'.

Memang ada yang mengungkapkan pengertian dan pengetahuan itu secara biasa tanpa belajar, namun ada yang kemudian belajar sendiri, atau secara akademik, jadi terdapat berbagai-bagai tingkat pengertian dan pengetahuan sesuai dengan karunia yang Tuhan merikan kepada masing-masing. Sehubungan dengan ini, tulisan rasul Petrus dapat dijadikan bahan eksposisi mengenai teologia dan berteologia, karena itu disamping perlu membaca lebih dahulu selengkapnya surat Petrus yang pertama dan kedua, kotbah Petrus di Yerusalem (Kis.2:14-40;3:11-4:22) juga perlu dihayati agar pengertian kita lebih lengkap.

Ayat-ayat alkitab

Rasul Petrus menulis dua surat berturut-turut dan kita melihat bahwa ia menunjuk pada tulisan-tulisan rasul Paulus.

"(14) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.

Rasul Petrus berbicara kepada jemaat-jemaat perantau yang salah satunya dibingungkan oleh ajaran mengenai 'Hari Tuhan' (akhir zaman) yang diakuinya akan terjadi, dan ia mengajarkan agar umat mempersiapkan diri menghadapinya dengan benar.

(15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. (16a) Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini.

Kelihatannya soal 'hari Tuhan' ini ada kaitannya dengan tulisan-tulisan rasul Paulus yang disalah mengerti oleh sebagian umat. Memang rasul Pauluspun dalam suratnya kepada jemaat Tesalonika mengalami hal yang sama soal 'akhir zaman' demikian juga dalam surat-suratnya yang lain.

(16b) Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutar balikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.

Rupanya ada tulisan rasul Paulus yang sukar dimengerti dan difahami oleh orang-orang tertentu, dan bahkan mereka yang tidak teguh imannya memutar balikkan tulisan Paulus, dan menafsirkannya secara salah sehingga rasul Patrus mengatakan sebagai 'menjadi kebinasaan bagi mereka'. Rupanya perilaku jemaat demikian banyak juga terjadi dalam sikap mereka terhadap surat-surat lainnya.

(17) Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesakan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh.

Berkenaan dengan di atas, maka rasul Petrus mengingatkan umat agar waspada, dan jangan sampai kehilangan pegangan yang teguh yaitu iman mereka.

(18) Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. BagiNya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya." (IIPtr.3:14-18)

Ayat ini merupakan antitesa dari apa yang harus diwaspadai, yaitu agar umat bertumbuh dalam kasih karunia dan pengenalan akan Tuhan, dengan kata lain umat harus hidup dibawah anugerah Allah dan mengerti dengan benar soal-soal mengenai pengenalan akan Allah.

eksposisi

Rasul Petrus dalam suratnya yang pertama berbicara mengenai soal-soal pengetahuan mengenai Allah. Ia berbicara mengenai ketuhanan 'Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus' yang melahirkan kembali umatnya oleh kebangkitan Yesus dan firman (1:3,23), tentang penebusan darah Kristus (1:18-19) yang menghasilkan kasih karunia keselamatan (1:9-10), dan bahwa Kristus adalah Tuhan (3:15).

Soal-soal keselamatan ini telah diselidiki dan diteliti oleh para nabi (1:10) bukan menurut kemauan manusia melainkan kehendak Allah (4:12). Berita para nabi itu perlu diterima dengan iman percaya kepada Tuhan yang dimurnikan terus menerus (1:17,21). Keyakinan ini kemudian harus dipertanggung jawabkan (apologia) oleh umat percaya (3:15).

Dalam suratnya yang kedua, ia kembali mengingatkan soal pengenalan dan pengetahuan akan Tuhan Yesus Kristus (1:3,8;2:20) seperti yang telah difirmankan dan dinubuatkan oleh para nabi dan rasul (2:19-20) agar selalu diperhatikan (1:20) dan diingat (3:2). Namun firman itu tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri karena firman itu ditulis dengan dorongan Roh Kudus (1:20-21) karena ditulis oleh mereka yang memperoleh karunia hikmat (3:15).

Rupanya mereka yang suka menafsirkan menurut kehendak sendiri termasuk para nabi dan guru palsu menghasilkan pengajaran sesat dan kemudian menyangkal Tuhan Yesus Kristus (2:1). Mereka mengajarkan jalan etika yang dikuasai hawa nafsu dan karenanya menghujat jalan kebenaran (2:2). Rasul Petrus juga mengingatkan agar umat berhati-hati akan mereka yang mengkomersialkan pelayanan firman (2:3,15). Dalam fasal terakhir rasul Petrus menyinggung kesalah-pahaman soal 'hari Tuhan' dan membawa umat pada pengertian yang murni (3:1), kesalah-pahaman mana timbul karena salah penafsiran.

evaluasi

Surat-surat Petrus karena mengajarkan pengetahuan, pengenalan, dan pengertian akan Tuhan merupakan karya teologia juga, namun menarik untuk diamati bahwa ini dihasilkan bukan karena ia terpelajar atau belajar secara akademis melainkan dari pengalaman hidupnya sebagai saksi mata (II-1:16-18, band.Kis.4:13). Jadi, seseorang yang mengungkapkan pengetahuannya tentang Allah dari pengalaman, sekalipun tidak melalui pengajaran secara sistematis, sebenarnya sudah berteologia.

Sekalipun rasul Petrus tidak terpelajar, ia mengingatkan agar umat waspada dan teguh imannya agar pemahamannya mengenai pengetahuan ini benar dan tidak memutar balikkan penafsirannya. Ia menunjuk ini pada rasul Paulus yang terpelajar dan dididik dengan teliti oleh Gamaliel (Kis.22:3).

Dari uraian tulisan Petrus ini kita dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

(1) Teologia bisa dihasilkan sebagai buah pengalaman hidup iman maupun diselidiki dan dipelajari;

(2) Teologia perlu terus menerus dipelajari baik secara pengalaman maupun secara akademis agar pengertian seseorang bertumbuh dan tidak menghasilkan pengajaran sesat;

(3) Teologia janganlah didasarkan pengertian didasarkan kehendak manusiawi yang bisa menjurus kesesatan melainkan berdasarkan dorongan Roh Kudus dan karunia hikmat;

(4) Teologia harus dipelajari dengan tekun dan bertanggung jawab seumur hidup dan janganlah belajar sekedarnya atau demi memburu gelar kosong;

(5) Teologia harus bisa membawa seseorang kepada iman yang bertumbuh mencapai keteguhan iman dalam Tuhan Yesus Kristus;

(6) Teologia perlu dikembangkan sebagai pertanggungan jawab iman kita dihadapan Tuhan dan manusia.

Dari beberapa kesimpulan di atas, kita mengetahui bahwa kita tidak perlu alergi terhadap 'teologia' namun kita juga jangan menjadikannya sebagai hasil pemikiran manusiawi saja (teologia alamiah) melainkan harus menjadi buah seseorang yang beriman yang didorong oleh Roh Kudus (teologia wahyu).

Amin!

Salam kasih dan damai sejahtera  

Herlianto/YBA


[ YBA Home Page | Renungan sebelumnya]