Ruang Tanya Jawab - Oktober 2001
Form untuk mengirim pertanyaan
KHARISMATIK
Artikel-artikel yang dimuat dalam homepage Yayasan Bina Awam yang bertema sekitar gerakan Kharismatik dan aliran-alirannya mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Berikut ini disampaikan diskusi mengenai tanggapan-tanggapan tersebut:
(Tanggapan-1) KHARISMATIK = PERDUKUNAN? Membaca ulasan mengenai artikel-artikel yang membahas praktek-praktek gerakan Pentakosta/Kharismatik seperti dalam buku ‘Teologi Sukses’, ada kesan bahwa Kharismatik disamakan dengan Perdukunan! Bukankah begitu?
(Jawaban-1) Bila buku-buku dan artikel YBA dibaca secara kontekstual tentu tidak akan timbul kesimpulan demikian. Memang benar ada disimpulkan bahwa ada praktek Kharismatik yang bercampur dengan perdukunan namun tentu tidak semua praktek Kharismatik bercampur dengan praktek perdukunan. Dalam buku ‘Toronto Blessing, lawatan Roh Allah masakini?’ terbitan Yabina (1995, h.81) dapat dilihat kutipan dari buku Jan Aritonang yang berbunyi:
"Selama bertahun-tahun di Azusa Street hampir setiap hari diadakan kebangunan rohani. Dengan berbagai cara: berteriak, menangis, menari, kesurupan dan sebagainya, para pesertanya berupaya atau membuktikan bahwa mereka telah menerima Baptisan Roh dan karunia ‘berbahasa lidah’, di samping karunia-karunia lain (penyembuhan ilahi dan sebagainya). ... Akan tetapi, tidak sedikit pula di antara pengunjung yang melihat segala yang terjadi itu secara kritis, terutama gejala-gejala dan ungkapan-ungkapan yang emosionil dan ekstrim di dalamnya. Lalu diketahuilah bahwa di tengah-tengah masa itu hadir juga kaum spiritualis dan para penganut berbagai aliran kultik, yang memang sudah lama menjamur di sekitar kota itu. ... Seymor sendiri terganggu oleh suasana yang acapkali tidak terkendali itu, lalu mengundang Parham untuk ‘menertibkan’ keadaan itu. Parham datang bulan Oktober 1906, lalu ... ia mengecam segala perilaku yang ia saksikan, yang ia nilai "ekstrim, fanatik, melacurkan kuasa rohani, mengerikan dan di luar akal sehat". Penilaian dan tegurannya ini malah membuat ia ‘ditengking’ (diusir) oleh kaum hipnotis dan spiritualis yang berlatar belakang Afrika, yang telah mengambil alih penyelenggaraan kegiatan di sana." (Jan Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja, BPK-GM, h.177).
Kutipan ini menunjukkan dengan jelas adanya dua praktek mujizat yang dipraktekkan dua pihak dalam awal gerakan Pentakosta di Azusa. Di satu sisi ada kelompok Pentakosta yang telah bercampur dengan praktek perdukunan, namun di pihak lain ada kelompok Pentakosta yang tetap memurnikan semangat Pentakosta yang dari Tuhan seperti yang diwakili oleh pendeta William Seymor maupun Charles Fox Parham yang tidak sejahtera menyaksikan praktek Pentakosta yang sudah terkena polusi perdukunan.
Memang mereka yang mencampur adukkan ajaran perdukunan dalam praktek Pentakosta/Kharismatik akan cenderung alergi akan setiap kritik sehingga menganggap semua kritik ditujukan pada semua penganut Pentakosta/Kharismatik, padahal faktanya tidak begitu. Banyak gereja Pentakosta tidak menyetujui praktek baik ‘Teologia Sukses’ maupun ‘Toronto Blessing’. YBA sering diundang oleh gereja-gereja Pentakosta/Kharismatik untuk berbicara mengenai praktek-praktek ibadat yang tidak sesuai firman Tuhan.
(T-2) MUJIZAT ILAHI? Kelihatannya YBA tidak percaya adanya mujizat ilahi dan bersikap skeptik terhadap mujizat ilahi, mengapa demikian? Bukankah Alkitab dengan jelas menceritakan adanya mujizat ilahi?
(J-2) Sama dengan Jawaban atas Tanggapan pertama, mujizat ilahi dipercayai oleh YBA, namun tidak semua mujizat ilahi yang dipraktekkan disekeliling ibadat Kristen perlu diterima. Dalam Alkitab ada beberap contoh yang jelas mengenai perbedaan antara mujizat yang daripada Allah dan mujizat yang berasal dari perdukunan yaitu mengandalkan kekuatan-kekuatan alam.
Misalnya, pertarungan mujizat antara Musa dan Ahli-Ahli Sihir Mesir dalam Perjanjian Lama (Kel.7-14), dan praktek mujizat ilahi Filipus yang kemudian dibantu oleh Petrus dan Yohanes dibedakan dengan praktek mujizat perdukunan yang dipraktekkan oleh Simon si ‘Sihir’ (Kis.8:4-25).
Ada bahaya yang dihadapi dunia kekristenan, di satu sisi ia bisa terjerumus ke dalam keyakinan ekstrim yang menganggap semua mujizat yang terjadi itu dari Allah, namun di kutub yang lain ada ekstrim dimana tidak lagi dipercayai adanya mujizat ilahi. Kita harus selalu berhati-hati untuk terus menerus peka terhadap roh-roh yang menyatakan diri di sekeliling kita.
(T-3) YBA MENGANUT DEISME? Bila YBA tidak percaya terjadinya mujizat, bukankah itu sama saja dengan menganut iman Deisme yang menolak mujizat?
(J-3) Kita harus lebih dahulu mengerti apa arti Deisme. Deisme mempercayai bahwa Alam Semesta dengan segala isinya diciptakan oleh Allah, namun kemudian alam dengan segala isinya itu dibiarkan berjalan dengan sendirinya seperti mesin jam yang besar. Dalam konteks pengajaran Kristen, Deisme tidak mempercayai adanya langkah Allah dalam mengutus Yesus Kristus sebagai juruselamat penebus maupun kemungkinan terjadinya mujizat yang dikerjakan Yesus maupun yang dialami oleh umat Kristen.
Dalam buku ‘Toronto Blessing, lawatan roh Allah masakini?’ yang diterbitkan oleh Yabina, jelas terlihat bahwa keberadaan Yesus dan mujizatnya diterima (lihat misalnya soal ‘Tanda dan Mujizat dalam Alkitab’, h.72-76), bahkan disitu diceritakan mengenai mujizat anak penulis yang disembuhkan oleh tangan kasih Allah dari penyakit ‘arterio-venous-malformation’ (AVM) yang dideritanya (baca ‘Sebuah Kesaksian’ pada halaman 125-134). Maka, bila buku-buku dan artikel YBA dibaca dengan benar akan jelas bahwa mujizat ilahi tetap dipercayai terjadi sampai sekarang bahkan telah dialami sendiri, namun tentu tidak semua mujizat bisa diterima umat percaya mengingat adanya bahaya sinkretisme. Kita perlu berorientasi pada mujizat dari Allah dan menolak yang berbau perdukunan.
(T-4) TORONTO BLESSING MENYEGARKAN DAN MENYATUKAN. Rasanya YBA terlalu melihat Toronto Blessing secara negatip, sebab faktanya gerakan ini mendatangkan penyegaran, dan menyatukan banyak umat Kristen. Bagaimana?
(J-4) Memang itulah promosi yang sering kita dengar dari fenomena yang disebut ‘lawatan roh Allah’ itu. Kenyataannya, sejak enam tahun yang lalu (1995) ditulisnya buku ‘Toronto Blessing’, sekalipun masih ada sedikit riak-riak yang tersisa, eforia gerakan Toronto Blessing telah mereda hanya dalam waktu relatip singkat (sekitar 3 tahun saja di Indonesia, 1994-1996), namun telah mendatangkan perpecahan-perpecahan yang tidak sedikit.
Di Semarang gereja Alfa-Omega pecah dan sekitar 8 gereja Baptis di Semarang pecah karena gerakan ini, dan di banyak kota lain kntroversi gerakan ini ikut memecah belah gereja-gereja. Bambang Wijaya tokoh gerakan ini dari Bandung dalam wawancara dengan majalah BAHANA (September 1999) menyadari ketidak dewasaannya waktu itu dengan berkomentar: "orang kalau semakin dewasa kan juga berkembang. Ini suatu proses", sedangkan John Arnott yang gerejanya Toronto Vineyard Fellowship menjadi titik sentral gerakan ini pecah dari gereja induknya Vineyard Fellowship, dan karena sudah tidak lagi laku ajaran ‘berjatuhan dan tertawa karena dijatuhkan roh’ itu kemudian mengembangkan ajaran baru ‘mujizat gigi emas’.
Toronto Blessing sudah menjadi bukti adanya ‘semangat limun’, dan andaikan dipraktekkan sebagai riak-riaknya, semangatnya sudah tidak sesegar masa puncaknya di tahun-tahun 1994-1996. Hukum duniawi mengenai pertumbuhan yang telah melampaui titik kulminasi dan menurun tidak bisa dihilangkan, namun di balik itu "Firman Tuhan tetap selama-lamanya" (1Pet.1:24-25)
Pada tahun 1995 ketika diadakan KKR Toronto Blessing yang besar di kota Bandung, YBA menulis kepada panitianya: "Berhati-hatilah terhadap roh yang dapat menggerakkan tubuh tetapi tidak mengubah hati." Pasalnya KKR yang mombastis yang mempromosikan ‘lawatan roh Allah’ itu nyaris separuhnya diisi tiga-puluhan iklan sponsor. Bila benar-benar ada lawatan roh Allah tentu seminar tidak membutuhkan belas kasihan pengusaha sehingga mereka perlu dirangsang menyumbang uang dengan kompensasi iklan perusahaan mereka dimuat. Pada Hari Pentakosta pertama ketika Roh Allah benar-benar hadir, Barnabas dan banyak lainnya menjual tanahnya dan dipersembahkan ke para Rasul (untuk dibagikan ke[pada mereka yang berkekurangan). Demikian juga, ungkapan-ungkapan isi buku seminar itu lebih mengungkapkan ‘kehendak daging’ daripada ‘kehendak Roh.’
(T-5) YONGGI CHO. Dalam buku ‘Teologi Sukses’ banyak dibahas tentang praktek pelayanan Yonggi Cho di Korea. Bukankah jemaatnya terus berkembang mencapai ratusan ribu yang menunjukkan bahwa ajarannya, pelayanannya, dan gerejanya diberkati Tuhan?
(J-5) Memang ketika buku ‘Teologi Sukses’ ditulis sembilan tahun yang lalu (1992), pelayanan dan gereja Yonggi Cho di Korea sedang menanjak dan jemaatnya bertambah terus. Waktu itu banyak orang Indonesia berziarah ke sana dan ia pun sering diundang berkotbah di Indonesia. Namun sejak krismon yang melanda negara-negara Asia Timur/Tenggara pada tahun 1997, terjadi pembalikan dari ‘success story’ gerejanya Yonggi Cho yang dibanggakan sebagai gereja terbesar di dunia itu.
Sejak masa krismon 1997 itu banyak jemaatnya meninggalkannya dan kembali mengikuti agama tradisi semula yaitu Buddhisme, ini terjadi karena banyak jemaatnya kecewa karena yang pengusaha banyak yang pailit perusahaannya dan banyak buruh di PHK. Sebagian jemaatnya memisahkan diri mengikuti ayah dan saudaranya yang berbeda pendapat dengan dirinya dan kemudian membentuk gereja baru. Sekarang nyaris sudah tidak ada lagi orang Indonesia yang berduyun-duyun berziarah ke gereja di Korea itu, dan ia sudah nyaris tidak lagi diundang oleh gereja-gereja di Indonesia.
Titik kulminasi pertumbuhan gerejanya Yonggi Cho telah terlewati dan sebaliknya dari pertumbuhan gereja, sekarang terjadi penurunan jumlah jemaat karena sebab-sebab di atas. Ini memberi pelajaran bagi kita agar kita tidak membanggakan prestasi duniawi dan mengkultuskan manusia melainkan menyerahkan segala pelayanan kita kepada Tuhan sendiri.
(T-6) KEHIDUPAN KEMBALI. Kalau gejala-gejala spektakular itu bukan dari Allah, apakah itu berarti bahwa gereja-gereja yang mempraktekkannya berjalan di jalan yang salah?
(J-6) Tidak juga, soalnya dibalik praktek-praktek yang keliru yang diberitakan pendeta/penginjil tertentu dari gereja tertentu, sebagai gereja ternyata selalu terjadi penyesatan namun juga proses kehidupan dan kedewasaan iman. John Wimber dengan ‘Vineyard Fellowshipnya’ yang semula menggebu-gebu mempraktekkan ‘Signs & Wonder’ terbuka terhadap kritik sehingga bukunya yang semula ‘Power Evangelism’ kemudian direvisinya secara radikal dan menjadi lebih Injili yang menekankan Kristus daripada mujizat, bahkan gereja ini kemudian mengeluarkan ‘Toronto Vineyard Fellowship’ pimpinan John Arnott dari persekutuan Vineyardnya karena dianggap tidak Alkitabiah.
Sekolah-sekolah teologia Injili sekarang banyak dimasuki pendeta/penginjil/mahasiswa yang gerejanya semula mempraktekkan ajaran sukses maupun Toronto Blessing, bahkan beberapa tokoh gereja yang semula menggebu-gebu menonjolkan fanatisme keliru itu sekarang menunjukkan kedewasaannya untuk kembali lebih berorientasi pada Injil Kristus. Suatu kehidupan kembali yang perlu kita sambut dengan gembira dan doakan, Halleluya!
"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinyanya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!" (2Tim.3:2-5)
Salam kasih dari Herlianto/YBA
Catatan: Menyambut banyaknya sambutan akan forum diskusi/tanya-jawab YBA tentang masalah teologia maupun umum, sejak Januari 1999 terbuka forum diskusi yang dapat diikuti oleh setiap netter. Dari sekian banyak pertanyaan/tanggapan yang masuk, setiap bulan akan dipilih beberapa pertanyaan/tanggapan yang dianggap penting untuk dirilis secara berselang-seling dengan renungan bulan yang sama. Identitas para netter akan ditulis dengan singkatan tiga huruf disusul dengan kota dimana ia berdomisili. Setiap topik diskusi dapat ditanggapi lagi bila belum terasa cukup. Pertanyaan/tanggapan dikirimkan ke alamat YBA