RENUNGAN DESEMBER (2) 1998

 

NATAL DAN TAHUN BARU

Hari Natal baru kita akhiri dan kita memasuki Tahun Baru 1999 yang penuh tanda tanya.

Berbeda dengan tema Natal yang penuh dengan kumandang damai dan sejahtera di bumi, di bumi yang nyata kita melihat bahwa ketidak damaian dan ketidak sejahteraan menghantui manusia. Bencana alam termasuk badai El-Nino sudah dekat dipelupuk mata, gejolak moneter dan perdagangan belum akan berakhir, dan perang-perang makin banyak.

Indonesia jelas akan menghadapi situasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sekalipun akhir tahun 1998 diisi dengan keheningan damai Natal dan awal puasa dimana gejolak demonstrasi mahasiswa ikut terhenti, bulan awal tahun 1999 kita masih akan mengalami suasana tenang sekejab karena suasana puasa dan hari raya Idulfitri masih akan mewarnai kehidupan sosial masyarakat.

Tetapi, kita tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada bulan-bulan sebelumnya, soalnya akar masalah yang menyebabkan gejolak masyarakat belum terselesaikan dan banyak perkara masih menggantung seperti pengadilan mantan presiden Suharto, tindak lanjut soal penculikan para aktivis dan pengadilan kasus Trisakti dan tragedi Semanggi yang belum jelas mau kemana, telah menghasilkan tumpukan bom-bom waktu gejolak perkotaan yang tinggal menunggu waktu kapan akan meledak.

Kampanye Pemilu yang di tahun 1997 ketika ORBA masih berkuasa saja sudah cukup berdarah dan ber-api, bulan-bulan berikutnya kampanye sudah akan digelar termasuk Pemilu itu sendiri yang jelas cukup potensial untuk menghasilkan benturan-benmturan mengingat Pemilu di bulan Juni 1999 kali ini adalah Pemilu untuk mengubah pola ORBA ke pola Reformasi yang sebenarnya, sebab bila tidak maka situasi kekacauan akan terus bergulir tanpa henti. Pemilu yang segera akan disusul dengan Sidang Umum MPR juga potensial akan berjalan dengan diisi gejolak, apalagi bila suara Reformasi kembali tidak didengar dan Pemilu berjalan tidak jurdil;.

Dalam menghadapi situasi demikian perilaku umat Kristen bermacam-macam. Ada yang acuh-tak-acuh dengan kehidupan nyata dan hanya berkutat dengan pengharapan ramalan-ramalan Akhir zaman atau kesaksian-kesaksian pribadi yang membius, ada yang cenderung berperilaku berputar-putar pada ibadat yang bersifat ekstasi rohani yang diisi pujian penyembahan dan tidak ada kena-mengenanya dengan kehidupan sosial kemasyarakatan yang nyata.

Banyak umat Kristen kuatir dan bertanya mengapa sebagai umat beriman mereka harus mengalami derita yang seakan-akan tiada henti?

Di balik semua itu, sebenanrnya umat Kristen memperoleh kesempatan luar biasa untuk menunjukkan iman percayanya, menunjukkan kepasrahannya, dan menunjukkan kesaksiannya justru di tengah kesusahan orang pada umumnya kehidupan Kristiani dapat menjadi penyejuk yang berpengharapan.

Memang konsep ajaran Sukses dan Kemakmuran yang biasa dipromosikan di kalanga tertentu memberikan pengharapan palsu yang bersifat fatamorgana seakan-akan menjadi orang beriman pasti membawa manusia ke alam sukses dan menyenangkan, maka bila kenyataannya tidak begitu banyak umat Kristen demikian menjadi kecewa dan merasa seakan-akan Tuhan meninggalkan mereka. Benarkah begitu?

Dalam Alkitab banyak ditunjukkan bahwa penderitaan adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan umat beriman karena dosa masih ada di bumi dan umat beriman bisa jadi malah harus menghadapi penderitaan yang makin memuncak sampai kehadiran Tuhan kedua kali.

Yang menjadi masalah adalah bagaimana kondisi kita yang menghasilkan penderitaan itu? Apakah itu karena kesalahan kita ataukah itu karena ketidak salahan kita? Yang jelas penderitaan bisa saja terjadi pada tokoh-tokoh iman msepanjang sejarah Alkitan dan Gereja.

Dalam Perjanjian Lama para Nabi banyak yang hidup menderita karena misinya, Musa harus memimpin umat yang bebal dan iapun tidak diperkenankan masuk tanah Perjanjian, Ayub menunjukkan betapa kehidupan beriman nan suci tidak lepas dari penderitaan besar pula demikian pula dengan Daniel. Yesus sendiri menunjukkan bahwa penderitaan adalah bagian dari misi penyelamatan dan para Rasul tidak lepas dari segala macam bentuk penderitaan.

Ada Rasul yang mati syahid dalam umurnya yang masih muda (Yakobus dan Stefanus) ada yang harus dipenggal kepalanya (Yohanes Pembaptis), ada yang harus diasingkan (Yohanes) atau diadili dan dipenjarakan (Paulus) tetapi Rasul Petrus berseru:

"Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatlah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia kepada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya." (I-Pet.2:19-21).

Umat Kristen tidak perlu mencari penderitaan dan adalah tidak benar kalau dikatakan bahwa umat Kristen akan lepas dari penderitaan, tetapi yang perlu dilakukan adalah dalam penderitaan, kita melihat penderitaan itu sebagai kasih karunia Allah pada kita yang harus kita terima dengan syukur, dan lihatlah pendeiritaan Tuhan Yesus sendiri yang begitu berat padahal itulah teladan yang harus kita ikuti.

Karena itu saudara-saudaraku hadapilah hidup pasca Natal ini dengan tanggung jawab untuk ikut mendatangkan damai sejahtera Allah di tengah kemelut duniawi. Berdirilah teguh dan setialah dalam pekerjaan Tuhan, dan kiranya kasih karunia Allah menyertai kita sekalian.

A m i n.

STOP PRESS!!

Mulai Januari 1999, Yayasan Bina Awam disamping renungan bulanan akan menghadirkan forum diskusi, baik mengenai tema-tema Makalah Sahabat Awam yang diterbitkan, renungan homepage maupun pertanyaan lain. Kirimkanlah komenbtar dan pertanyaan Anda melalui

TELAH TERBIT MSA-49

Telah terbit Makalah Sahabat Awam nomor 49 bertema "MLM, Multi Level Marketing" yang membahas berbagai-bagai bentuk MLM, mulai dari MLM semacam Amway, MLM-kosong, Arisan Berantai sampai Surat Berantai dan bagaimana kita menyorotinya dalam terang firman Tuhan. Di Tahun 1999 akan diusahakan ringkasan dari nomor-nomor MSA yang diterbitkan.


[ YBA Home Page | Renungan sebelumnya]