RENUNGAN Mei _2 2009
YESUS NAIK KE SORGA
“Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga” (Kisah 1:6-11)Yesus naik ke sorga (yang dirayakan tanggal 21 Mei 2009)? Begitulah pertanyaan orang modern, “apakah ia terus melayang-layang di angkasa diantara bintang-bintang galaxi, lalu kemana?” cibir para skeptik. Keragu-raguan demikian dapat dimaklumi, karena kalau kebangkitan-Nya saja sudah menimbulkan pertanyaan karena melanggar hukum alam dan banyak yang masih berdalih bahwa kematiannya hanya bersifat ‘mati suri’ dan kebangkitannya bersifat ‘metafora,’ lebih-lebih kenaikan-Nya ke sorga lebih lagi tidak masuk di akal orang modern.
Ayat-ayat di atas memberitakan beberapa hal, yaitu:
Pertama,
Yesus yang bangkit itu terangkat dan awan menutupnya dan disebut ‘Ia naik ke sorga;’Kedua,
Yesus akan datang kembali dengan cara yang sama seperti yang dilihat para murid seperti ketika Ia naik ke sorga;Ketiga,
Mengenai masa dan waktu kedatangannya kembali tidak perlu diketahui oleh para murid karena berada dalam ketetapan kuasa Allah;Keempat,
Kalau Yesus sudah naik, Para murid akan menerima Roh Kudus yang akan turun atas mereka dan mereka akan menerima kuasa untuk bersaksi;Kelima,
Para murid akan menjadi saksi Yesus di Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi.Naik ke sorga dan akan datang kembali? itulah gambaran metaforis dalam angan-angan iman para murid yang merana karena Yesus baru mati, argumen para skeptik. Yesus tidak bangkit dan hanya dalam iman para murid berkembang angan-angan iman yang mengganggap Yesus seakan-akan naik ke sorga. Pasalnya kebangkitannya dari makam Talpiot itu sebenarnya hanya angan-angan iman, kebangkitan yang bersifat roh kata Saksi-Saksi Yehuwa, dan kebangkitan metaforis yang bersifat maya dan tidak benar-benar terjadi dalam sejarah. Yesus sejarah mati tetapi tetap hidup sebagai Yesus iman bahkan sampai ke akhir zaman kata yang tidak percaya.
Konsep seperti itu, yang menggambarkan kenaikan Yesus ke sorga seakan-akan seperti roket yang terbang ke angkasa, merupakan gambaran kosmologi Bultmanian yang bertumpu pada alam natural tiga dimensi dan menolak realitas supranatural. Namun, bila hati dan pikiran mau terbuka terhadap realita kenyataan supranatural/paranormal, tidak akan sulit untuk mengerti bahwa kenaikan ke sorga itu adalah tindakan klimaks dari penampakan-penampakan Yesus yang sewaktu-waktu menghilang dan muncul kembali di depan murid-murid-Nya sebelumnya Ia naik ke sorga, dan disaksikan banyak orang secara kasat mata dan banyak saksi-mata yang masih hidup ketika Paulus menulisnya dalam suratnya 1Kor.15:3-8. (Dalam buku-buku paranormal kita membaca bahwa didunia nyata disana-sini terjadi beberapa kali penampakkan orang yang sudah dinyatakan mati beberapa tahun sebelumnya.)
Kebangkitan tubuh ditandai dengan kesediaan Yesus diraba luka-luka bekas paku ditubuhnya, ia bisa dipeluk oleh murid-Nya, bahkan makan-minum bersama para murid. Yesus naik ke sorga adalah langkah-Nya yang terakhir di bumi ini untuk berpindah dari alam tiga dimensi ke alam empat dimensi sepenuhnya, untuk seterusnya misi pemberitaan Injil itu diserahkan kepada para murid-Nya. Dalam hal ini, alam tiga dimensi dan empat dimensi itu bertumpang tindih. Meskipun konsep ruang dan waktunya berbeda, keberadaannya sama. Dengan demikian, masalah kebangkitan Yesus dan kenaikan Yesus ke sorga menjadi bagian dari sejarah, yaitu sejarah yang tidak dibatasi oleh keterbatasan alam natural, tetapi sejarah yang mencakup totalitas dari realitas natural dan supranatural.
Satu petunjuk lainnya yang menguatkan adalah bahwa sebelum Yesus Kristus naik ke sorga, Ia memberikan ‘Perintah untuk memberitakan Injil’ (Mat.28:16-20), suatu perintah dialogis yang terjadi secara nyata dalam ruang dan waktu sejarah. ‘Yesus yang bangkit’ dan kemudian ‘naik ke sorga’ inilah yang kemudian menggerakkan para murid setelah mereka menerima kuasa Roh Kudus untuk memberitakan Injil ke seluruh bumi. Yesus yang mati dan tidak bangkit dan tidak naik ke sorga untuk datang kembali kelak, tidak akan menghasilkan ledakan PI dan kematian para martir, dan penyebaran beritanya sampai hari ini oleh begitu banyak orang.
Iman akan Yesus yang telah bangkit secara tubuh kebangkitan dan naik ke sorga yang terjadi dalam sejarah tidak berhenti dengan kenaikan-Nya ke sorga, tetapi para murid melayani PI bukan saja karena kesaksian masalalu yang bersifat nostalgia, tetapi kesaksian yang tertuju ke masa depan, yaitu ‘Kedatangan Yesus yang kedua kali.’ Namun sekalipun begitu, ayat di atas tidak boleh membawa kita kepada usaha menghitung-hitung kapan Akhir Zaman terjadi karena Ia sudah memesan bahwa “mengenai masa dan waktunya berada dalam ketetapan kuasa Allah.” Suatu karya PI tidak akan kuat tanpa dorongan Roh Kudus dan kekuatan itu ada akhirnya kalau tidak tertuju ke masa depan, ke arah kedatangan Yesus kedua-kalinya, sehingga sampai hari inipun banyak orang termasuk para profesional yang mengabaikan masadepan mereka untuk memberitakan ‘Injil Kabar Baik’ itu, Injil yang lebih baik dari pengharapan akan hal-hal dunia yang bersifat sementara yang bisa diperoleh secara materi dan kerinduan mereka bukan untuk menikmati sendiri hasil peluh kerja mereka, tetapi mereka membagikannya kepada orang lain agar orang lain juga memperoleh sukacita dan kemenangan oleh Injil dalam kehidupan ini!
Saudara/i, sudahkah kita melaksanakan ‘Perintah untuk memberitakan Injil’ yang telah diembankan kepada setiap orang Kristen itu? Perintah yang masih dan akan terus berlaku sampai kedatangan-Nya yang keduakali dimana akan terjadi penghakiman dan pemulihan dalam Kerajaan Allah.
Akhirnya, Injil Kebangkitan yang diberitakan rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus fasal 15 diakhiri dengan ayat-ayat:
“Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1Kor.15:57-58)
Maranatha, A m i n !
Salam kasih dari Sekertariat
[ YBA Home Page | Renungan sebelumnya]