SaksibagiKristus memberi informasi kepada gereja dan umat kristen tentang gerakan kultus/sekte yang timbul di abad XIX yang dewasa ini bermunculan kembali. Aliran kultus/sekte umumnya berpusatkan ajaran tokoh yang dikultuskan, beriman Injil lain, bersifat elitis/eksklusif yang menganggap diri sendirilah yang benar dan yang lainnya salah, dan berantitesa dengan persekutuan gereja yang am. Baca artikel yang berkaitan di www.yabina.org. (Keanggotaan milis karena mendaftarkan diri atau didaftarkan oleh orang lain).
ROH KUDUS DI HARI PENTAKOSTA
“Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum." (Yohanes 16:7-11)
Ayat-ayat diatas menunjukkan dengan jelas bahwa Roh Kudus adalah pribadi Allah yang menggantikan dan meneruskan peran pribadi Anak Allah untuk membawa manusia kepada keinsyafan akan dosa, kebenaran & penghakiman, hal-hal yang sebelumnya telah diberitakan oleh Tuhan Yesus ketika Ia masih berada didalam dunia dan oleh Allah Bapa melalui berbagai cara (nabi dll, band. Ibr.1:1-4) pada masa Perjanjian Lama. Roh Kudus secara tetap mulai hadir 10 hari setelah Tuhan Yesus naik ke surga (Hari Minggu Pentakosta) dan sebagai penolong dan penghibur umat percaya yang memeteraikan kelahiran gereja Kristen.
Penolakan terhadap kepribadian Roh Kudus sudah ada sejak abad-I-II, Gnostik mengajarkan bahwa ‘roh kudus’ hanya sekedar pancaran atau radiasi. Pada abad IV, Arius (Arianisme) terpengaruh Gnostik juga menganggap bahwa roh kudus sekedar tenaga atau pengaruh yang tidak berpribadi. Membangkitkan kembali ajaran Arius, pada abad XIX timbul aliran-aliran kultus yang merendahkan pribadi Roh Kudus dan dirintis Saksi-Saksi Yehuwa, ‘roh kudus’ dianggap sekedar ‘Tenaga Aktif’ saja, dan ini dilanjutkan dalam berbagai aliran Gerakan Nama Suci. Bagaimana Firman Tuhan berbicara mengenai pribadi Allah ketiga yang dipercayai oleh umumnya gereja-gereja Kristen ini?
Saksi-Saksi Yehuwa
Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) dirintis Charles Taze Russel. Ia terpengaruh Arius (abad IV) yang menganggap ‘roh kudus’ sekedar tenaga atau pengaruh yang tidak berpribadi saja. Mendahului Saksi-Saksi Yehuwa, Ajaran Arianisme mempengaruhi Christadelphian yang salah satu tokohnya menulis terjemahan kata-per-kata dari Alkitab dan dinamakan Emphatic Diaglot. Emphaic Diaglott ini kemudian digunakan oleh SSY sebagai kitab sucinya yang pertama dimana terjemahan kata-per-kata menghasilkan terjemahan bahwa ‘roh kudus’ hanya ‘energi’ atau ‘tenaga aktif allah’ saja, Itulah sebabnya terjemahan Kitab Suci NW dari SSY yang didasarkan ED menerjemahkan ‘ruach elohim’ (Kej.1:2) menjadi ‘tenaga aktif allah’ (LAI menerjemahkannya sebagai Roh Allah).
SSY menyebutkan tentang roh kudus, bahwa:
“Pada suatu peristiwa roh kudus muncul dalam bentuk seekor burung merpati. Pada kesempatan lain seperti lidah-lidah api – tidak pernah sebagai suatu pribadi”. (Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?, hlm.21)
Komentar ini menimbulkan tanda-tanya tentang “Apakah yang dimaksudkan SSY dengan ‘pribadi’?” Iblis sebagai mahluk roh juga tidak digambarkan pribadi seperti halnya manusia, melainkan sebagai ular, naga, atau kekuatan jahat, demikian juga Allah Bapa digambarkan sebagai cahaya/terang/api menyala yang tidak pernah dilihat manusia atau ditunjukkan dalam bentuk manusia. Jadi bila disebutkan ruach bukan sebagai ‘pribadi manusia’ memang tidak, tetapi Roh Kudus sesuai nama-Nya adalah menunjukkan kepada ‘pribadi Roh’ yang sering dipersonifikasikan sebagai burung merpati yang halus. Dalam Kis.10:38 dibedakan dengan jelas antara ‘Roh Kudus’ (pneuma) dan ‘kuasa’ (dunamis).
Dalam Alkitab, sekalipun kadang-kadang Roh Kudus digambarkan seakan-akan hanya sebagai kekuatan yang mendampingi murid-murid, namun terdapat banyak petunjuk yang menunjukkan bahwa Roh Kudus digambarkan sebagai oknum atau pribadi Allah.
Dari satu sudut, dapat dilihat bahwa roh (ibr: ruach, yun: pneuma) bisa berarti angin atau nafas, namun ruach/pneuma juga berarti ‘pribadi roh rasional’. Strong Concordance menyebut ‘ruach’ sebagai ‘angin, nafas,’ tapi juga ‘roh pribadi rasional,’ dan ‘pneuma’ juga disebut sebagai ‘angin, nafas’ tapi juga ‘roh pribadi manusia rasional’ atau ‘mahluk roh rasional, seperti halnya malaikat, setan, Roh Allah/Kristus/Roh Kudus.’
Ada yang menyamakan ‘Roh Kudus’ sekedar sebagai ‘tenaga batin Allah’ yang disamakan dengan konsep ‘Chi’ (mistik Taoisme) maupun ‘Kundalini/Prana’ (mistik Hindu), namun berbeda dengan ‘Chi’ maupun ‘Kundalini/Prana’ yang sudah ada dalam diri manusia sejak lahir sejak manusia pertama, banyak data dari Alkitab menunjukkan bahwa ‘Roh Kudus’ adalah ‘roh personal Allah’ yang bertindak, berfikir, dan menjadi penolong dan penghibur umat dan dalam Perjanjian Lama hadir sewaktu-waktu mendampingi umat percaya tetapi sejak Hari Pentakosta, hari kelahiran gereja, pribadi Allah ketiga itu baru secara tetap mendiami umat percaya. Menghujat Roh Kudus sama halnya dengan menghujat Allah Bapa dan Anak Allah tidak akan diampuni (Mrk.3:29).
Gerakan Nama Suci
Gerakan Nama Suci (GNS memberhalakan nama YHWH) seperti halnya SSY juga berasal dari tradisi Adventisme, namun berbeda dengan Adventisme yang percaya bahwa Roh Kudus adalah pribadi Allah yang ketiga, SSY maupun GNS menolaknya. Sebagai sempalan tradisi Adventisme ada juga yang menyebut diri mereka ‘Church of God, 7thday.’
COG, 7thday menganut Binitarian, yaitu percaya bahwa ada dua pribadi Allah, Bapa dan Anak, Anak lebih rendah dari Bapa dalam tingkatan, dan mengikuti faham SSY mengenai roh kudus yang dianggap tenaga batin Allah. COG, 7thday belum mempersoalkan pemulihan nama YHWH namun dari sini kemudian berpecah-belah banyak aliran yang menekankan pemulihan nama YHWH dimulai dari Assembly of Yahweh. Aliran-aliran GNS yang lahir dari Assembly of Yahweh ada yang mengikuti Binitarian, ada yang menganut Modalisme/Sabbelian (Sabelius mengajarkan bahwa YHWH dalam PL disebut Bapa, dalam PB disebut Anak, dan setelah hari Pentakosta disebut Roh Kudus), dan ada juga yang mengikuti SSY menganut Unitarian/Arian (YHWH itu tunggal dan Yesus adalah ciptaan lebih rendah dari YHWH dan Roh Kudus itu tenaga batin ilahi).
Gerakan Pentakosta
Gerakan Pentakosta yang lahir pada akhir abad ke-19 yang kemudian di gairahkan lagi dengan kebangunan gerakan Kharismatik sejak tahun 1960-an, kelihatannya merupakan jawaban Tuhan atas perendahan Roh Kudus yang dilakukan oleh aliran kultus/sektarian Saksi-Saksi Yehuwa dan aliran Unitarian lainnya seperti GNS sejak akhir abad ke-19 yang menganggap roh kudus sekedar sebagai tenaga aktif/batin dari Allah. Gerakan Pentakosta membangunkan kembali kesadaran umat akan Roh Kudus yang adalah pribadi dan bagian dari keesaan Allah dan bukan saja menerima Roh Kudus sebagai pribadi, namun lebih dari itu mereka menerima Roh Kudus sebagai pribadi Allah yang Esa yang berkuasa yang secara nyata bekerja dengan kuasa dan mujizat-mujizat-Nya secara luar biasa sampai pada zaman akhir ini.
Beberapa pandangan Gerakan Pentakosta mengenai Roh Kudus adalah antara lain:
“Di seluruh Alkitab kita melihat Roh Kudus sebagai Pribadi yang nyata, melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh Pribadi. Kita melihat Dia dengan pikiran, intelegensi, dan pengetahuan (Rm.8:27; 1Kor.2:11). Ia memiliki kemauan (1Kor.12:1). Ia menunjukkan cinta dan kasih sayang (Rm.15:30). Ia berbicara kepada Filipus (Kis.8:29). Ia menyuruh Petrus (Kis.11:12). Ia menyuruh jemaat mengkhususkan Paulus dan Barnabas untuk tugas pelayanan yang kepadanya mereka telah dipanggil (Kis.13:2,4). Pada suatu kesempatan Ia melarang Paulus berbicara di Propinsi Asia (Kis.16:6-7). Ia berbicara kepada jemaat (Why.2:7,11,17,29). Ia bergabung dengan gereja untuk mengundang yang lainnya datang (Why.22:7). … Kita juga melihat bahwa Roh Kudus dapat didukakan (Yes.63:10; Ef.4:3), dihujat atau dihina (Mat.12:31; Ibr.10:29), dibohongi (Kis.5:3), dan dicobai atau diuji (Kis.5:9). Tidak ada tenaga tak berpribadi seperti cahaya atau listrik yang menunjukkan kesedihan atau cinta kasih yang dmikian. Orang-orang dalam Alkitab dapat menyambut atau menolak Dia, namun mereka menerimanya sebagai Roh Allah (Kej.6:3; Kel.31:3; Hak.6:34; Yes.61:1; Rm.8:9; 2Kor.3:3). … Roh adalah Allah yang benar, sama halnya Bapa adalah Allah dan Anak adalah Allah, seperti mereka. Ia memiliki sifat-sifat Allah. Ia mahahadir (Mzm.139:7-8). Ia mahatahu (Yes.40:13; 1Kor.2:10-11). Ia mahakuasa (Za.4:6). Ia kekal (Ibr.9:14). Ia juga baik, sama halnya Allah adalah baik (Neh.9:20; Mzm.143:10).” (S.M. Burgess & G.B. McGee (eds), Dictionary of Pentecostal and Charismatic Movements, 410-411).
Akhirnya, mengenang hari Pentakosta tidak hanya berarti mengenang turunnya Roh Kudus yang memberi kita kuasa untuk bersaksi 2000 tahun yang lalu, tetapi juga mengenang kehadiran Roh Kudus pribadi Allah yang turun ke bumi menggantikan Tuhan Yesus Kristus dan yang akan tetap mendampingi umat-Nya sampai kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali. Amin! ***