Ruang Tanya Jawab - April 2005

Form untuk mengirim pertanyaan


SEPTUAGINTA

Sehubungan dengan Artikel ‘Septuaginta’ ada beberapa pertanyaan yang masuk. Berikut diskusinya:

(Tanya-1) Bukankah bahasa Ibrani adalah bahasa asli bangsa Ibrani yang sudah ditulis dan dipercakapkan sejak masa Adam sampai sekarang di Israel?

(Jawab-1) Alkitab mencatat keturunan Sem (Semitik) berasal dari Mesopotamia dan kemudian hijrah ke Kanaan dimana Abraham tinggal selama puluhan tahun sampai meninggalnya dan berbahasa lokal Kanaan (Kej.12-25). Besan Abraham dan mertua Ishak, Bethuil (Kej.25:20), adalah orang Aram, termasuk Laban saudara isteri Ishak dan mertua Yakub juga orang Aram dan berbahasa Aram (Kej.31:47). Ketika keturunan Abraham tinggal di Mesir mereka berbicara bahasa Kanaan (Yes.19:18) dan kelihatannya masih tetap demikian ketika kembali ke Kanaan. Sekitar masa kerajaan (abad-10sM) bahasa Ibrani yang disebut bahasa Yehuda tumbuh dari bahasa Kanaan dan Amorit dan menggunakan aksara Kanaan terdiri 22 huruf. Pada masa Sanherib (700sM) rakyat Israel berbahasa Yehuda dan juga kalangan terpelajar berbahasa Aram (2Raj.18:26). Mungkin karena terdiri huruf konsonan dan tidak ada vokal, bahasa Yehuda/Ibrani Kuno (Palaeo Hebrew) tidak bertahan lama, sebab pada abad-6sM bahasa ini hanya digunakan dalam menulis dan menyalin kitab agama dan sebagai bahasa percakapan digunakan Aram. Pada masa Ezra (abad-5sM), rakyat tidak lagi mengerti bahasa Ibrani sehingga perlu diterjemahkan secara lisan ke dalam bahasa Aram (Neh.8:2-9), beberapa bagian kitab Ezra, Yeremia dan Daniel ditulis dalam huruf Ibrani tetapi berbahasa ucap Aram. Masa abad-6 s/d 3sM, bahasa Ibrani disebut Ibrani Kitab Suci karena hanya digunakan sebagai bahasa tulis dalam penulisan dan penyalinan kitab suci. Inipun terpengaruh bahasa Aram dimana bentuk yang semula mengikuti huruf Kanani berkembang mengikuti huruf pesegi Aram. Masa abad-3sM s/d 6M disebut Ibrani Miznah yang dipengaruhi Aram dan hanya digunakan dalam salin-menyalin kitab suci. Masa abad 6 s/d 19 disebut Ibrani Para Rabi yang hanya digunakan kalangan Rabi saja dan terpengaruh bahasa Arab, dan masa abad 19 s/d sekarang menjadi Ibrani Modern yang menjadi bahasa percakapan.

(T-2) Bahasa Yunani adalah bahasa yang sukar menurut Josephus dan tentu tidak mudah dipelajari oleh orang Yahudi, jadi lebih tepat kalau mereka tetap menggunakan bahasa Ibrani dengan bahasa Aram sebagai bahasa kedua.

(J-2) Faktanya bahasa Yunani sudah digunakan meluas sejak Alexander karena bahasa Yunani yang digunakan bukan bahasa Yunani tinggi (attic) melainkan bahasa Yunani umum (koine), itulah sebabnya pada abad-3sM Tenakh sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani (Septuaginta) karena kebanyakan orang Yahudi di Palestina maupun di perantauan sudah tidak mengerti bahasa Ibrani sejak masa Ezra (abad-5sM), dan pada abad-1 Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani (koine).

(T-3) Bukankah hari raya Hanukah merupakan hasil pemberontakan Yudas Makabe yang menunjukkan penolakan akan bahasa Yunani dan kemenangan Yudaisme atas Helenisme?

(J-3) Helenisasi damai terganggu ketika Antiochus IV Epiphanes berkuasa (175sM). Waktu itu Yason ingin merebut kedudukan imam besar dari Onias saudaranya, dan ia meminta izin Anthiocus untuk membangun gymnasium di Yerusalem dan menjadikannya kota Yunani. Gymnasium ditujukan untuk dewa-dewi Yunani dan pemainnya bertelanjang dada. Para imam Yahudi pun banyak yang bertelanjang dada mengikuti perlombaan dan mengabaikan tugas mereka di Bait Allah. Anthiokus IV ketika pulang perang dengan wangsa di Mesir mampir di Yerusalem (171sM) dan menajiskan Bait Allah dan merampas banyak perkakas di Bait Allah (1Mak.1:21-25; 2Mak.5:11-16;6:1-9). Bukan bahasa-helenis, tetapi paganisme-helenis yang dipaksakan itulah yang mendorong keluarga Matathias memberontak (1Mak.2:1-14). Dibawah anaknya Yudas, pemberontakan mencapai puncaknya dan Bait Allah direbut kembali dan ditahbiskan (165sM) dan dirayakan sebagai Hanukkah. Anthiokus IV marah dan menyerang kembali tetapi ia keburu meninggal dan penggantinya memberi kebebasan beragama. Sekalipun Yudas ingin mengembalikan Yudaisme dan membenci pengaruh asing, ia sendiri meminta bantuan Romawi, tahun 161sM ia terbunuh dalam perang. Perayaan Hanukkah memang mengembalikan kesucian ibadat di bait Allah, namun itu tidak mengusir helenisasi dalam bahasa. Yudas sendiri memakai nama panggilan Makabeus dalam bahasa Yunani dan keturunan Simon saudaranya, yang kemudian memerintah Yudea, banyak yang menggunakan nama Yunani juga seperti John Hirkanus, Aristobulus, Alexander Yanneus, dan Antigonus Matathias.

(T-4) Kalau begitu, mengapa Josephus sampai menulis bahwa “Bahasa Yunani itu sulit dan menganjurkan orang Yahudi untuk tidak terpengaruh budaya asing termasuk bahasanya?”

(J-4) Sebenarnya ucapan Josephus bernuansa politis. Kala itu Romawi berkuasa di Yudea mengalahkan wangsa Yunani namun dalam hal bahasa, bahasa Romawi tidak mampu menggantikan bahasa Yunani, maka sebagai warga Romawi karena ia membelot dari Yahudi ke negara asing Romawi dan mengganti namanya dengan nama Romawi, Flavius Josephus, sehingga ia disebut penghianat oleh orang Yahudi, maka Josephus mengucapkan hal itu dalam tulisannya. Yang menarik ucapan itu ditulis dalam bukunya yang ditulis dalam bahasa Yunani. Josephus menulis ‘Jewish War’ dalam bahasa Aram yang disebut ‘lidahnya orang Ibrani,’ tetapi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, dan banyak karyanya di tulis dalam bahasa Yunani.

“Karya pertamanya adalah Sejarah Perang Yahudi, ditulis pertama kalinya dalam bahasa Aram untuk kepentingan orang Yahudi di Mesopotamia dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Yunani.” (J.D. Douglas (ed), The New Bible Dictionary, h.660)

(T-5) Bagaimana dengan Papias yang menulis bahwa Injil Matius ditulis dalam bahasa Ibrani?

(J-5) Papias tidak menyebut bahwa Injil Matius ditulis dalam bahasa Ibrani. Menurut Eusibius dalam bukunya Sejarah Gereja, ia menyebut bahwa Papias menyinggung bahwa “Matius menulis ‘logia’ dalam bahasa Aram (bahasanya orang Ibrani).” Menurut penyelidikan, sebagian besar isi Injil Matius menggunakan sumber Markus yang ditulis dalam bahasa Yunani, jadi kemungkinan terbesar, logia Matius hanya berisi ucapan-ucapan atau perumpamaan Yesus. Jadi matius menggabungkan ucapan-ucapan itu dengan Injil Markus dan menulisnya dalam bahasa Yunani sebagai Injil matius.

Kiranya diskusi ini memperjelas.

Salam kasih dari Redaksi www.yabina.org


Form untuk mengirim pertanyaan