RENUNGAN Desember2009


 

 

2 0 1 2, BENARKAH DUNIA KIAMAT ?
 

 

 “Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga.” (2 Tesalonika 2:1-3)

Film 2012 telah diputar di gedung-gedung bioskop dan dihadiri ribuan orang, banyak bioskop memutarnya dan setiap pertunjukkan dipenuhi penonton. Populartitas film ini juga mencuat karena ada dari kalangan agama yang melarang film itu sehinggu justru merangsang keingin-tahuan masyarakat untuk melihatnya, apalagi film ini sendiri sudah mendapat liputan mass-media yang luas diseluruh dunia, dan digunakan tehnik sinematografis yang luar biasa dalam pembuatannya sehingga menjadikan film ini banyak ditonton orang karena masalah kiamat adalah masalah semua orang, tua-muda, cendekiawan-awam, maupun profesional-amatir. Gejala apakah ini?

Gejala ramalan kiamat (doomsday) yang ramai tertuju ke tahun 2012 didasarkan adanya perhitungan penanggalan suku Maya di Amerika Selatan, yang eksis pada milenium pertama (215 – 900) dan menuliskan inskripsi tentang zaman ini sepanjang 5125 tahun dimulai pada tahun 3114 SM dan berakhir pada 21 Desember 2012. Ramalan ini kemudian banyak dikaitkan dengan ramalan yang berkembang di kalangan New Age (Gerakan Zaman Baru) bahwa sekitar penggantian milenium kedua dan ketiga terjadi pergeseran kesadaran manusia (teori ‘consciousness shift’ dikemukakan Madame Blavatsky, pelopor theosofi, pada akhir abad XIX). Dalam teori ini dikemukakan bahwa terjadi perganian dari masa 2000 tahun dibawah rasi Pisces (yang menggambarkan masa kekristenan yang dipenuhi dengan kebodohan dan kekacauan) menuju masa ‘Aquarius’ yang dipenuhi dengan kelimpahan (ibarat bejana air yang ditumpahkan ke bumi). Teori ini juga diramaikan dengan ramalan datangnya planet Nibiru yang akan melintas dan membentur bumi.

Tidak kurang ramalan Nostradamus (1503 – 1566)  dijadikan acuan pula. Seperti kita ketahui bahwa Nostradamus menulis banyak ‘quatrain’ yang berisi ramalan tentang masa depan dan banyak yang mengkaitkan ramalan itu dengan bencana sosial, politik dan alam yang terjadi pada akhir abad XX dan awal abad XXI. Ini lebih lagi diramaikan dengan prediksi geofisika dan astronomi. Seperti diketahui bahwa akhir-akhir ini bumi diliputi ketidak seimbangan yang menyebabkan terjadinya bencana alam seperti a.l. tsunami dan topan Katrina, belum lagi prediksi akan aktifnya kawah raksasa (super volcano) yang tidur seperti di Yellowstone Park bisa meledak sewaktu-waktu yang menyababkan bencana dahsyat, apalagi perang nuklir juga bisa menyebabkan bencana berantai. Bencana-bencana itu juga dikaitkan dengan berbagai gejala astronomis seperti ‘galactic Allignment’ yaitu tumpang-tindihnya matahari dengan pusat galaksi Bima Sakti yang tentu mengakibatkan pengaruh besar terhadap atmosfir bumi dan pergeseran kutub bumi.

Ramalan Kiamat 2012 juga dikaitkan dengan ajaran Hinduisme, ada sumber menganggap bahwa saat ini dimasuki masa Kaliyuga yang berlangsung 10.000 tahun dimulai tahun 3102 SM dan 5000 tahun pertama diisi meningkatnya bhakti berlangsung sampai abad XX sebelum memasuki tengah kedua pemulihan (bandingkan dengan 5125 tahun siklus Maya). Demikian juga dalam Taoisme konsep Yin-Yang (dualisme monistis) dianggap akan berubah menjadi ‘manunggal’ (semacam gallactic allignment).

Seluruh ramalan atau prediksi itu kalau digabung dipercaya mengarah pada hari Kiamat dimana akan terjadi sesuatu yang baru menggantikan yang lama dan ini diramaikan dengan pemutaran film ‘2012’ yang laris-manis itu. Bagi kalangan kristen yang percaya, ini dikait-kaitkan pula dengan berita kitab Wahyu dimana diramalkan tentang Akhir Zaman dimana dunia lama akan dimusnahkan dan dunia akan diperbaharui dengan ‘langit dan bumi baru’ (Why. 21).
Bagaimanakah sikap kita sebaiknya sebagai umat kristen menghadapi spekulasi tentang Kiamat 2012 itu?

Sebenarnya perhitungan kalender suku Maya sekalipun dianggap berakhir pada tahun 2012 tidak persis terjadi pada tanggal 21 sebab ada yang menghitungnya sebagai tanggal 23 atau tanggal-tanggal sekitar itu, dan itupun tidak meramalkan tentang hari Kiamat atau Akhir Zaman melainkan berakhirnya suatu zaman yang akan digantikan zaman lain. Perlu disadari bahwa suku Maya adalah suku yang melakukan penyembahan matahari dan memang dibalik perilakunya yang biadab (savage) punya minat besar akan hal-hal yang berbau astronomis dan astrologis. Para petinggi dan ahli-ahli Maya sendiri mengganggap tafsiran itu terlalu dibesar-besarkan oleh orang lain padahal kalender Maya sendiri tidak mengartikan begitu.

Sensasi zaman demikian juga terjadi dalam kaitan dengan Nostradamus, tokoh Perancis yang hidup dimasa Reformasi itu banyak menuliskan ilhamnya dengan mencampur-adukkan penafsiran secara harfiah ayat-ayat Injil dengan keyakinannya akan astrologi. Sebenarnya quatrain Nostradamus itu bersifat mengambang dan tidak menunjuk ke ramalan yang konkrit dan orang-orang baru mengkait-kaitkan suatu kejadian dunia yang terjadi dan mencari rujukannya kepada salah satu quatrainnya, itupun tidak berurutan secara kronologis, jadi setiap orang bisa mencari rujukan ke quatrain yang berbeda tergantung seleranya untuk menunjuk kepada peristiwa yang sama. Memang ada quatrain yang menunjuk kepada tahun tertentu dimana ia menulis bahwa ditahun 1999 pada bulan ketujuh (Juli) dari langit akan turun raja teror yang besar (benda langit besar yang akan membentur bumi mungkin ‘komit?), namun kejadian itu tidak terjadi.

Memang gejala geofisika dan astronomis banyak mengkuatirkan orang mengingat bahwa bencana menyengsarakan manusia dan dirasakan ngerinya oleh yang mengalami dan yang melihatnya, apalagi mass-media terutama TV dengan jelas menyorot kejadian-kejadian itu seakan-akan melanda seluruh dunia. Ahli-ahli geofisika maupun astronomi, bahkan ahli-ahli angkasa luar di NASA belum menganggap bencana-bencana lokal itu berakumulasi menjadi bencana global, setidaknya akan terjadi dalam waktu yang lama dan tentulah gejala ke arah itu sudah bisa diperkirakan mulai sekarang.

New Age memang dengan konsepnya dunia tanpa Tuhan dan dunia yang dikelola kesadaran manusia memang berangan-angan lahirnya zaman baru yang penuh kelimpahan, namun apakah ini sebuah realita atau utopia, karena tanpa perubahan hati manusia melalui iman dan pertobatannya maka hal itu tidak akan terjadi. Film ‘2012’ jelas merupakan promosi New Age yang ampuh bagi mereka yang mudah terpengaruh cerita-cerita yang disajikan secara visual, apalagi dengan adanya suasana dunia yang tidak menentu dengan banyaknya bencana sosial, politik maupun ekonomi, membuat umat manusia mengalami kekosongan batin dimana aliran-aliran sesat dengan ramalan-ramalan mereka sangat menarik perhatian.

Film 2012 bertendensi mendiskreditkan simbol-simbol agama, seperti patung raksasa Yesus yang ada di Brazil digambarkan rontok, Vatikan yang merupakan jantung gereja Roma Katolik, para kardinalnya ketakutan menyaksikan basilika kebanggaan mereka runtuh bahkan menimpa mereka dan umat. Karya Michael Angelo yang dilukis dilangit-langit kapel sistine di Vatikan itu tepat retak dibagian lukisan yang menghubungkan tangan manusia dengan Tuhannya. Di Tibet seorang biksu utama tertimpa bencana karena berserah kepada keyakinannya tetapi seorang biksu muda selamat karena percaya diri akan usaha manusiawinya. Memang ibadat haji di Mekah digambarkan juga namun tidak disertai gambaran runtuhnya Kaabah (mungkin karena sutradaranya takut mengalami nasih seperti Salman Rusdi dengan buku ‘Ayat-ayat setannya’ dan Geerts Wilder dengan film ‘fitna’nya).

Yang jelas, film 2012 menunjukkan bahwa agama pada akhirnya tidak berdaya dan tidak berguna, tetapi usaha manusia dengan kemampuan otak, teknologi dan politik dapat mencapai keselamatan seperti tema film itu yang mengikuti gambaran dunia dilanda air bah pada zaman Nuh (hanya disini digambarkan bahtera berbentuk tabung mirip pesawat angkasa luar).

Dari gambaran-gambaran ini kita perlu menyadari bahwa kita tidak perlu menjadi korban sensasi zaman yang spekulatip dan didramatisir apalagi melalui tehnik sinematografi yang luar biasa, namun sebagai umat kristen ada baiknya mengingatkan kita untuk kembali merenungkan firman Tuhan dengan serius bahwa memang dunia yang kita diami ini sekali waktu akan berakhir.

Yesus dalam kotbahnya memang berbicara mengenai Akhir Zaman (TB-LAI, dalam BIS diterjemahkan ‘Kiamat.’) dan ia menunjukkan gejala-gejala yang akan terjadi sebelumnya, namun perlu dicatat bahwa masa itu menunggu Injil kerajaan diberitakan diseluruh dunia dan Israel bertobat. Rasanya kedua itu masih jauh akan terjadi sehingga kedatangan Tuhan Yesus tidak perlu ditafsir-tafsir kapan akan terjadi karena Tuhan Yesus sendiri berfirman bahwa mengenai masa atau ketikanya tidak perlu seorangpun mengetahuinya dan tidak perlu menghitung-hitung harinya. Sejarah kekristenan sudah menunjukkan bahwa banyak sekte dengan fanatisme luar biasa sudah meramalkan berbagai tahun terjadi akhir zaman namun tidak satupun terjadi.

Namun benar bahwa ayat-ayat firman Tuhan dengan jelas menunjukkan bahwa dunia memang ada akhirnya dan kita harus ‘siap sedia’ dalam menghadapinya. Bila kita siap secara iman dan kesadaran maka kapanpun kedatangan Yesus akan terjadi, apakah hari ini, besok, tahun depan, 2012, atau kapan pun, kita tidak perlu kuatir karena Tuhan Yesus Kristus sudah menyelamatkan kita dan menjadikannya sebagai domba-domba yang layak masuk ke dalam kerajaan-Nya.

Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” (Matius 24:44)

Salam kasih dari Sekertariat

 


[ YBA Home Page | Renungan sebelumnya]