RENUNGAN
Juli 2006
MARIA ISTRI YESUS ?
“Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus.” (Yohanes 20:1-2).
Selain isu kontroversial yang diangkat novel The Da Vinci Code tentang ke’Tuhan’an Yesus yang dianggap dicetuskan kaisar Konstantin pada Konsili di Nicaea pada tahun 325, isu lain yang dilontarkan Dan Brown yang tidak kalah tendensiusnya adalah bahwa Maria adalah rasul kepala karena ia dianggap yang pertama-tama memberitakan berita kebangkitan kepada para Rasul lainnya dan Maria Magdalena adalah isteri Yesus.
Tidak benar bahwa Maria adalah Rasul apalagi kalau dibilang kepala, soalnya dalam ke-4 Injil tidak pernah disebut MM sebagai murid Yesus. Sekalipun Yohanes melaporkan MM ke kubur tidak tertutup kemungkinan adanya perempuan-perempuan lain disampingnya. Matius mencatat bahwa MM tidak sendirian kekubur tetapi bersama Maria yang lain (Matius 28:1), Markus mencatat MM datang bersama Maria ibu Yakobus dan Salome (Markus 16:1), sedangkan Lukas mencatat MM datang bersama Yohana, Maria ibu Yakobus, dan perempuan-perempuan lain.
Berbagai usaha dilakukan Dan Brown dalam meyakinkan para pembacanya untuk percaya bahwa Maria isteri Yesus, misalnya dengan mencatut lukisan Last Supper karya Leonardo da Vinci yang ditafsirkan bahwa yang duduk di sebelah kanan Yesus adalah Maria Magdalena yang menggunakan pakaian mirror image dengan pakaian Yesus, siluet yang membentuk huruf V yang dianggap lambang cawan atau rahim wanita, dan bahkan huruf M imaginer dalam gambar itu disebutkan merupakan initial nama isteri Yesus itu.
Membaca novel fiksi demikian mereka yang mengerti bisa tersenyum geli, namun Dan Brown juga mengutip dua ayat dari Injil Gnostik Filipus dan Maria Magdalena yang kelihatannya cukup meyakinkan yang membuat pembaca tersentak! Kedua kutipan itu adalah:
And the companion of the Saviour is Mary Magdalene. Christ loved her more than all the disciples and used to kiss her often on her mouth. The rest of the disciples were offended by it and expressed disapproval. They said to him, ‘Why do you love her more than all of us?’ (The Da Vinci Code, Corgi Books, hlm. 331)
And Peter said, ‘Did the Saviour really speak with a woman without our knowledge? Are we to turn about and all listen to her? Did he prefer her to us?’ And Levi answered, ‘Peter, you have always been hot-tempered. Now I see you contending against the woman like an adversary. If the Saviour made her worthy, who are you indeed to reject her? Surely the Saviour knows her very well. That is why he loved her more than us.’ (Ibid, hlm. 333)
‘Kiss her often on her mouth’ ditafsirkan oleh Dan Brown sebagai menunjuk Maria Magdalena sebagai isteri Yesus, karena hanya isteri yang biasa menerima itu dari suaminya.
Bagi pemerhati ajaran Gnostik (lihat: Elain Pagels: The Gnostic Gospels dan Stephan A. Hoeller: Gnosticism: New Light on the Ancient Tradition of Inner Knowing) kutipan-kutipan Injil Gnostik itu tentu menarik untuk diteliti, apalagi kalau ayat Injil Filipus itu secara eksplisit menyebutkan Yesus mencium bibir Maria, apakah ini benar-benar ciuman bibir layaknya perilaku bebas selebriti masakini?
Khasanah Koptik yang ditemukan di Mesir itu jelas bernafas Gnostik dan dimiliki komunitas Gnostik, ajaran mistik yang tumbuh yang bersinkretisasi dengan kekristenan pada abad ke-2-3, menurut Graham Stanton profesor Perjanjian Baru yang pernah menjabat president Masyarakat International Ahli Perjanjian Baru ‘Studiorum Novi Testamenti Societas’ (lihat: The Gospel Truth, New Light on Jesus & The Gospel, hlm. 87-88) nafas Gnostik mendasari tulisan-tulisan yang ditemukan itu, bahkan Injil Thomas, sekalipun banyak memuat ayat-ayat paralel yang sama dengan keempat Injil Kanonik, juga bernafas Gnostik. Bentley Layton, ahli karya Gnostik, menyebut bahwa nafas Gnostik Injil Thomas senafas dengan karya Gnostik lainnya Hymn of the Pearl dari sekolah Thomas yang lebih eksplisit mengungkapkan ajaran Gnostik. (lihat: The Gnostic Scriptures, hlm.376).
Karena khasanah koptik bernuansa Gnostik, kita harus mengerti artinya dari kerangka ajaran Gnostik, dan sekalipun banyak ayat-ayat yang paralel dengan ayat Injil Kanonik (seperti dalam Injil Thomas), artinya berbeda dengan arti yang dikemukakan dalam keempat Injil Kanonik. Bagi Gnostik, tubuh itu tidak ada gunanya, tubuh itu jahat dan berdosa, karena itu mereka menekankan the true self within self, konsep mistik mengenai keberadaan manusia sebenarnya, karena itu ungkapan-ungkapan mengenai tubuh tidak bisa begitu saja diartikan secara harfiah tetapi harus dimengerti secara isoteris dalam terang ajaran Gnostik. Keselamatan bukan karena penebusan dosa yang dilakukan Kristus melalui salib seperti diungkapkan Injil Kanonik, tetapi keselamatan adalah usaha penggalian ‘the self’ melalui ucapan ‘gnosis’ Yesus yang mereka dengar dari Yesus sebagai pembimbing spiritual mereka.
Dalam Injil Filipus (lihat: James M. Robinson (ed): The Nag Hamadi Library in English, codex II) memang ada ayat yang menyebutkan mengenai ‘ciuman bibir’ namun dari kacamata di atas kita dapat melihat bahwa itu bukan ciuman fisik melainkan memiliki arti kedekatan hubungan sesama pewaris gnosis. Dalam The Second Apocalypse of James (codex V) kita juga menjumpai ungkapan yang sama, dimana disebutkan, bahwa:
And he kissed my mouth. He took hold of me, saying, “My beloved! Behold, I shall reveal to you those things that (neither) the heavens nor their archions have known.’
Kalau ayat ini digunakan Dan Brown, si-penebar sensasi itu, bisa saja ia menyimpulkan bahwa ayat itu menunjuk pada perilaku homo dan bahkan hubungan incest dengan memeluk kekasih yang juga saudara. Yakobus adalah saudara Yesus dan dalam Injil Gnostik, Yakobus juga disebut sebagai saudara atau saudara tiri seayah dari Yesus. Konsep Yakobus sebagai saudara tiri Yesus berkembang dalam gereja dan disebut dalam Infancy Gospels yang beredar sejak abad ke-2.
Dalam Alkitab sendiri, arti ‘ciuman bibir’ juga merupakan simbol relasi kasih, baik relasi kasih hubungan Tuhan dengan umat-Nya Israel (Perjanjian Lama) seperti dalam ayat berikut:
Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! (Kidung Agung 1:2).
Maupun sebagai salam persaudaraan dengan mencontoh hubungan Yesus dan gereja sebagai pengantinnya yang disebutkan Paulus (Perjanjian Baru).
Sampaikan salam seorang kepada yang lain dengan cium kudus (1 Korintus 16:20)
Pengertian ayat-ayat Alkitab bisa harfiah atau alegoris tergantung pengertian konteksnya, sedangkan naskah Gnostik disamping pengertiannya bisa harfiah atau alegoris, umumnya memiliki pengertian yang isoteris. Isoterisme adalah sifat alamiah ajaran mistik Gnostik. Terjemahan ‘companion’ yang dipaksakan dengan arti ‘spouse (pasangan/isteri) harus dilihat dalam pengertian isoterisnya bisa berbagai-bagai macam artinya. Injil Maria Magdalena ditemukan baik dalam naskah berbahasa Yunani maupun dalam terjemahan Koptik, dan bahasa asli ‘companion’ dalam naskah Yunaninya adalah ‘koinonos’ yang dalam Perjanjian Baru kata ini memiliki arti: partner/teman (Luk.5:10); partner/teman sekerja (2Kor.8:23); communication of the faith/persekutuan iman (Flm.1:6); companion/mengambil bagian (Ibr.10:33); dan companion/saudara & sekutu (Why.1:9). Sedangkan ‘isteri’ (spouse) digunakan kata Yunani ‘gune’ (Mat.1:20;1Kor.7:3,4;1Tim.3:11). Injil Maria Magdalena sendiri dan Injil-Injil Gnostik lainnya tidak ada yang menyebutkan bahwa Maria Magdalena itu isteri Yesus.
Lalu bagaimana dengan keunggulan Maria Magdalena dari Petrus dalam Injil Maria Magdalena? Memang isi Injil Gnostik ini (lihat: Karen King: The Gospel of Mary of Magdala) menonjolkan primat Maria Magdalena dalam persaingannya dengan Petrus. Dalam hal ini, kita juga tidak bisa begitu saja mengertinya secara harfiah seakan-akan Injil gnostik ini berdiri sendiri.
Kalau kita membaca karya-karya Gnostik baik yang merupakan khasanan Nag Hamadi (a.l. Gospel of Thomas, Gospel of Philip, 1st & 2nd Apocalyse of James) atau penemuan ditempat lain (a.l. Gospel of Mary dan Gospel of Judas) kita dapat melihat bahwa semua orang memiliki peringkat yang sama dalam usaha menggapai status sebagai pembimbing sama halnya Yesus. Karena itu umumnya para penulis Injil-Injil Gnostik mengaku bahwa mereka memperoleh pesan rahasia dari Yesus secara khusus. Thomas mengaku bahwa ia menerima ucapan rahasia Yesus, Yakobus (James) mengaku bahwa ialah pengawal ucapan rahasia Yesus dan disebut sebagai yang terkasih, dan Maria Magdalena mengaku sebagai murid yang paling dikasihi Yesus lebih dari para rasul lainnya. Yudas meng’klaim’ sebagai pewaris gnosis yang benar sedangkan para rasul lainnya dianggap belum mengerti dan salah arah.
Semua penganut gnosis meng’klaim’ diri mereka penting, karena itu adalah keliru kalau semua ucapan itu dilihat secara terpisah dari satu Injil gnostik terlepas dari Injil gnostik lainnya, apalagi di kalangan komunitas Gnostik ada fraksi-fraksi yang lebih menonjolkan Petrus, Thomas, atau bahkan Maria Magdalena (feminisme masa itu) yang tentu mengungkapkan pandangan fraksi tersebut. Penonjolan Maria Magdalena dalam Injil Filipus dan Injil Maria Magdalena bisa kita bandingkan dengan ayat terakhir dalam Injil Thomas (codex II) yang justru merendahkan derajat wanita yang seharusnya membutuhkan bimbingan rohani sebelum bisa disamakan dengan pria:
Simon Peter said to them, “Make Mary leave us, for females do not deserve life.”Jesus said: “Look, I will guide her to make her male, so that she too may become a living spirit resembling you males. For every female who makes herself male will enter the kingdom of Heaven.(Logion 114).
Dari terang ini kita dapat bersenyum dihati menyaksikan betapa lihaynya Dan Brown mengutip ayat ‘Injil Gnostik’ dan menafsirkannya secara harfiah di luar konteksnya untuk menggiring pembaca kepada kesimpulan yang diajukannya sendiri, dan ini memang berhasil mengecoh sebagian pembaca, namun mereka yang mau belajar dan mengerti memaklumi apa motivasi Dan Brown yang terdorong alam bawah sadarnya oleh trauma masa kecilnya dalam hubungannya dengan gereja Roma Katolik khususnya dan kekristenan pada umumnya, dan memanfaatkan isu-isu kekristenan yang bisa dijual laris manis sebagai novelis. Kalau tuduhan Dan Brown benar mengenai Silas si pembunuh warga Opus Dei, tentu sekarang Dan Brown sudah bersembunyi diliang kubur karena tentu masih banyak Silas-Silas lain dari Opus Dei yang sudah siap membunuhnya.
Amin!
Salam kasih dari Redaksi www.yabina.org
[ YBA Home Page | Renungan sebelumnya]