RENUNGAN OKTOBER 1999


BARANG-BARANG TUMPAS

Dalam pelayanan Yayasan Bina Awam di banyak kota dan melalui situs YBA banyak ditanyakan soal buku 'Barang-Barang Tumpas' (BBT, Andereas Samudera, Revival Total Ministry, 1998) yang mempersoalkan "Apakah benar bahwa boneka-boneka harus dimusnahkan?" Diskusi mengenai soal ini diuraikan dalam bentuk Tanya-Jawab berikut: (tanda (h...) dikutip dari halaman buku BBT)

1. Apakah yang disebut sebagai barang-barang tumpas ?

Buku Barang-Barang Tumpas memberikan gambaran apa yang dimaksudkan dengan itu dan menganggap bahwa:

"kehidupan natural ini seluruhnya dikuasai dan dikendalikan oleh alam supranatural ... Tidak ada satu pun malapetaka di dunia ini yang tidak didalangi oleh iblis dan roh-roh jahat dari alam roh ... Banyak masalah dalam hidup seseorang bersumber dari barang-barang tumpas yang ada di dalam rumah orang tersebut ... Dari manakah datangnya roh-roh jahat ini? Seringkali mereka memasuki jiwa seseorang melalui kehadiran barang-barang tumpas yang berfungsi sebagai jembatan dari alam roh ke dalam jiwa orang tersebut." (h.8-11)

"Setiap bentuk kejadian buruk yang membinasakan sebuah keluarga adalah penumpasan: sakit penyakit, kerugian materiil, stress berat, perceraian, kecelakaan, atau kematian yang berturut-turut dalam sebuah keluarga." (h.12)

Lalu, bagaimana menghindari adanya penumpasan itu?

"Untuk memecahkan segala masalah, baik itu penyakit, kegagalan hidup, kegagalan berumah tangga, kecelakaan, maupun segala akibatnya di dunia ini, kita harus memerangi, menyingkirkan, dan memperbaiki keadaan di alam supranatural itu ... Orang seperti ini tidak dapat diobati dengan pil-pil penenang saja, tetapi harus dilayani pelepasan untuk mengusir roh-roh tersebut dari jiwanya." (h.9,11)

Kutipan di atas menunjukkan 'ajaran penyembuhan' yang ekstrim dimana 'seluruh' masalah dianggap dikendalikan oleh alam supranatural tepatnya 'iblis dan roh-roh jahat.' Pandangan ini menganggap bahwa ada kaitan timbal balik antara 'iman-sehat' dan 'tidak beriman - sakit' yang dipukul rata. Benarkah hal ini dari sudut pandang Alkitab? Jawabannya jelas 'tidak'! sebab sekalipun ada penyakit dan malapetaka yang disebabkan oleh dosa atau roh jahat (Mat.9:2,33), banyak contoh menunjukkan sebaliknya.

Yesus mentahirkan orang kusta tanpa berurusan dengan dunia supranatural (Mat.8:3) ... Yesus berbicara soal 'dosa dan penderitaan' yang bersifat umum (Luk.13:1-5) ... Orang buta yang disembuhkan Yesus bukan disebabkan dosa (Yoh.9:3) ... Rasul Paulus mengalami sakit dan sekalipun ia menganggapnya sebagai 'gangguan Iblis,' bagi Tuhan tidak (II.Kor.12:7-10) ... Timotius sakit pencernaannya dan hanya disuruh minum anggur (1.Tim.3:23) ...Trofimus ditinggalkan Paulus dalam keadaan sakit tanpa dilakukan 'pelepasan' (2.Tim.4:20).

Memang benar bahwa mereka yang dirasuk setan tidak bisa diobati dengan pil penenang atau obat melainkan harus dilepaskan, tetapi tidak benar kalau orang 'ketularan flu' atau 'keracunan makanan' harus dilepaskan dengan ditengking sampai muntah, soalnya ia terkena virus atau racun 'natural' dan harus diberi obat penawar. Orang yang tertimpa 'kerusuhan kota' tentu bukan urusan pelepasan. Penyakit bisa juga terjadi karena 'malfungsi, bencana alam atau polusi karena ulah manusia.

Pandangan ekstrim ini membuktikan 'penyembuhan' itu bukan didasarkan Alkitab tetapi kepercayaan 'mistik perdukunan' seperti konsep 'yin-yang' dimana semua penyakit dianggap berasal dari ketidak harmonisan dengan 'irama roh-alam' (pantheisme) atau 'roh-roh supranatural' (animisme, spiritisme), dan bahaya pola pikir demikian adalah sering terjadi banyak penyakit bisa disembuhkan dengan obat tetapi karena dianggap diakibatkan roh' banyak pelepasan 'mengakibatkan penderita tidak tertolong lagi.'

2 Benarkah bangsa Kanaan dan keluarga Akhan dengan emas-perak mereka harus ditumpas karena najis berhala?

"Karena bangsa Kanaan ini memakai tangannya untuk menyembah berhala dan menyiapkan sesaji bagi dewa-dewa mereka, tangan mereka menjadi najis karena ada roh-roh najis yang melekat di tangan itu. Akibatnya, semua benda yang mereka pegang ikut menjadi najis, termasuk emas dan perak." (h.17)

Memang benar bahwa dalam masa PL orang Kanaan dan Akhan, dosa najis berhala mereka sudah keterlaluan sehingga perlu dimusnahkan dan dibakar habis, tetapi dalam PB, Yesus telah memenangkan peperangan ini dan Roh Kudus mendam-pingi umat percaya sehingga 'barang-barang najis berhala' tidak lagi berpengaruh. Yesus dan para Rasul tidak menyuruh orang membakar 'barang-barang najis' melainkan supaya 'bertobat dan meninggalkannya.' Memang ada 'kitab sihir' yang dibakar karena bertobat (Kis.19:19). Ini adalah kasus khusus karena kitab sihir berasal 'si-jahat' tetapi ketika Paulus berbicara di Atena 'ia tidak menyuruh orang membakar berhala!' tetapi 'bertobat' (Kis.17:16-34), demikian juga di Efesus, Paulus tidak menyuruh membakar tumpas 'kuil-kuilan atau patung Artemis' (Kis.19:21-40). Dari konteks ini kita melihat bahwa dalam PB, Roh Kudus telah membebaskan kita dari kutuk sehingga berbeda dengan di masa PL dimana segala sesuatu yang berkaitan harus ditumpas, maka dimasa PB kita harus meninggalkannya kecuali untuk kasus-kasus khusus (patung berhala) yang baik bila dibakar.

"sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut." (LAI, Rom.8:1-2)

"Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." (LAI, Gal.5:1)

Jadi yang diperlukan oleh umat Kristen adalah 'iman kepada Yesus Kristus' yang membebaskan dan bertumbuh dengan 'kuasa Roh Kudus' dan bukan terjatuh kembali kepada praktek-praktek perdukunan (sekalipun berjubah Kristen) yang menyeret seseorang menjadi bergantung pada 'dukun-dukun penyembuh.'

3 Dalam PL umat Israel dilarang menyembah berhala. Apakah ada pengaruh patung itu bagi yang menyembah?  

"Bila seseorang menyembah berhala, roh dewa atau setan yang disembah melalui berhala itu akan merasuki, mendiami, serta menguasai jiwa si penyembah berhala ... Ikatan batin atau ikatan jiwa adalah hubungan antara jiwa seseorang dengan seseorang lainnya atau dengan benda-benda tertentu. Ikatan-ikatan seperti itu dapat menjadi saluran yang akan dipakai oleh roh-roh yang ada di alam roh ini untuk memasuki jiwa seseorang." (h.29,52)

Dalam PL pengaruh itu ada karena itu harus dimusnahkan, tetapi dalam PB 'darah Yesus' dan 'kuasa Roh Kudus' telah memenangkan perang sehingga Paulus mengucapkan:

"Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia ... mereka harus bertobat ... apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa" (LAI, Kis.17:29-30; 19:26).

Jadi dalam konteks PB yang penting adalah 'manusianya' (yang harus bertobat) dan 'bukan berhalanya' (yang sudah hilang pengaruhnya) dan kalau berhala itu potensial menyeret orang kembali kepada penyembahan (seperti buku sihir) baru dibakar, bukan karena benda itu ada rohnya atau menjadi saluran yang akan dipakai oleh roh-roh untuk memasuki jiwa seseorang, tetapi agar tidak disembah oleh orang lain dan dijadikan berhala lagi!

4. Benarkah bahwa "Tuhan melarang pembuatan segala patung dan segala yang                 berbentuk mahluk Hidup?" (h.48) dan apakah itu juga berarti bahwa kita harus                      memusnahkan semua patung, lukisan, dan foto?

"di alam roh terdapat mahluk-mahluk rohani dengan berbagai bentuknya ... Bila melihat patung atau gambar dirinya ada di dalam sebuah rumah, mahluk-mahluk dari alam roh ini akan merasa memiliki hak untuk datang dan berkeliaran di dalam rumah tersebut, sama seperti bila Anda memasang gambar atau foto seseorang bintang film atau tokoh sejarah yang Anda kagumi di dalam rumah Anda, itu berarti Anda memberikan penghargaan kepada tokoh itu." (h.56)

Memang dalam Kel.20:4-5 & Ulg.4:15-20, Tuhan melarang umat 'membuat patung dan menyembahnya,' tetapi kita harus sadar bahwa yang dimaksudkan dengan 'patung' dalam ayat-ayat itu dalam bahasa aslinya berarti 'patung berhala' (pehsel). Jadi tepatnya adalah larangan 'membuat patung berhala dan menyembahnya.' Adalah mengada-ada kalau semua 'yang berbentuk mirip dengan yang di bumi' dianggap 'patung' berhala apalagi kalau 'lukisan dan foto' juga dijadikan kambing hitam.

Penginjil-penginjil yang mengajar demikian jelas mau memberi 'kuk-kuk' dan 'taurat-taurat' baru kepada umat agar umat bergantung kepada mereka. Jelas ini 'meremehkan penebusan Kristus di Golgota' dan menggantinya dengan 'penginjil-penginjil yang mengklaim dirinya memiliki Roh Kudus dan diurapi kuasa.'

5. Bolehkah barang tumpas diberikan kepada orang lain?

Alkitab menyebut bahwa kecuali 'patung berhala,' sebenarnya yang lain-lain 'bukan' barang tumpas, jadi yang pertama baik dibakar karena potensinya mempengaruhi dirinya lagi & orang lain, tetapi yang kedua tidak salah untuk dimiliki atau diberikan kepada orang lain. Menarik menyaksikan sikap buku BBT yang mendua. Suatu kali disebut 'harus dibakar habis' (h.19) karena bila tidak seperti membuang kotoran anjing ke halaman orang lain (h.20) tetapi di kali lain dianjurkan dibuang ke halaman orang lain:

"Saya merasa tidak sejahtera dengan keberadaan dua buah kura-kura itu. Coba usahakan agar kedua kura-kura itu disingkirkan dari rumah ini. Taruhlah ditempat lain, asalkan tidak berada di rumah dimana keluarga Anda tinggal." (h.60)

Janganlah kita menjadikan patung seni (Kis.17:29) dan binatang yang diawetkan sebagai korban 'kambing hitam' fanatisme apalagi merasa bahwa setelah dibakar gangguan hilang, padahal 'belum tentu hilang' tetapi yang jelas 'barang seni itu yang hilang.' Ingat Yohanes Pembaptis memakai jubah bulu unta (Mat.3:4) dan tidak berdampak apa-apa dan tidak ada roh-roh unta yang menganggunya.

6. Benarkah juga bahwa boneka-boneka adalah penghubung alam roh setan dan                  harus ditumpas?

"boneka-boneka itu sebenarnya adalah patung-patung yang meng-hubungkan anak-anak mereka dengan alam khayal dan alam roh setan-setan ... Kehadiran barang-barang itu telah melanggar Firman Allah dan hal itu dimanfaatkan oleh setan-setan dan roh-roh jahat untuk membawa sakit penyakit dan tekanan jiwa atau stress ke rumah Anda." (h.62,78)

Kembali disini perlu diingatkan bahwa (1) 'patung berhala' yang harus ditumpas jadi bukan semua patung! (2) dalam PB kuasa patung sudah dihancurkan! Jadi dalam terang firman PB kita sudah menang dan jangan lagi terikat 'larangan baru.'

"Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. Perturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi." (LAI, Kol.2:20-23)

Tetapi bagaimana dengan 'pembakaran boneka yang benar-benar menyembuhkan?' Jawab atas pertanyaan ini adalah 'apakah memang pembakaran boneka itu yang menyembuhkan?' Soalnya 'banyak kejadian yang disangka sembuh (padahal belum) di kait-kaitkan dengan pembakaran boneka!' Di dunia dapat dikata semua rumah tangga Kristen (kecuali yang terpengaruh ajaran BBT) memiliki banyak boneka dan umumnya mereka hidup dalam kemenangan dan damai sejahtera, sebaliknya dalam buku BBT disebut banyak yang sudah dilepaskan sebelum 'boneka dibakar' atau bahkan 'boneka sudah dibakar tidak sembuh juga!' Sebuah kasus menarik yang bisa dijadikan pelajaran adalah:

Sinta, isteri Harjono, sakit Lupus yang menyebabkan kulit pipi, kaki dan lengannya bengkak dan sensitif selama bertahun-tahun dan tidak ada dokter dan obat yang bisa menyembuhkannya. Andereas Samudera kemudian mengatakan: "Saya rasa penyakit ini adalah sebagai akibat kehadiran patung-patung atau boneka di dalam rumah Anda ... Barang-barang itu sebaiknya Anda musnahkan saja!" Kemudian dibawa dua karung penuh berisi boneka dan setelah diperiksa dikatakan: "Ia kemudian mengeluarkan salah satu dari lima boneka itu yang bentuknya mirip seorang nenek tua, nenek sihir. Saya amat terkejut ketika melihat mata boneka itu. Matanya terbuat dari kaca, bersinar amat jahat, dan menusuk sangat tajam ke mata saya." Kemudian boneka-boneka itu dibakar. Disebutkan ketika boneka dibakar kondisi Sinta membaik tetapi esok malamnya kambuh sehing-ga barang-barang tumpas lainnya dibakar karena saudara mereka menyerahkannya untuk ikut dimusnakan dan ini mempengaruhi Sinta dan dikatakan "Rupanya, Sinta adalah seorang wanita yang amat sensitif terhadap dunia roh. Tidak mengherankan, ia menjadi tidak sehat lagi karena kehadiran barang-barang seperti itu." Kemudian setelah BBT dimusnahkan dan Sinta didoakan ia pulih kembali tetapi suatu hari kambuh dan dianggap "Rupanya masih ada serangan balik dari kuasa kegelapan yang menyertai boneka-boneka jahat itu." Kelihatannya kali ini Haryono sudah tidak mempercayai Andereas sehingga Sinta dibawa berobat ke Singapur dengan membawa pendeta lain, ia bertanya "mengapa tidak menilpon saya?" Setelah dioperasi Sinta meninggal dan Andereas mengatakan "Sayang andaikan semua hamba Tuhan mengetahui perkara boneka-boneka dan patung-patung, niscaya Sinta masih dapat ditolong ... Masalahnya bukan Tuhan menghendaki ia pulang ke surga, melainkan kurangnya pemahaman terhadap tipu daya licik si iblis semata-mata!" (h.70-75)

Kasus ini jelas menunjukkan praktek 'perdukunan' dan boneka dijadikan kambing hitam. Boneka nenek sihir dan dua karung lainnya sudah dibakar, sembuh & kambuh karena ada boneka lagi yang mesti dibakar, sembuh lagi tetapi kambuh lagi karena dianggap ada 'serangan balik roh si jahat.' Seperti biasa seorang dukun akan membuat pasien bergantung kepadanya "mengapa tidak menilpon saya?" ... Akhirnya ketika Sinta meninggal dan berkarung-karung boneka sudah dibakar, dikatakan bahwa masalahnya ada pada 'kurangnya pemahaman terhadap tipu daya di iblis' dan hanya 'si dukunlah' yang bisa melepaskan! (sampai kapan?)

Perlu diketahui bahwa 'Lupus Erythematosus' adalah penyakit radang jaringan penunjang tubuh yang menghasilkan metabolisme protein yang biasanya menyerang wanita muda. Penyakit ini bisa ringan dan mudah disembuhkan tetapi bisa berat tanpa bisa ditolong. Penyakit ini mulai dengan menyerang kulit dan sendi dan bisa berkembang ber-angsur-angsur menyerang ginjal, jantung, paru-paru, usus, sistem-saraf, hati dan limpa. Gejala penyakit ini adalah dialaminya kondisi kam-buh, membaik kemudian kambuh kembali secara berulang-ulang. Penyakit ini juga sering menimbulkan komplikasi timbulnya penyakit lain (Ensyclopedia International).

Perlu berhati-hati untuk tidak mengkaitkan gejala penyakit dengan dibakar atau tidaknya boneka. Bahaya cara penyembuhan 'ala dukun' ini adalah bahwa penyakit yang mestinya dalam stadium dini bisa disembuhkan dengan obat, dengan kepercayaan yang mengkambing-hitamkan boneka dan menolak obat, bisa-bisa malah terlambat & meninggal. Dan, berbeda dengan dokter, dukun tidak bisa dimintai pertanggungan jawab 'mal-practice,' soalnya 'nasehat dukun klenik' belum dijangkau undang-undang!

"Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (LAI, Mat.11:28).


[ YBA Home Page | Renungan sebelumnya]