Saksi Bagi Kristus februari_ 2010



03 - CHURCH OF GOD
 


 

 “Melanjutkan pembahasan ‘Tritunggal’ (S09 – www.yabina.org) yang melibatkan aliran gereja yang timbul pada abad XIX, perlu dibahas nama ‘Church Of God’ (COG) yang banyak sekali digunakan oleh gereja yang berlatar belakang Pentakosta dan Adventis. Namun hanya akan dipilih 6 nama untuk dibahas yaitu gereja COG yang dewasa ini aktif mengirimkan utusan misi ke Indonesia, yaitu: Church of God (COG); Church Of God, 7thday (COG,7thday); Worldwide Church Of God (Worldwide COG); The United Church Of God (The United COG); The Living Church Of God (The Living COG); dan Church Of God in Korea (COG in Korea).”

Pada abad XIX timbul banyak aliran yang cenderung bersifat sektaris dan kultus, yaitu Mormon, Christian Science, 7thday Adventist, dan Jehovah Witnesses (Saksi-Saksi Yehuwa). Keempatnya membentuk organisasi yang solid dengan jumlah anggota yang jutaan, namun disamping itu juga terbentuk banyak aliran sempalan yang kecil-kecil dengan jumlah anggota dibawah atau lebih dari seratus ribu anggota. Memang ada Church of God (COG) yang berfaham Trinitarian dan merupakan gereja Pentakosta tertua dan lebih condong bergabung dengan gereja-gereja arus-utama dan tidak dikategorikan sebagai sektaris, namun ada juga yang menggunakan nama dengan COG tetapi keluar dari keyakinan tritunggal menjurus kepada sikap sektarian dan kultus berfaham Binitarian, Sabelian, atau Arian (seperti SSY).

CHURCH OF GOD (COG)

Church Of God adalah gereja berlatar belakang Holiness yang didirikan tahun 1886 di Tennessee. R.G.  Spurling  anak Richard. Spurling, seorang pendeta Baptis, bersama W.F. Bryant merintis COG yang tidak bersifat sektarian dan menjalin hubungan dengan gereja pada umumnya dan menjadi anggota ‘National Association of Evangelicals.’ Pada tahun 1896 di jemaatnya dialami peristiwa pentakosta yang kemudian menjiwai ajaran COG selanjutnya dan tetap mengakui keyakinan Trinitarian, yaitu percaya akan ‘Allah yang Esa dengan tiga pribadi Bapa, Anak, dan Roh Kudus.’ Gereja ini adalah gereja pentakosta tertua dan terbesar kedua setelah ‘Assembly of God’ dan kini memiliki keanggotaan di seluruh dunia lebih dari 6 juta dan beroperasi di 150 negara. Di Indonesia sudah lama menjalin hubungan dengan Gereja Bethel Indonesia (GBI, H.L. Senduk) dan membantu pembiayaan pembangunan Seminari Bethel di Jakarta.

            Gereja ini dalam sejarahnya sempat berpecah menjadi beberapa aliran pentakosta yang menggunakan nama COG dengan label tambahan seperti a.l. COG of Prophecy dibawah A.J. Tomlinson (1923), maka untuk membedakannya COG diberi label COG (Cleveland, Tenessee).

CHURCH OF GOD, Seventh day  (COG, seventh day)

Dari Adventisme dibawah William Miller (1831, Trinitarian) timbul aliran yang menekankan perhitungan Akhir Zaman yang meramalkan bahwa Yesus akan datang kembali pada tahun 1843 (kemudian digeser 1844). Sejak abad XIX dan memuncak pada tahun 1920-an di Amerika pengaruh lobi yahudi sangat kuat, pengaruh mana kemudian mempengaruhi aliran-aliran baru abad XIX itu seperti ajaran Sabat, nama Jehovah/Yahweh, maupun perayaan 7 hari raya yahudi di kalangan kristen disamping ajaran Akhir Zaman.

Dari Adventisme kemudian muncul aliran:

(1) 7thday Adventist (Ellen Gould White, 1860, Trinitarian) yang menambahi ajaran Akhir Zaman Miller dengan pengudusan Hari Sabat (hari ketujuh);

(2) Jehovah Witnesses (Saksi-Saksi Yehuwa, 1884) yang menganut faham Arian, yaitu ‘Allah itu Esa bernama Jehovah dan Yesus adalah ciptaan yang lebih rendah dari Bapa, dan Roh Kudus sekedar tenaga aktif Allah’ dan meramalkan bahwa Yesus datang pada tahun 1914; dan

(3) COG, seventh day (1858), yang juga mengakui ajaran Sabat namun menolak Mrs. White sebagai nabi.

‘COG, seventh day’ berbeda dengan aliran Adventist pendahulunya, dan menganut Binitarian yang semi Arian, yaitu percaya bahwa ‘Allah itu berpribadi dua, Bapa dan Anak, namun Anak lebih rendah tingkatnya dari Bapa, dan Roh Kudus hanya tenaga aktif Allah mengikuti keyakinan JW,’ Jemaat ini beranggotakan 300.000 di 25 negara. Jemaat COG, 7thday Salem (1933) memisahkan diri kemudian pecah lagi menjadi Assembly of Yahweh (Clarence Dodd, 1937), dan gembala COG, 7th day Oregon yang pro-Salem mendirikan Worldwide Church of God (Herbert Armstrong). Assembly of Yahweh seperti COG,7thday ‘menekankan Sabat tetapi lebih jauh merayakan Pasah dan ketujuh hari raya Yahudi dan memulihkan nama YHWH’ (disebut Sacred Name Movement / Gerakan Nama Suci. Lihat SNM di www.yabina.org).  Assembly of Yahweh kemudian berpecah-belah menjadi puluhan aliran SNM sempalan dan sejak 1951 telah menerbitkan belasan ‘Kitab Suci’ yang menggunakan Bible yang sudah ada dan mengganti beberapa nama terutama nama YHWH. SNM ada yang menganut sabbelian, binitarian, dan arian. Di Indonesia pengaruh aliran SNM/GNS masuk sejak 3 dasawarsa yang lalu dan dalam 7 tahun menerbitkan 3 versi ‘kitab suci’ yang memulihkan nama suci itu.

Worldwide CHURCH OF GOD (Worldwide COG)

Herbert Armstrong terpengaruh ajaran COG, seventhday kemudian diangkat menjadi pendeta di COG, seventhday Oregon (1931), dan aktif mengembangkan pelayanan Radio COG dan menerbitkan majalah The Plain Truth dan kemudian mendirikan Ambassador College dan menerbitkan majalah Ambassador. Kedua majalah itu disebarkan ke seluruh dunia dan banyak beredar di Indonesia juga.

Sebagai warga COG, seventhday, ia memihak kelompok COG, 7thday Salem yang ‘merayakan Sabat, dan merayakan pasah dan 7 hari raya yahudi,’ dan lebih dari itu ia mengajarkan bahwa ‘orang Inggeris dan Amerika itu adalah keturunan kesepuluh suku Israel Utara.’  Pandangannya dianggap ekstrim menyebabkannya diberhentikan dari COG, seventhday (1937), namun Armstrong meneruskan pelayanan Radio COG yang kemudian diubah namanya menjadi Worldwide COG (1968).

Seminggu sebelum meninggal dunia, Armstrong memilih secara pribadi penerusnya, penginjil Joseph W. Tkach Sr.(1986). Dibawah Tkach kemudian dilanjutkan anaknya Joseph W. Tkack Jr, dilakukan reformasi ajaran Worldwide COG kearah faham Injili dan bergabung dengan National Association of Evangeliscals, dan agar sesuai dengan jiwa reformasi, kemudian namanya diubah menjadi Grace Communion International (2009). GCI kembali kepada keyakinan Trinitarian dan meninggalkan ajaran Sabbatarian dan beribadat di hari Minggu. GCI saat ini memiliki 47.000 anggota dan melayani di 100 negara. Perubahan ini menyebabkan kalangan yang setia kepada ajaran asli Armstrong memisahkan diri sehingga setengah anggota Worldwide COG memisahkan diri dan terpecah belah dalam berbagai gereja, a.l. Global Church of God (1992) dan disusul The United COG (1995) yang adalah sempalan terbesar.

The United CHURCH OF GOD (The United COG)

The United Church Of God berdiri tahun 1995 yang adalah aliran sempalan terbesar dari Worldwide COG setelah terjadinya reformasi yang dilakukan oleh presiden J.W. Tkach, dan dipimpin oleh presiden pertama David Hulme (kemudian ia meninggalkan The United COG pada tahun 1998 setelah diturunkan sebagai presiden). The United COG adalah aliran terbesar yang memisahkan diri dari Worldwide Church of God.

The United COG mengikuti ajaran asli Armstrong yang ‘binitarian-arian dan Sabbatarian termasuk merayakan pasah dan hari raya Yahudi, dan kepercayaan bahwa Inggeris dan Amerika adalah keturunan suku israel yang terhilang.’ The United COG juga melayani sampai ke Indonesia terutama melalui literatur dan internet dan menarik banyak umat kristen di Indonesia.

The Living CHURCH OF GOD (The Living COG)

Roderick C. Meredith penginjil yang diangkat langsung oleh Armstrong, tidak setuju dengan adanya reformasi ajaran yang terjadi dalam Worldwide Church of God yang mengarah ke faham Injili, kemudian memisahkan diri dan menjadi presiden Clobal Church Of God pada tahun 1992. Setelah pemberhentian yang kontroversial sebagai presiden pada tahun 1998, ia dengan para pengikutnya segera mendirikan The Living Church of God. The Living COG memiliki sekitar 300 sidang di 50 negara dengan jumlah anggota sekitar 10.000. Gereja ini aktif melayani melalui radio dan televisi termasuk menyelenggarakan online university dan sudah membuka situs dalam bahasa Indonesia pula.

Ajaran The Living COG meneruskan ajaran asli Worldwide COG dibawah Armstrong, termasuk ajaran ‘binitarian-arian bahwa Allah itu satu terdiri dari dua pribadi dan roh kudus adalah tenaga Allah. Juga menjalankan ajaran Sabat, pasah dan hari-hari raya yahudi.

CHURCH OF GOD in Korea (COG in Korea)

Church of God in Korea mengaku mewarisi semangat Roh Kudus dan memiliki kemiripan dengan COG, seventhday yang binitarian dan sabbatarian namun juga sabelian karena menganggap ‘Allah itu satu bernama Elohim God, terdiri dari Allah Bapa (God the Father) dan Allah Ibu (God the Mother), sedangkan Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah penyataan Allah dalam PL, PB dan Masakini.’ Pandangan binitarian yang unik yang berbeda dengan COG, seventhday itu didasarkan penafsiran Kej.1:26-27 dimana disebutkan bahwa ‘Allah menciptakan manusia atas gambarnya, maka karena yang diciptakannya adalah laki-laki dan perempuan, demikianlah gambar Allah itu Bapa dan Ibu.

Mereka percaya bahwa Kristus telah datang kembali sebagai orang Korea yang bernama Christ Ahnsahnghong yang menerima pembaptisan pada tahun 1948, ia kemudian mendirikan Church of God in Korea pada tahun 1964 yang adalah satu-satunya gereja yang benar di dunia. Pada tahun 1985 ia meninggal; dunia (ascended). Sebagai konsekuensi ajaran successive Sabelian gereja ini percaya bahwa Christ Ahnsahnghong juga adalah Roh Kudus yang hadir ditengah umat. Keselamatan hanya ada dalam kepercayaan akan nama Christ Ahnsahnghong.

Aliran Messias Korea ini perkembangannya sangat fenomenal terutama memanfaatkan dengan baik komunitas tenaga kerja Korea yang bekerja di seluruh penjuru dunia (termasuk di Indonesia) sehingga dapat membuka cabang-cabang dimana banyak orang Korea berada. Dalam umurnya yang baru setengah abad, diakui sudah terbentuk lebih dari 100 cabang di seluruh dunia dengan jumlah anggota 1 juta orang. ***

Salam kasih dari Yabina Ministry www.yabina.org


 


 SBK Sebelumnya