RENUNGAN Desember 2001                 


Hari-Hari Raya

"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya." (Lukas 2:14)

Bulan Desember 2001 yang merupakan bulan penutup tahun menghadirkan dua hari raya suci di Indonesia yaitu Idul Fitri dan Natal. Dua upacara agama yang dinanti-nantikan dengan sabar sepanjang tahun oleh para penganutnya. Baik dakwah maupun kotbah yang mendengung di udara dalam bulan ini penuh dengan kesejukan yang menggambarkan kedamaian dan kesejahteraan bagi umat yang mendambakannya.

Silaturahmi yang akan dilaksanakan di harian Idul Fitri membuka peluang pupusnya rasa duka kepada sesamanya dan digantikan dengan rasa suka kepada sesamanya, demikian juga Salam Natal menyuarakan damai sejahtera bagi mereka yang mendambakan damai sejahtera pula.

Penulis sendiri pernah tinggal di tiga kompleks yang berbeda, pertama di kompleks real estat semi swasta YKP di Surabaya, kedua di rumah dinas di kompleks perumahan Pegawai Negeri PU, dan sekarang sebagai penceramah agama yang tinggal sebagai seorang swasta di kompleks yang semula adalah kompleks yang dihuni oleh para pegawai semi-pemerintah daerah.

Dalam ketiga kompleks tersebut, hubungan antara pemeluk-pemeluk agama-agama yang berlain-lainan sangat akrab sekali, bukan saja dalam hubungan pekerjaan tetapi dalam kehidupan sehari-hari termasuk pembangunan dan kesejahteraan kompleks seperti membangun jalan bersama, elektrifikasi kompleks, mengelola sampah dan keamanan bersama dan lainnya.

Pada kesempatan Hari-Hari Raya Agama khususnya Idul Fitri dan Natal/Tahun Baru, sekalipun tidak dilakukan oleh semua warga karena kesibukan orang modern, banyak warga yang saling berkunjung dan bersilaturahmi dengan yang lainnya.

Sekalipun dalam kesempatan lain sering diadakan pertemuan antar warga seperti dalam Rapat RT/RW, saling berkunjung di Hari-Hari Raya memiliki dampak yang besar sekali dimana seseorang dapat merasakan bahwa ia bukanlah penduduk satu-satunya di kompleks tersebut melainkan tinggal dalam kompleks yang bernuansa pluralitas.

Kesempatan yang indah untuk saling berkunjung di Hari-Hari Raya, baik secara terbatas dilakukan perorangan maupun secara umum dalam perayaan Hari Raya di RT/RW memang merupakan budaya tenggang rasa yang menarik untuk dilestarikan, soalnya kebekuan manusia modern yang cenderung tidak saling mengenal tetangganya bisa diwarnai dengan saling menjenguk tetangganya.
Bila budaya demikian dapat di lestarikan, setidaknya minimal seorang warga bisa saling berjumpa dengan akrab sekali atau duakali dalam setahun dengan warga lainnya, dan ini jauh lebih berarti daripada tidak berkunjung sama sekali.

Di tengah-tengah keresahan penduduk kota modern yang cenderung mengalami disintegrasi sosial dimana penduduk saling acuh-tak-acuh dengan penduduk lainnya, budaya saling berkunjung di hari-hari raya akan merupakan oase di tengah kegersangan padang pasir.

Kita sedih membaca surat-surat kabar dimana masa kini sering terjadi bahwa penduduk satu kampung atau desa berkelahi dengan penduduk kampung atau desa lainnya, dan lebih menyedihkan lagi karena banyak pertengkaran sebenarnya ditimbulkan oleh kesalah-pahaman kecil yang sebetulnya tidak perlu terjadi seperti misalnya perkelahian anak kecil atau antar warga kedua pihak yang kemudian membesar tak terkendali.

Silaturahmi pada hari-hari raya keagamaan bisa meredakan iklim yang menghangat dengan makin teriknya matahari menyinari bumi Indonesia dan memberikan kesejukan bagi para penduduknya, dan bila soal-soal kecil bisa diredakan dengan silaturahmi, ini bisa menjadi bekal yang berlanjut pada pemecahan soal-soal besar yang timbul.

Dalam suasana Idul Fitri yang segera disusul dengan hari Natal dan Tahun Baru, kiranya ucapan Selamat hari Raya Idul Fitri 1422H dan Hari Natal atau Tahun Baru 2002 dapat menjadi bagian dari silaturahmi nasional disamping silaturahmi yang kita lakukan melalui pos maupun internet secara individual, dengan demikian kita dapat mengharapkan agar semoga tahun yang baru dapat kita masuki dengan suasana batin yang lebih cerah dan damai di hati dirasakan oleh semua orang, karena Allah mengasihi setiap orang yang berharap kepadaNya. A m i n.

Salam kasih dari Herlianto


[ YBA Home Page | Renungan sebelumnya]