Ruang Tanya Jawab - Januari 2001 

Form untuk mengirim pertanyaan


Nama ALLAH

Beberapa waktu belakangan ini banyak masuk pertanyaan tentang nama 'Allah' dalam Alkitab dan traktat-traktat promosi nama 'Eloim' (dr. Suradi/Bet Yesua Hamasiah) untuk menggantinya, karena itu topik Diskusi/Tanya Jawab kali ini membahas hal itu. Dari beberapa isu yang muncul sekitar polemik itu ada sekitar 11 isu utama yang diangkat dalam diskusi ini. (Untuk penjelasan ayat-ayat referensi bisa dilihat lebih lanjut dalam artikel pelengkap yang dijelaskan dibawah)

1. Nama El/Elohim/Eloah adalah sebutan dan bukan nama diri Tuhan

Bila kita mempelajari Teologia Alkitab secara sistematik kita dapat melihat bahwa baik El/Elohim/Eloah dalam Alkitab bisa berarti 'nama diri' (proper name) maupun 'sebutan atau gelar' (generic appelative) yang bisa dimengerti dari konteksnya, dan dari ketiganya memang 'Elohim' banyak dipakai untuk 'sebutan' baik untuk menyebut 'Allah' ataupun 'ilah' (yang dalam Alkitab LAI disebut allah dengan huruf kecil). Sebelum dinyatakannya nama Yahweh, ketiga nama inilah yang berganti-ganti digunakan juga untuk menyebut nama diri Tuhan Israel, dan yang terutama adalah nama El). Tuhan monotheisme Abraham dikenal sebagai 'El'. Nama-nama ini juga masih dipertukarkan dengan Yahweh dalam kitab-kitab semaca pembuangan.

2. Nama Tuhan adalah Yahweh dan nama satu-satunya, karena itu tidak boleh diganti atau diterjemahkan.

Nama Yahweh bukan satu-satunya, sebab sebelum kejadian yang diceritakan dalam Kel.6:1-2 bukan nama ini yang digunakan melainkan nama El/Elohim/Eloah, dan sekalipun demikian setelah nama ini dinyatakan kepada Musa, nama El masih sering digunakan untuk menyebut nama diri Tuhan. Kalau dalam naskah PL sekarang disebut Yahweh (yang dalam Alkitab LAI disebut TUHAN) juga sebelum Kel.6:1-2, itu perkembangan ajaran/aqidah yang dilakukan kelompok 'Jahwist' yang kemudian mengganti nama El/Elohim/Eloah tertentu dalam PL dengan nama itu.

Memang ada ayat yang menyebutkan bahwa YHWH adalah nama satu-satunya, namun pemuja nama YHWH sendiri bervariasi menyebut nama ini, ada yang Yahweh, Yahwe, Yehuwa atau Jehovah. Sekalipun ada ayat-ayat demikian seperti Za .14:9, dalam kitab Zachariapun beberapa kali nama Yahweh diganti 'Adonai' dan dua abad setelah itu Imam Besar Eliezer di Yerusalem mengirim 70 utusan ke Alexandria untuk menerjemahkan nama Yahweh menjadi 'Kurios' dalam Septuaginta, dan kitab PL dalam bahasa Yunani inilah yang banyak digunakan oleh Yesus dan Para Rasul (80% kutipan PL dalam PB berasal dari Septuaginta). Dalam Alkitab PL tidak ada bukti bahwa Yahweh berseru dari sorga yang keberatan dengan penerjemahan itu, Yesus juga tidak keberatan, malah pada kotbah Pentakosta Petrus di Yerusalem, nama Kurios dan Theos diterjemahkan ke dalam bahasa/dialek pendengar dan ini dikerjakan oleh Roh Kudus! Dari fakta-fakta sejarah demikian, maka bila kita ingin mengerti arti 'namaKu satu-satunya' harus dimengerti secara lebih luas dan bukan sekedar dimengerti secara harfiah di luar konteks (suatu kebiasaan sekte/bidat).

3. Bangsa Yahudi menggunakan bahasa Ibrani dari zaman kuno sampai sekarang di Israel.

Ini merupakan kesalah-pahaman besar yang tidak sesuai dengan kenyataan sejarah. Sejarah bahasa Ibrani dimulai dengan 'Ibrani Kuno' sejak abad-11SM, dan pada masa 'Ibrani Kitab Suci' mulai abad ke-6, terutama pada zaman Ezra bahasa Ibrani sebagai bahasa percakapan terdesak oleh bahasa Aram sehingga tidak lagi digunakan sehari-hari (mungkin disebabkan bahasa Ibrani hanya terdiri konsonan yang sulit dijadikan bahasa percakapan) dan sejak itu praktis bahasa Ibrani sudah tidak digunakan lagi sebagai bahasa percakapan sampai abad ke-19M kecuali penggunaannya sebagai bahasa tulisan Kitab Suci. Namun, karena keterbatasan daya baca pendengar, sesudah ada Septuaginta, bahasa Yunanilah yang dibacakan dalam sinagoga-sinagoga dan di Bait suci diterjemahkan ke dalam bahasa percakapan yang berlaku saat itu yaitu Aram. Pada masa 'Ibrani Miznah' (abad-3SM - 6M) bahasa Ibrani sebagai bahasa tulisan banyak dipengaruhi bahasa Aram, Yunani dan Latin, dan bahasa Aram dan Yunani menjadi bahasa percakapan sehari-hari (Tulisan di atas kayu salib ditulis dalam 3 bahasa ini. PB aslinya ditulis dalam bahasa Yunani). Pada masa 'Ibrani Para Rabi' (abad-7 - 18) bahasa Ibrani tulisan dipengaruhi bahasa Arab sejak Palestina dikuasai negara-negara Arab dan bahasa Aram-Arab digunakan sebagai percakapan sehari-hari (bahasa Aram adalah salah satu dari tiga nenek moyang bahasa Arab yang diakui sebagai yang asli). 'Ibrani Modern' yang digunakan sebagai bahasa percakapan mulai dibangkitkan kembali pada abad ke-19 ketika berkembang 'Zionisme' untuk menyatukan umat Yahudi diseluruh dunia dan bercita-cita mendirikan negara Israel. Jadi, sekitar 20 abad lebih bahasa Ibrani hanya menjadi bahasa tulisan suci dan tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari.

4. Yesus waktu di kayu salib berbicara 'Eli-Eli' dalam bahasa Ibrani dan dibeberapa bagian disebut bahwa bahasa Ibrani digunakan di Israel.

Yesus tidak berbicara dalam bahasa Ibrani melainkan dalam bahasa Aram (bandingkan bahasa Aram dalam (Mrk.15:34) dengan bahasa Ibrani dalam (Mzm.22:2) yang artinya sama tetapi berbeda bahasanya). Memang ada kemiripan bahasa Ibrani dan bahasa Aram karena serumpun dekat. Kalau ada tulisan 'bahasa Ibrani dalam PB' (Yoh.19:20;Kis.21:40-22:2;Kis.26:14), itu artinya bahasa Aram yang dalam bahasa aslinya disebut sebagai 'hebraic dialekto' atau 'hebraisti' atau tepatnya dialek atau lidahnya orang Ibrani. Ini lebih jelas lagi ketika kata itu mendahului nama Aram yang disebutkan (Yoh.5:2;19:17;Wah.9:11;Wah.16:16).

5. Nama Allah adalah nama Tuhannya Islam dan nama berhala zaman jahiliah.

Nama Allah adalah perkembangan nama 'El' dalam dialek Arab (Ilah) dan dalam dialek Aram Siria disebut 'Alaha/Aloho'. Allah adalah kata Ilah yang diberi kata sandang 'Al' yang menunjuk pribadi, dalam bahasa Aram Siria 'Al' ('The' dalam bahasa Inggris) ditulis sebagai 'ha' dibelakang kata yang dimaksud, sedangkan dalam bahasa Ibrani sekalipun satu dua kali digunakan, tetapi penambahan 'ha' sebagai kata sandang tidak biasa, apalagi untuk menunjuk 'El'. Nama Allah (dan Alaha/Aloho di Siria) sudah sejak awal digunakan oleh orang Arab-Kristen untuk menyebut 'El' Abraham jauh sebelum ada masa jahiliah maupun masa Islam (band.Kis.2:11). Di kalangan bangsa Arab nama ini sudah lama digunakan oleh 'kaum Hanif/Hunafa' keturunan Ismael untuk menyebut 'El monotheisme Abraham'. Dalam penggunaannya karena tiadanya wahyu, pada masa jahiliah dimana bangsa Arab dipengaruhi berhala-berhala kafir, nama 'Allah' itu kemudian merosot ditujukan untuk menamakan berhala-berhala impor tersebut, namun kaum hanif/hunafa masih menggunakannya dalam pengertian semula dan pengertian inilah yang kemudian digunakan oleh Muhammad.

6. Nama Allah sudah ada sebagai dewa Babil sejak 5000 tahun yang lalu menurut arkeologi.

Dewa-Dewa Babil mempunyai nama sendiri-sendiri seperti Tamat, Marduk dan juga dewa-dewa dari sekitar daerah Arab seperti Al-Uzza, Al-Latta, Al-Manat, dan Hubal dewa bulan. Dewa-dewa ini memang sudah ada ribuan tahun sebelumnya, tetapi ketika pada masa jahiliah dewa-dewi ini diimpor orang-orang Arab di Mekah, dewa-dewi itu kemudian disebut juga dengan nama 'Allah'. Jadi tidak bisa dibalik seakan-akan setelah diberi nama julukan baru lalu dianggap bahwa nama itu sudah menjadi julukan sejak awalnya. Di Israel kemerosotan yang sama juga terjadi. Hanya beberapa hari ditinggalkan Musa naik ke gunung Horeb, orang Israel sudah mengimpor 'Dewa Lembu Emas' yang sudah disembah orang di Mesopotamia dan Afrika selama ribuan tahun, dan sekarang dinamakan sebagai 'Elohim' dan bahkan 'Yahweh' (Kel.32:1-6). Kemerosotan pengertian Elohim dan Yahweh disini tentu tidak berarti bahwa Dewa Lembu Emas itu sudah dinamakan Elohim dan Yahweh sekuno asalnya di Mesopotamia dan Afrika, sebab nama Yahweh baru dinyatakan kepada Musa di gunung Horeb (Kel.6:1-2).

7. Allah yang disembah orang Arab bukan Eloim yang disembah orang Yahudi dan Nasrani.

Disini ada kerancuan antara penggunaan 'istilah Allah' sebagai 'Nama' (bahasa) dan 'Allah' sebagai ajaran (aqidah). Kalau kita meneliti sejarah bangsa Arab menurut sumber Kristen dan Islam, kita dapat mengetahui bahwa bangsa Arab berasal dari tiga keturunan rumpun Semit, yaitu: (1) keturunan Aram; (2) keturunan campuran dari Yoktan dan Arab-Asli; dan (3) keturunan Adnan yaitu keturunan Ismail. Jadi dapat dimaklumi bahwa bangsa Arab sudah mengenal 'El' jauh sebelumnya dari nenek moyang mereka yang semitik dan kepercayaan 'El' monotheisme Abraham itu disebut 'Allah' dan dilestarikan oleh kaum 'hanif/hunafa'. Jadi 'Allah' menunjuk pada 'El' sebagai nama dan merupakan perkembangan dialek dikalangan keturunan yang membentuk bangsa Arab, dan sudah terbukti bahwa baik di kalangan Ibrani maupun Arab nama 'El/Allah' bisa merosot sehingga konsepnya menjadi rancu.

Kalau sama mengapa ajarannya beda? Disini kita berurusan dengan 'ajaran' (aqidah) yang jelas berbeda. Allah (El) Yahudi, Kristen dan Islam menunjuk kepada oknum yang sama tetapi dalam ajarannya ketiganya berbeda. Allah Yahudi (El) dimengerti melalui wahyu kepada Abraham, Ishak dan Yakub; Allah (Theos) Kristen dimengerti melalui wahyu kepada Abraham, Ishak, Yakub, dan yang digenapi dalam Yesus; sedangkan Allah Islam dimengerti melalui wahyu yang diterima oleh Muhammad (yang oleh umat Yahudi dan Kristen dianggap bukan Wahyu), jadi tentu ajaran ketiganya ada samanya tetapi banyak juga bedanya (terutama antara Kristen & Islam).

8. Bangsa Arab adalah keturunan Ham (Hamit bukan Semit) dan Ismael tidak boleh disebut keturunan Abraham.

Memang dalam traktat-traktat yang dikeluarkan oleh 'Bet Yeshua Hamasiah' sering disebutkan bahwa Ismael adalah bangsa Ham yang terkutuk dan bukan keturunan Ismael (Kej.21:12). Ini jelas menyesatkan karena Ismael sekalipun bukan sebagai 'keturunan waris perjanjian' namun ia tetap 'keturunan daging' Abraham (Kej.21:13;25:12,19;1.Taw.1:28, lihat juga Gal.4:21-31). Kalau kita meneliti sejarah bangsa Arab menurut sumber Kristen dan Islam, kita dapat mengetahui bahwa bangsa Arab berasal dari tiga keturunan rumpun Semit. (1) Arab-Aram yaitu keturunan Aram yang mendiami wilayah Utara-Timur Palestina yang disebut 'Arab al-Aribah' (Arab-Asli); (2) Arab-Selatan, yaitu mendiami wilayah Selatan Arab, yaitu keturunan campuran dari Yoktan dan Arab-Asli atau disebut 'Arab Muta'aribah'; dan (3) Arab-Utara, yang mendiami wilayah Utara Arab, yaitu keturunan Adnan yaitu keturunan Ismail dan disebut 'Arab al-Musta'ribah' atau Arab yang di-Arabkan. Jadi jelas bahwa bangsa Arab bukan hanya keturunan Ismail saja tetapi berasal dari keturunan Sem, satu anak langsung (Aram), satu keturunan 'Eber' (dari Yoktan) dan satu dari 'Abraham' (melalui Ismael-Adnan) jadi termasuk rumpun Semit dan bukan Hamit

Dari argumentasi nomor-8 terlihat jelas motivasi 'anti Arab/Islam' yang dikandung oleh 'Bet Yeshua Hamasiah' jelas merupakan fanatisme 'Yudaisme'. 'Yudaisme' juga terlihat dari sebutan yang disandang kelompok ini yang tidak menamakan dirinya sebagai 'Kristen' tetapi 'Nasrani' suatu sekte Yudaik yang mencampurkan ajaran Taurat dan ajaran Yesus, tetapi menolak ajaran ke-Tuhanan Yesus dalam PB, dan mengganti nama-nama dengan nama Ibrani.

9. Allah is not God of the Bible.

Tersebar juga traktat yang berasal dari Amerika yaitu dari 'Chick Publication' juga buku 'Islamic Invasion' (Robert Morey) yang isinya lebih merupakan phobia/kekesalan orang Kristen-fundamentalis Amerika terhadap ekspansi agama Islam di Amerika Serikat, dan apologia yang dipergunakan adalah dengan cara merendahkan bangsa & bahasa Arab dan agama Islam, padahal seharusnya kita memperkenalkan Tuhan Yesus Kristus dengan melakukan kasih dan kehendakNya. Banyak pernyataan-pernyataan kelompok ini yang bersifat sarkastis/kasar, seperti menyebut bahwa Allah itu nama 'allah-Setan' atau 'allah-Iblis', dan bahkan ada yang menyebut 'LAI' (Lembaga Alkitab Indonesia) sebagai 'Lembaga Alat Iblis'. YBA menerima surat tantangan dari seorang penganut kelompok ini sampai 6 kali, dengan taruhan jiwa dan 600 juta rupiah, artinya masing-masing membuktikan bahwa pendapatnya benar, dan kalau sipenantang mati artinya nama 'Allah' benar, tetapi kalau ia tidak mati artinya nama 'Allah' tidak benar, maka YBA harus membayar 600 juta rupiah. Uang ini dalam suratnya yang ke-6 diakui akan dipergunakan menerjemahkan terjemahan Berkeley yang dianggap paling akurat. Yesus berkata "Dari buahnya kamu mengenal mereka" (Mat.7:20). Dari pernyataan-pernyataan yang keluar dari kelompok ini dapat dilihat motivasi iman dan hati mereka.

10. Menggunakan nama 'Allah' berarti menghujat 'Yahweh'.

Menarik untuk diamati bahwa dalam traktat-traktat kelompok 'Asal Bukan Allah' ini, sering diucapkan bahwa mengganti nama Yahweh apalagi dengan nama 'Allah' berarti menghujat! Agaknya terlalu berlebihan bila kita menyebut bahwa jutaan Pendeta/Penginjil dan Umat Kristen selama lima abad di Indonesia yang begitu setia dan hidup dalam iman dan kasih sebagai 'menghujat' dan kelompok itu sebagai 'tidak' padahal mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang sarkastis. Dan rasanya juga berlebihan bukan kalau kita menyebut bahwa orang-orang Arab yang menjadi Kristen termasuk bangsa non-Arab yang Kristen yang tinggal di negara-negara berbahasa Arab/Aram yang semuanya selama 20 abad menggunakan kata 'Allah/Alaha' sebagai menghujat, padahal faktanya jauh sebelum ada agama Islam bahkan sejak awalnya (Kis.2:11) Arab-Kristen sudah menggunakan nama Allah dan ada disebut dalam Alkitab dalam bahasa Arab yang awal, dan sekarang ada 4 versi Alkitab bahasa Arab yang semuanya menggunakan nama 'Allah' dan Peshita Siria menggunakan nama 'Alaha'. Kalau berbicara soal bahasa Arab (yaitu istilah 'Allah') rasanya kita perlu rendah hati untuk menerima kenyataan bahwa bangsa Arab sendiri (terutama yang Kristen) tentu lebih berwewenang menjelaskan arti kata 'Allah' daripada orang Indonesia.

11. Istilah 'Allah' dalam Alkitab Indonesia

Istilah 'Allah' sudah digunakan di Indonesia sekitar 3 abad sebelum masuknya kekristenan, dan selama itu istilah 'Allah' sudah masuk dalam kosa-kata bahasa Melayu kemudian bahasa Indonesia untuk menunjuk Tuhan Abraham (God dalam bahasa Inggeris), maka adalah wajar kalau Alkitab dalam bahasa Indonesia sejak terjemahan yang awal menggunakan kata Indonesia ini sebagai pengganti kata 'El/Elohim/Eloah' dalam PL dan 'Theos' dalam PB seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara seiman Kristen yang berbangsa dan berbahasa Arab.

Yang menarik, Alkitab terjemahan yang dilakukan 'Bet Yesua Hamasiah' dalam bentuk 'Kitab Suci Torat dan Injil' (Kitab Suci 2000) yang notabene adalah penjiplakan tanpa izin naskah LAI dengan mengganti nama-nama Allah dengan 'Eloim' (kata yang benar Elohim) dan beberapa nama lain, ternyata juga banyak kali menerjemahkan nama 'Yahweh' kalau tidak sebagai 'Eloim' (a.l. Yoh 6:45 band. Yes.54:13 dan Luk.1:58) diterjemahkan sebagai Tuhan (a.l. Luk.4:18 band. Yes.61:1; Kis.3:22 band. Ul.18:15), sesuatu yang dituduhnya sebagai menghujat! Adakah 'Elohim' mengajarkan jiplak-menjiplak dan mencantumkan namanya dalam hasil jiplakan tersebut, dan kemudian dijual? Dalam bagian Perjanjian Baru 'Kitab Suci 2000' ini sekitar 60%-nya penggantian nama 'Yahweh' mengikuti tafsiran Saksi Yehuwa (band. Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru terbitan Saksi Yehuwa, hlm.413-414).

12. Wahyu/Arahan Roh?

Salah satu argumentasi yang dikemukakan untuk membuktikan bahwa 'nama Allah adalah nama berhala/setan', dikatakan berasal dari 'nubuatan/wahyu/arahan roh yang diterima beberapa orang dari kelompok ini. Ada juga klaim bahwa ada 'setan yang diusir dalam pelepasan mengaku sebagai 'allah''. Ada pengikut kelompok ini yang mengunjungi YBA dan dengan berapi-api bersaksi bahwa ia bermimpi "ada wanita cantik tapi menakutkan dan berkuku panjang yang mengatakan kepadanya bahwa ialah 'allah setan'". Ada juga yang menulis e-mail yang menyebutkan bahwa "mereka menerima wahyu soal nama allah itu dengan arahan roh." Kita perlu sadar bahwa tidak semua yang mengaku-ngaku 'allah' adalah Allah/Elohim, dan juga tidak semua yang mengaku 'Eloim' adalah 'Elohim', dan yang mengaku 'Yahwe' benar-benar YHWH! Dalam PL banyak nabi-nabi palsu mengatas-namakan Yahweh tetapi ditolak Tuhan (Yer.27:14-15;29:8-9,23,31), demikian juga dalam PB kita melihat banyak yang melayani demi nama 'Yahweh/Kurios' tetapi tidak dikenal oleh YHWH (Mat.7:21-23), bahkan Anak-anak Skewa melakukan jampi-jampi dengan nama 'Tuhan Yesus' namun digagahi Iblis (Kis.19:13-16).

13. Bait Allah yang Kudus.

Akhirnya, Klaim-klaim 'wahyu/nubuatan/arahan roh' demikian tidak menyadari bahwa dari jutaan umat Kristen yang menggunakan nama 'Allah' ada ribuan yang menerima wahyu/nubuatan/arahan Roh Allah juga, dan rela meninggalkan segala sesuatunya dan mengikut Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kesaksian dari penulis betapa Tuhan yang bernama 'Allah/Elohim' itu memanggil untuk menjadi hambaNya adalah sebagai berikut:

"Pada tahun 1963 ketika masih menjadi mahasiswa ITB, penulis mengalami panggilan Tuhan pertama kalinya, dan merasakan Roh Allah berbicara dalam hati dan memanggil penulis agar menjadi hambaNya. Pergumulan ini dirasakan kuat sekali yang menghancurkan diri penulis sehingga selama tiga hari menangis terus di kamar kos. Kala itu karena masih studi, penulis meminta pada Tuhan Allah agar diperkenankan menyelesaikan studi lebih dahulu baru melayani. Setelah lulus di tahun 1968, penulis lupa akan janji itu dan menjadi arsitek karier, apalagi kala itu bisnis real-estate baru tumbuh. Dua tahun kemudian panggilan itu datang lagi dengan kuat melalui seorang hamba Tuhan dalam suatu rapat yang dua kali berdiri dan menghampiri penulis, padahal yang ditunjukkan itu tidak ada sangkut pautnya dengan topik rapat. Dia duakali menghampiri dan membuka Alkitabnya dan dua ayat panggilan itu adalah:

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" (1.Kor.6:19)

"Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu." (1.Kor.3:15-16).

Pergumulan batin kali kedua ini tidak lagi tertahankan dan sekarang panggilan itu lebih jelas yaitu 'kalau penulis rela menjadi arsitek untuk membangun rumah mewah untuk orang berdosa, mengapa tidak menjadi arsitek untuk rumah Allah yang kudus?.' Ini merupakan dorongan kuat untuk menyerahkan diri kepada Tuhan Allah dan ditengah posisi sebagai arsitek dan direksi proyek pembangunan 'Studio RRI di Bandung' dan adanya tawaran bertubi-tubi yang datang bertepatan pada saat panggilan itu berupa 7 buah proyek pembangunan, pada tahun 1971 penulis masuk ke sekolah teologia, kemudian melanjutkan ke dua sekolah teologia lainnya, dan sampai sekarang telah melayani firman Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus selama 30 tahun dengan setia! Terpujilah Allah, Amin!

Untuk penjelasan lebih lengkap, bukalah www.yabina.org dan bacalah : Renungan (September 2000: Kitab Suci 2000), MSA-maya Terbaru (Februari 2000: Siapakah Yang Bernama Allah Itu?), dan Diskusi (Agustus 1999: Siapakah Yang Bernama Allah Itu?; Oktober 2000: Siapakah yang Bernama Allah Itu (2); Februari 2000: Siapakah Yang bernama Allah Itu?).

Salam kasih dari Herlianto/YBA.

Catatan
:
Menyambut banyaknya sambutan akan forum diskusi/tanya-jawab YBA tentang masalah teologia maupun umum, sejak Januari 1999 terbuka forum diskusi yang dapat diikuti oleh setiap netter. Dari sekian banyak pertanyaan/tanggapan yang masuk, setiap bulan akan dipilih beberapa pertanyaan/tanggapan yang dianggap penting untuk dirilis secara berselang-seling dengan renungan bulan yang sama. Identitas para netter akan ditulis dengan singkatan tiga huruf disusul dengan kota dimana ia berdomisili. Setiap topik diskusi dapat ditanggapi lagi bila belum terasa cukup. Pertanyaan/tanggapan dikirimkan ke alamat YBA


Form untuk mengirim pertanyaan