RENUNGAN-4 2003
[_private/r_list.htm]SARS dan Kita
“Yesus berkata kepada mereka: Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki.” (Matius 16:6).
Majalah Newsweek edisi 5 Mei 2003 memuat cerita sampul dengan judul: “SARS, Can It Be Stopped?” Dalam waktu beberapa bulan terakhir ini Sindroma Saluran Pernafasan Akut merupakan wabah yang menakutkan di seluruh dunia dimana wabah ini meluas ke lima benua dengan cepat dan telah mengakibatkan ribuan orang dirawat di rumah sakit dan ratusan orang meninggal dunia. Wabah SARS seakan-akan tidak lagi bisa dihentikan dan menyebar dengan luas, namun beruntung bahwa majalah yang sama memuat data statistik yang menggembirakan, dimana sejak pemunculannya di awal tahun ini dan penyakit ini mengalami puncak kejayaannya pada bulan Maret, kemudian diketahui terus merosot sehingga kita dapat bersyukur bahwa tak lama lagi penyakit ini akan tertanggulangi dan kekuatiran dunia dapat dilenyapkan.
Salah satu gejala penyakit ini adalah penyebarannya yang cepat melalui hubungan kontak pernafasan antar manusia, dimana ada manusia bertemu, di sana wabah ini menyebar, itulah sebabnya tempat-tempat pertemuan manusia seperti pasar, bandara, stasiun, pelabuhan, rumah sakit, dan tempat-tempat wisata merupakan sarana ampuh dalam penyebaran SARS. Hal lain yang kita lihat dalam menghadapi wabah ini adalah bersatunya pemerintah-pemerintah di dunia khususnya badan-badan kesehatan untuk bersama-sama berusaha menanggulangi penyebaran wabah ini.
Kasus SARS bisa kita lihat secara kasat mata karena banyak kita jumpai orang-orang memakai masker penutup hidung dan mulut yang dipakai di tempat-tempat umum, mereka yang terbaring di rumah-rumah sakit khusus, namun kita perlu merenungkan, apakah kita juga telah bekerjasama melakukan kewaspadaan tinggi dalam menanggulangi penyebaran virus sindroma moral etika yang juga menyebar dengan cepat?
Serbuan budaya modern dengan pornografi dan kehidupan hedonismenya melalui kemewahan, kecanduan obat terlarang dan alkohol, dan kecanduan kehidupan tanpa moral, telah sejak lama menyebar keseluruh dunia lebih dari SARS. Surat kabar, majalah, film, TV maupun VCD telah menyebarkan siondroma penyakit moral etis lebih lama dan lebih meluas tanpa bisa dibendung dengan masker atau vaksin apapun.
Di Indonesia, khususnya Jawa Barat, penyebaran narkoba sudah cukup gawat, bahkan dikatakan di Bandung, angka itu cukup tinggi bila dibandingkan dengan tempat-tempat lain di Indonesia. Di Bandung jutaan VCD porno berhasil dibersihkan dari trotoar jalan, dan ribuan botol miras sudah dihancurkan, tapi berbeda dengan SARS yang menunjukkan grafik penurunan, rasanya grafik penyebaran narkoba, miras dan sindroma dosa moral etis lainnya makin meningkat dari tahun-ke-tahun dan menyerang anak-anak muda usia (SARS hanya menyerang orang dewasa).
Keprihatinan dunia akan sindroma dosa moral-etis ini harusnya lebih ditingkatkan menghadapai wabah yang tidak kelihatan namun lebih berbahaya itu. Kerjasama regional maupun internasional seharusnya juga digalakkan sama halnya galaknya kerjasama penanggulangan yang dilakukan terhadap wabah SARS.
Sama halnya dengan usaha karantina terhadap penderita SARS, demikian juga seharusnya dilakukan karantina terhadap buku, majalah, VCD yang berbau sadisme dan pornografi. Penyakit rohani yang kian lama kian mencengkeram generasi muda di tanah air.
Yesus dalam percakapan dengan para murid-Nya mengatakan agar kita berhati-hati terhadap ragi orang Farisi dan Saduki, ragi ini menggambarkan bagaimana pengaruh ajaran yang melawan ajaran Yesus dapat menyebar ibarat ragi yang mengkhamirkan roti. Ajaran Farisi dan Saduki modern adalah ajaran fanatisme yang memutlakkan fundamentalisme di satu pihak dan juga yang memutlakkan liberalisme di pihak lain.
Ibarat ragi maupun ibarat SARS, penyebaran fundamentalisme maupun liberalisme bukan saja membawa manusia kepada kemerosotan moral-etis, namun juga membawa umat kepada ketiadaan iman, bahkan lebih jauh kepada penolakan akan Tuhan. Suatu sikap atheisme yang sama dampak negatifnya dengan fanatisme fundamentalis.
Kita juga perlu prihatin pada tahun-tahun terakhir ini, dimana penyebaran okultisme yang memuja hal-hal misteri, sihir, dan setan, ternyata telah menyebar dengan luar biasa melalui buku, majalah, film (jenis Harry Potter), dan terutama melalui film-film TV. Nyaris semua siaran TV sekarang seakan berlompa menghadirkan dunia klenik, misteri maupun satanisme ke hadapan pemirsa yang dengan kasat mata bisa dilihat semua tingkat usia yang bisa menonton TV. Kita perlu memprihatinkan semua gejala ini dan bersama-sama mengusahakan agar virus ajaran yang menyesatkan itu bisa dihilangkan dari muka bumi.
Dari semua itu, khususnya menanggulangi penyebaran virus moral-etis, virus ketidak-tepatan dalam beriman dan beragama, dan terutama virus penyesatan okultisme, seharusnya kita semua belajar untuk bersama-sama bersatu padu dalam menegakkan nilai-nilai moral beragama maupun nilai-nilai imani sesuai kehendak Allah agar semua yang kita lakukan didunia makin meluas dan menyebar tetapi membawa dampak keselamatan yang besar bagi umat manusia, karena demikianlah kehendak Allah atas umat manusia.
Ya Tuhan, datanglah kerajaan-Mu dan jadilah Kehendak-Mu di bumi ini! Amin.
Salam kasih dari Herlianto & YABINA ministry