RENUNGAN Desember 2011


 

 

 

 

NATAL TANPA YESUS ?

Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. (Lukas 2:20)

Dua puluh tahun silam ketika berjalan-jalan bersama isteri di kawasan belanja Sinyuku-Tokyo di bulan desember dalam rangka tugas negara, terlihat toko-toko dengan hiasan natal warna-warni dengan lampu bergemerlapan dan lagu-lagu natal yang serba meriah meramaikan toko/mal sepanjang jalan. Banyak toko/mal, didepannya berdiri gadis Jepang berpakaian tradisional menyerukan ‘Mari Karimatsu’ (plesetan Merry Christmas) sambil menyilakan yang lewat masuk ke toko/mal mereka. Hiruk pikuk natal tanpa kehadiran Yesus sang juruselamat dinegara yang kristennya cuma 0,7 persen itu tetapi natal pun dirayakan sangat meriah.

Di tengah keramaian itu tiba-tiba seorang wanita indonesia menyapa ‘Masih Ingat Saya?’ Ia mengaku bahwa sekitar 20 tahun sebelumnya ia adalah salah satu anak SD yang ikut kelas sekolah minggu yang dipimpin penulis + pacar yang dikala Natal (disamping natal resmi sekolah minggu di gereja) mengadakan natal sekelas secara tak resmi dirumah pacar penulis. Suatu perjumpaan natal yang tak terduga yang mendatangkan sukacita.

Sungguh suatu oase ditengah kegersangan bahwa ditengah rimba hiruk-pikuk natal tanpa kehadiran Yesus, penulis dan isteri sempat diingatkan Tuhan akan Natal 20 tahun sebelumnya yang indah dirumah bersama sekelas anak sekolah minggu. Bukan sekedar ingatan historis, namun ditengah kegersangan rimba perayaan natal itu kehadiran Yesus dan kenangannya tetap menyertai semua yang hadir dalam perayaan natal itu yang mendatangkan nostalgia yang indah. Si murid SD kemudian menjadi dokter gigi dan menjadi pengajar di Universitas Pajajaran dan kala itu ditugaskan studi lanjut di Jepang. Bagaimanapun menjadi guru sekolah minggu sangat berarti dalam menghidupkan kenangan akan Yesus dan makna kelahirannya bagi anak didik.

Dimana Yesus Di Hari Natal ?

Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa natal sudah terkontaminasi dimana dirayakan secara internasional namun sering tanpa kehadiran Yesus yang sebenarnya dikenang kelahirannya sebagai Tuhan dan Juruselamat yang menebus umat manusia di Betlehem sekitar 2000 tahun yang lalu.

Film Home Alone yang masih sering diputar di TV sekitar hari natal menunjukkan juga bahwa natal dirayakan tanpa kehadiran Yesus, malam natal yang syahdu tanpa menghadirkan Yesus, bahkan nama Yesus sering diucapkan hanya sebagai ucapan sumpah serapah. Di hari natal, anak-anak lebih mengenal santa klaus berjubah merah dengan topi kerucut berjambul merahnya daripada Yesus yang dibungkus kain lampin, anak-anak juga lebih ingat hadiah-hadian natal yang akan diperolehnya daripada ‘Yesus’ yang adalah hadiah terbesar bagi manusia yang telah dikaruniakan Allah kepada umat manusia untuk menebus dosa manusia dan membawa kepada kehidupan yang kekal.

Hiasan pohon terang dengan lampu dan hiasan gemerlapannya lebih mendominasikan pemandangan di mal-mal masakini dihari natal, bahkan pemandangan santa claus yang merupakan perpaduan st. Nicholas (uskup yang mencintai anak-anak) dan dewa Odin Norwegia yang naik kereta terbang ditarik tujuh rusa kutub lebih mendominasikan suasana natal di mal-mal modern.

Yesus nyarus tidak disinggung kecuali terselip dalam lagu-lagu natal yang untungnya banyak yang masih syahdu bunyinya. Dimanakah Yesus di Hari Natal, itulah pertanyaan yang terus-menerus harus direnungkan oleh umat kristen ketika merayakan Natal agar dalam menyusun acara natal tidak sampai tergelincir dan menjadikan ornamen natal dengan dongeng-dongeng yang ditambahkan manusia.

Hari Natal perlu dan layak dirayakan kalau kita takut akan Tuhan Yesus dan mau mengenang kepujian dan kemuliaan-Nya dua ribu tahun yang lalu, namun kita terus harus menghindari godaan kedagingan dengan lebih memberi warna perayaan natal dengan segala dekorasinya daripada makna natal dimana Yesus lahir ke dunia menebus umat manusia. ! 

Akhirnya . . .

Hari Natal selalu akan dirayakan diseluruh dunia baik dengan berita tentang Yesus atau tidak, soalnya hari natal sudah menjadi hari libur sejagat. Namun tugas umat kristen adalah tetap setiap memberitakan Yesus ditengah hiruk-pikuk perayaan natal itu, sehingga Nama Yesus akan terus-menerus dikenang dari generasi ke generasi.

Ibadat keluarga di hari Natal dimana firman tentang kelahiran Yesus dibacakan, dan persekutuan antar anggota keluarga yang diisi kasih dan sukacita seyogyamya menjadi acara natal yang mau tidak mau harus diadakan disamping acara natal di gereja, karena kita harus memulai memberi makna sebenarnya dari natal dimulai dari hati kita, keluarga kita, dan barulah kita ikut menggarami natal di gereja dan diseluruh dunia.

Saudara-saudari ykk, selamat hari Natal disampaikan kepada keluarga besar YABINA ministry, kiranya damai sejahtera Yesus menyertai kita masing-masing dan YABINA dapat terus melayani natal yang menghadirkan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia.

A m i n ! ***

"Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik" (Roma10:15b). Amin!

 

Salam kasih dari YABINA ministry (www.yabina.org)
 

 


[ YBA Home Page | Artikel sebelumnya]