RENUNGAN Mei 2005               


BERPIKIR POSITIF (2)
 

aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar.” (LAI-TB, 1 Samuel 17:46)

Seorang tokoh mahasiswa dalam camp mahasiswa kristen mengkotbahkan ayat di atas dan memberi komentar bahwa: “Karena Daud berfikir positif dengan membayangkan bahwa ia mengalahkan dan memenggal kepala Goliat dan memberikan mayatnya kepada burung di udara dan binatang liar, maka Daud menang!”

Sungguh sayang bahwa tokoh mahasiswa yang dikenal sebagai pelatih positive thinker itu sebagai seorang kristen tidak bisa membaca Alkitab dengan benar dan begitu saja memotong ayat Alkitab dari teksnya dan mencomotnya diluar konteks, dan yang lebih disayangkan adalah adanya beberapa mahasiswa yang kemudian terpengaruh hal itu dan dengan menggunakan ayat yang sama mempromosikan ‘positive thinking’ kepada teman-temannya mahasiswa lain yang tidak ikut camp.

Benarkah Daud berfikir positif dan karena fikirannya yang positif itu ia menang? Atau konsekwensi sebaliknya bahwa kalau Daud berfikir negatif bahwa dialah yang akan: “dikalahkan, kepalanya terpenggal, dan mayatnya dimakan burung-burung dan binatang liar,” maka Daud akan kalah? Perlu disadari bahwa kalau disebut bahwa kata-kata Daud itu menunjukkan bahwa ia berfikir positif dan pikirannya itu menjadikannya sebagai pemenang, kita harus sadar bahwa Goliat juga berfikir positif tetapi Goliat kalah! Goliat sudah mengatakannya lebih dahulu:

“Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung diudara dan kepada binatang-binatang di padang.” (1 Samuel 17:44).

New Age beranggapan bahwa pada zaman akhir ini dunia memasuki masa Aquarius dimana dialami pencurahan berkat semesta dimana bumi mengalami kelimpahan dan kesejahteraan. Masa Aquarius menggantikan dua milenium pasa ‘Pisces’ yaitu masa kekristenan dimana dialami kebodohan dan kemelaratan. Positive Thinking ‘New Age’ beranggapan bahwa setiap manusia memiliki potensi/kekuatan/kelimpahan dalam dirinya sebagai bagian potensi/kekuatan/kelimpahan semesta, sehingga kalau seseorang berfikir positive maka potensi/kekuatan/kelimpahan itu akan tersalur keluar melalui pikirannya dan kehidupannya akan menjadi positive dan berkelimpahan, dan kalau seseorang berfikir negatif kehidupannya akan menjadi negatif.

Kalau seseorang berfikir dan membayangkan menang dalam perang maka ia akan menang, sebaliknya kalau ia membayangkan kekalahan maka ia akan kalah. Jadi hidup manusia ditentukan oleh potensi/kekuatan/kelimpahan yang ada dalam dirinya dan kemampuannya mengekspresikannya melalui berfikir, visualisasi, maupun apa yang diucapkannya. Konsep potensi/kekuatan batin (pikiran, penglihatan dan kata-kata) ini meletakkan hasil aktivitas hidup pada potensi/kekuatan/kelimpahan yang inheren dalam diri manusia dan kemampuan berfikirnya manusia itu sendiri atau berpusatkan manusia (anthroposentris) untuk menggapai pencurahan kelimpahan semesta itu.

Rahasia kemenangan Daud bukan terletak pada pemikirannya yang positif pada ayat-46 yang dipotong dari teksnya (yang notabena sudah lebih dahulu dipikirkan oleh Goliat pada ayat-44 dan Goliat kalah pada ayat-49), tetapi dari konteksnya kita dapat melihat peristiwa sebelumnya yang dialami dan diucapkan oleh Daud sendiri. Dari ayat-46 bila tidak dipotong dari keutuhan teksnya, ayat itu selengkapnya berbunyi:

“HARI INI JUGA TUHAN AKAN MENYERAHKAN ENGKAU KE DALAM TANGANKU DAN aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, SUPAYA SELURUH BUMI TAHU, BAHWA ISRAEL MEMPUNYAI ALLAH.” (LAI-TB, 1 Samuel 17:46. CAPITAL-isasi kata-kata oleh penulis dan ini yang dipotong dari teks seutuhnya)

Sebelumnya kata Daud kepada raja Saul, bahwa:

““TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: “Pergilah! TUHAN menyertai engkau.” (1 Samuel 17:37)

Rahasia kemenangan Daud bukan terletak pada pemikirannya yang positif, tetapi kita dapat melihat bahwa Daud berani berperang karena berpegang pada janji kemenangan yang telah diberikan Tuhan sebelumnya kepadanya, dan bukan hanya itu, Daud telah diurapi dan dipilih Tuhan dan Roh Tuhan berkuasa atas diri Daud.

“Lalu TUHAN berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud ditengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud.” (LAI-TB, Keluaran 6:6b-7).

Keyakinan positif Daud bahwa ia akan menang, bukanlah keluar dari kemampuan dirinya sendiri, tetapi adalah buah iman seorang yang percaya dan mempunyai pengharapan akan pimpinan dan janji Tuhan, dan lebih dari itu Roh Tuhan berkuasa atas Daud sehingga ia memiliki dasar berpijak bukan saja di atas iman dan pengharapan akan janji Tuhan, tetapi juga diatas dasar yang teguh yaitu penyertaan Roh Tuhan dalam dirinya. Kemenangan Daud atas Goliat adalah kemenangan perang yang disertai Tuhan melawan mereka yang melawan Tuhan, dan bukan karena pikiran manusia yang positif.

Pengaruh New Age dan Positive Thinking telah banyak mempengaruhi kekristenan, tidak kurang ‘ajaran kemakmuran’ (teologi sukses/prosperity gospel) yang diajarkan kalangan kristen tertentu, mempromosikan falsafah kelimpahan semesta New Age dan mencapainya dengan pikiran positif, doa visualisasi, dan kata-kata iman (ajaran words of faith / dimensi keempat). Doa Transformasi juga mengandung ajaran new age dimana manusia menginginkan kelimpahan semesta ke atas bumi (seperti diekspresikan dalam bahasa iman sebagai transformasi menuju kedamaian dan kesejahteraan di bumi), dan ini dilakukan dengan positive thinking, visualisasi & kata-kata doa, dengan cara a.l. prayer walk (praying in sight with onsight) dan doa marathon dengan memvisualisasikan & berdoa diatas menara doa yang bisa melihat secara visual seluruh kota. Belakangan ini beberapa gereja mulai biasa mengundang para pelatih positive thinking untuk mengajarkan ‘positive thinking yang bernafas new age’ sebagai bagian aktivitas mereka.

Sudah tiba saatnya gereja-gereja sadar bahwa misi pelayanan mereka adalah mengimani dan mengharapkan janji Tuhan dan pemeliharaan Tuhan (Theosentris/Kristosentris) sesuai ajaran Alkitab, dan bukannya bergantung kepada guru-guru pengembangan diri dan pendoa-pendoa syafaat (intercessor) yang kelihatannya menarik dan bernuansa rohani tetapi menggantungkan pengharapan mereka kepada kehendak manusia (anthroposentris).

Tuhan mengajar kita untuk tidak berfikir negatif, tetapi Tuhan juga tidak mengajar kita berfikir positif menurut pengertian New Age yang berpusat manusia (Yer.17:5), melainkan hendaklah kita hidup bersandar kepada Tuhan (Yer.17:7), dan orang yang bersandar akan janji-janji Tuhan tentu akan berbuahkan kehidupan yang beriman dan berpengharapan, dan inilah keyakinan positif yang seharusnya keluar dari kehidupan seorang yang takut akan Tuhan dan disertai Roh Tuhan, dan hidup di jalan Tuhan.

Amin!

Salam kasih dari Redaksi www.yabina.org
 

Catatan:
‘New Age & Positive Thinking’ dibahas dalam acara bina jemaat di GKI Nurdin Raya, Jakarta, pada tanggal 17 Mei 2005.


[ YBA Home Page | Renungan sebelumnya]