Ruang Tanya Jawab - April 2004
Form untuk mengirim pertanyaan
PEMILU 2004
Beberapa surat masuk belakangan ini berkaitan dengan Pemilu 2004.
Berikut diskusinya:(Tanya-1) GOLPUT.
Melihat partai-partai dan caleg-caleg yang ada dalam Pemilu 2004, saya menjadi pesimis, karena itu saya condong menjadi Golput karena bukankah Golput adalah hak memilih untuk tidak memilih?(Jawab-1) GOLPUT pada dasarnya memang sah-sah saja, namun dengan menjadi Golput bukankah kita merestui keadaan kurang bersih yang ada sekarang? (status quo). Sekalipun pada umumnya partai-partai maupun caleg-caleg kurang bersih menurut pengamatan banyak orang, setidaknya kita masih dapat melihat partai-partai dan caleg-caleg yang lebih sedikit ‘kurang bersih’nya, sehingga dengan memberi suara kepada mereka, apalagi kalau ada pilihan yang bersih, terjadi keseimbangan dimana partai-partai yang ‘kurang bersih’ diimbangi dengan oposisi yang akan mengerem kecenderungan kurang bersihnya. Karena itu, sebaiknya kita dengan sadar dan bertangguntg jawab ikut dalam proses pemilihan umum untuk memilih partai maupun caleg yang benar dan bersih.
(T-2) PARTAI KRISTEN.
Apakah baik kalau kita sebaiknya memilih partai kristen, karena dengan demikian kita mendukung partai dan caleg-calegnya yang bersih?(J-2) DALAM Pemilu 2004, tidak ada partai yang berasaskan kristen (seperti halnya partai berasas Islam). Yang ada adalah Partai Damai Sejahtera yang didirikan oleh sekelompok umat Kristen tetapi berasas pancasila. Dalam perkembangannya, partai ini juga melakukan bargain politik, seperti: (1) melakukan bargain politik dengan beberapa partai yang tidak lolos verifikasi; (2) melakukan bargain politik dengan caleg non-Kristen (bahkan haji) di daerah-daerah hijau demi memenuhi persyaratan verifikasi di minimal 21 propinsi; dan (3) melakukan bargain politik dengan pemilik modal sekalipun bukan kristen demi membiayai partai. PDS memang ambivalen, soalnya disatu sisi PDS menyatakan diri sebagai partai pancasilais, nasionalis yang pluralis dengan maksud untuk menjaring pemilih non-kristen juga, namun di sisi yang lain kampanyenya dilakukan dengan eksklusif dalam bentuk KKR (kebaktian kebangunan rohani), suatu taktik yang jelas tidak cerdik.
(T-3) MANIPULASI AYAT ALKITAB.
Bagaimana dengan praktek beberapa pendukung PDS yang menafsirkan ayat-ayat Alkitab demi tujuan memenangkan suara dalam Pemilu 2004 seperti ayat Yoshua 1:7b dan Yohanes 3:16?(J-3) AYAT Alkitab tidak boleh ditafsirkan semaunya sendiri, ayat Alkitab jangan dimanipulasikan untuk tujuan politik. Ayat Alkitab harus ditafsirkan sesuai konteksnya, jadi tidak bisa asal comot begitu. Ayat Yos.1:7b yang berbunyi: “janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.” Kalau ini ditafsirkan bahwa ke kanan diartikan partai nomor-20 (Golkar) dan ke kiri diartikan partai nomor 18 (PDI-P) karena itu pilihlah nomor-19 (PDS) agar beruntung dan damai sejahtera, berarti kita telah memanipulasikan ayat Alkitab untuk tujuan yang tidak kudus, padahal konteks ayat itu (Yos.1:7a) berbicara mengenai ‘hukum Tuhan yang diberikan kepada Musa’ (Taurat) dan agar kita tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari hukum itu (ayat 7b). Demikian juga kalau Yoh.3:16 kemudian dianggap menunjukkan angka 19 bila dijumlahkan, rasanya terlalu dicari-cari. Di sini kita melihat partai yang tidak memiliki dasar yang teguh, partai yang didirikan oleh sekelompok umat Kristen yang ingin membangkitkan sentimen premordialisme kekristenan. Dengan berbekal bahan baku demikian tentu cara-cara yang digunakan menjadi sangat bersifat tidak dewasa.
(T-4) POLITIK PARTISAN.
Apakah sebenarnya yang disebut sebagai politik partisan?(J-4) POLITIK Partisan adalah politik yang membagi-bagi umat menjadi kristen vs bukan, dalam hal ini dianggap bahwa kalau kita membuat partai kristen berarti dapat menjadi wakil kekristenan secara solid, karena itu sebaiknya suara umat Kristen diberikan kepada partai ini. Kita perlu menyadari bahwa umat Kristen ada di hampir semua partai politik (kecuali yang berasas Islam), karena itu umat Kristen harus menjadi garam dan terang dimana mereka berada. Mengelompokkan diri ke dalam suatu partai premordial akan mengulang nasib partai Islam yang ditinggalkan oleh orang Islam, karena kecederungan masyarakat Indonesia adalah menuju pluralisme kehidupan berbangsa dan bertanah air dan lebih cenderung memilih partai yang pancasilais dan nasionalis. Jangan berharap adanya partai Kristen yang caleg-calegnya semua kristen yang setia kepada firman Tuhan, karena kita menyadari bahwa praktek politik itu penuh dengan kekotoran, karena itu lebih baik menjadi seorang politikus yang beriman Kristen dan bersih yang berada di mana-mana daripada mendirikan partai Kristen yang mustahil bisa bersifat kristiani.
(T-5) PARTAI PILIHAN.
Kalau begitu partai apa yang paling tepat untuk dipilih?(J-5) PERTAMA jelas bahwa partai yang sebaiknya dipilih adalah partai yang berasas pancasila dan nasionalis. Bila mungkin carilah caleg beragama Kristen yang memiliki track-record yang cakap, takut akan Tuhan, dapat dipercaya, dan benci kepada pengejaran suap (Kel.18:21). Bila tidak mungkin memilih caleg yang kristen yang memenuhi hal itu carilah caleg yang tidak menolak ke-empat kriteria kepemimpinan yang diberikan mertua Musa itu.
Kiranya diskusi ringkas ini membuat kita lebih berhati-hati dalam menentukan pilihan partai maupun caleg pada Pemilu 2004.
Salam kasih dari Redaksi YABINA ministry