Saksi Bagi Kristus | maret_ 2011

SEKTE DAN MISTIK

SaksibagiKristus memberi informasi kepada gereja dan umat kristen tentang gerakan kultus/sekte yang timbul di abad XIX yang dewasa ini bermunculan kembali. Aliran kultus/sekte umumnya berpusatkan ajaran tokoh yang dikultuskan, bersifat elitis/eksklusif yang menganggap diri sendirilah yang benar dan yang lain salah, dan berantitesa dengan persekutuan gereja yang am. Baca artikel yang berkaitan di www.yabina.org.

Sejarah Gereja Kristen terutama pada abad XIX dipenuhi timbulnya banyak aliran kultus/sekte yang biasanya bereaksi terhadap kesuaman gereja pada umumnya, dan mencari kompensasi ajaran tertentu yang diyakini secara elitis dan eksklusif.

Setidaknya ada lima kecenderungan yang menonjol pada aliran kultus/sekte abad XIX, yaitu:
(1) Menolak Allah Tritunggal (2) Keselamatan Karena Perbuatan; (3) Eskapisme ke Akhir Zaman; (4) Premordialisme Yudaik; dan (5) Mistik (monisme). Empat pertama sudah dibahas dalam artikel SaksibagiKristus yang terdahulu (lihat
www.yabina.org).

(1) Menolak Allah Tritunggal adalah salah satu kecenderungan yang terjadi dalam diri kultus/sekte abad XIX. Jehovah Witnesses (JW, Saksi-Saksi Yehuwa) terpengaruh Arianisme menganggap Yesus ciptaan yang lebih rendah dari bapa dan roh kudus sekedar tenaga aktif Allah. Penolakan Tritunggal oleh JW ini juga mempengaruhi kalangan sempalan 7thday Adventist dalam diri organisasi COG 7thday. COG 7thday yang hanya mengaku Yesus sebagai Allah tetapi lebih rendah dalam ranking dengan bapa. Ini diteruskan Sacred Name Movement (SNM / Gerakan Nama Suci) yang menganut Sabelianisme dalam hal Bapa dan Kristus dan mengikuti JW menganggap roh kudus hanya tenaga aktif/batin Allah.

(2) Keselamatan Karena Perbuatan hampir merata ditekankan oleh aliran kultus/sekte abad XIX. Christian Science menekankan keselamatan pada hasil pikiran manusia; Mormon menekankan keselamatan karena usaha diri sendiri dengan kehendak bebasnya; 7thday Adventist, COG 7thday, dan SNM menekankan pemeliharaan Sabat dan Makan Makanan Halal; sedangkan Jehovah Witnesses (JW/Saksi-Saksi Yehuwa) menolak penebusan Kristus dan menekankan menjalankan perintah Jehovah;

(3) Kecenderungan Eskapisme ke Akhir Zaman dengan kasat mata terlihat dari ajaran 7thday Adventist (1843/1844) dan Jehovah Witnesses yang menekankan ramalan Akhir Zaman dengan menghitung-hitung tahun kedatangan Tuhan Yesus (1914);

(4) Kecenderungan Premordialisme Yudaik terlihat dari aliran yang ingin kembali kepada ajaran yudaik seperti Mormon yang menekankan bahwa suku Israel kuno yang terhilang sebenarnya hijrah ke Amerika dan keturunannya mewahyukan kitab Mormon, 7thday Adventist dan COG 7thday menekankan Taurat Yahudi terutama perintah Sabat, JW dan SNM (yang juga memelihara Taurat Yahudi) menekankan penggunaan nama Ibrani Jehovah atau Yahweh;

(5) Kecenderungan Mistik (monisme) dijumpai pada banyak  aliran kultus/sekte pada abad-19 dimana keberadaan Allah Tritunggal sebagai Tuhan pencipta langit dan bumi direndahkan dan manusia ditinggikan.

Kecenderungan Mistik/Monisme |

Sebagai reaksi terhadap rasionalisme yang materialistis, pada abad-19 berkembang aliran mistik modern yang menekankan kekuatan batin. Aliran New Thought dirintis Phineas P. Quimby yang terpengaruh Spiritisme dan tehnik hipnotis Mesmerisme (animal magnetism) bahwa penyakit itu adalah kelemahan batin dan penyembuhannya dengan cara hinotis maupun secara batin melalui pikiran, dari sini berkembang mind cure. Ajaran mind cure diagamakan oleh pasien dan muridnya bernama Mary Baker Eddy yang membentuk aliran Christian Science (CS) dan Mary menuliskan ajaran itu kedalam buku ‘Science and Health with key to the Scriptures.’ CS tidak mengakui hakekat materi dan mempercayai realitas segala sesuatu adalah roh termasuk penyakit karena itu penyakit yang bersifat rohani itu harus disembuhkan melalui pemikiran (mind cure). Agak berbeda dengan ajaran mistik (monisme) yang berkembang dalam masyarakat sekuler disekitarnya, CS mengawinkannya dengan ajaran kristen dengan maksud sama namun dengan memasukkan istilah dan pengertian kristen ke dalam faham mind curenya, karena itu kemudian disebut sebagai Theomonisme. Ajaran mind cure yang semula dimaksudkan untuk penyembuhan sakit-penyakit kemudian pada abad-20 menjiwai pelatihan positive thinking dan kemudian human potential movement (pengembangan pribadi/pelatihan motivasi) yang ditujukan untuk realisasi diri dan sukses bisnis.

Charles Filmore adalah murid Mary Baker Eddy dan setelah mengalami kesembuhan melalui mind cure menulis buku Modern Thought (1889). Ia tidak bergabung ke dalam CS melainkan membentuk kelompoknya sendiri dan disetiap akhir pelajaran yang diberikannya, sebagai disiplin mental ia selalu mengatakan: “I am the Christ of God. … kesempurnaan saya sekarang dibentuk dalam pikiran ilahi (divine mind).” Ucapan ini menggambarkan bahwa kekristenan yang terpengaruh mistik cenderung bergeser dari berpusat Kristus kepada berpusat diri sendiri, kesempurnaan karena usaha sendiri.

Bila Christian Science menjadikan Allah Tritunggal yang berpribadi menjadi sekedar roh, maka beberapa aliran kultus/sekte sezamannya melakukan bongkar pasang kekristenan historis dengan tujuan yang mengarah pada penurunan pribadi Tuhan menjadi sekedar roh atau tenaga batin saja. Mormon menekankan tidak ada surga atau neraka dan manusia adalah pusat didalamnya yang dilahirkan roh Allah sama halnya Yesus. Allah digambarkan sebagai manusia dan disebut sebagai ‘super human’ dan manusia tidak memiliki dosa asal sehingga dengan kehendak bebasnya bebas memilih jalan hidupnya sendiri dan bila ia berhasil ia menjadi ‘ilah’ juga seperti Allah. Konsep ini mirip dengan konsep mistik micro cosmos – macro cosmos, hanya disini keberadaan kekuatan semesta digambarkan dipenuhi mahluk manusia dengan puncaknya Allah sebagai super-human, karena itu Mormonisme juga disebut mempercayai ‘theomonisme’ juga.

| New Age Movement (Gerakan Zaman Baru)

Pengaruh faham theomonisme itu kemudian bangun kembali sejalan dengan masa posmo (postmodernisme) pada abad XX khususnya setelah tahun 1960-an dalam bentuk New Age Movement (Gerakan Zaman Baru) yang menekankan pribadi manusia dengan pikirannya sebagai pusat. Christian Science dengan mind curenya melahirkan aliran-aliran Positive Thinking dan Human Potential Movement (Gerakan Pengembangan Diri) yang ditawarkan banyak pelatihan Motivasi dewasa ini.

Ajaran Mormon mengenai ‘kehendak bebas manusia dan kebebasan memilih jalan hidupnya sendiri untuk mencapai hasil’ kemudian dipopulerkan dalam buku dan pelatihan ‘The 7 Habits’ oleh Covey. Stephen Covey adalah penatua gereja Mormon yang kemudian menyusun pelatihan misi Mormon dengan judul ‘Devine Center’ (1987), kemudian karena menarik orang-orang bisnis tahun berikutnya diolah menjadi ‘The 7 Habits of Highly Effective People’ (1988) dengan mengaburkan pesan agamanya tetapi dengan inti ajaran yang sama dan dipopulerkan ke seluruh dunia.

Pengaruh mistik Christian Science dan Mormon bukan saja menarik orang tidak beriman di luar gereja dan kalangan bisnis saja, tetapi belakangan ini banyak masuk ke gereja-gereja (baik yang ekumenis, injili, maupun pentakosta/karismatik) melalui buku-buku, kotbah, maupun pelatihan motivasi yang ditujukan untuk mencapai sukses bisnis. Kekristenan historis yang berpusat Kristus (kristosentris) pelan-pelan tergeser menjadi pemusatan kepada diri sendiri / manusia (antroposentris).

(Bersambung ke ‘New Age Movement’)

Salam kasih dari YABINA ministry www.yabina.org ***

 

 


 SBK Sebelumnya