Diskusi Mei 2006

Form untuk mengirim pertanyaan


 

YESUS DIGUGAT
 

Bulan Mei 2006 bukan saja diisi dengan perayaan/demo Hari Buruh Sedunia, tetapi bulan ini tercatat diisi dengan dua peristiwa penting yang ‘Menggugat Yesus,’ yaitu: (1) Terbitnya majalah National Geographic, May 2006, yang berisi artikel utama ‘Judas Gospel’ yang intinya ingin membalik kesan ‘Yudas sebagai penghianat’ menjadi ‘Yudas sebagai pahlawan yang menjalankan kehendak Yesus’ (lihat Renungan dalam milis ini); dan (2) Akan dirilisnya di sinema film ‘The Da Vinci Code’ yang didalamnya diceritakan mengenai Yesus yang baru diangkat menjadi Tuhan di Konsili Nicea tahun 325 dan Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan keturunannya menyebar ke Perancis dan Inggeris. Beberapa pertanyaan sekitar ‘Menggugat Yesus’ didiskusikan di bawah ini:

(Tanya-1)
Dalam artikel ‘Teka-Teki Seputar Salib’ disebutkan bahwa kalangan Islam menyebut bahwa Yesus tidak disalib melainkan digantikan orang yang serupa dengan Dia, ayatnya ada di mana ya? Apakah Ada ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan bahwa Yesus disalib sesuai berita Injil?

(Jawab-1)
Cerita mengenai Yesus yang tidak disalib dan digantikan orang lain ada dalam Quran Sura 4 An Nissa 157, 158. Ayat yang menceritakan Yesus mati mirip dengan berita Injil dapat ditemui di Quran Sura 19 Maryam 33,34, dimana disebutkan bahwa Yesus yang a.l. berbunyi: “Pada hari aku diwafatkan dan dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” Ayat terakhir ini diterima dan menjadi pendapat beberapa penafsir Islam, namun banyak yang menolaknya dan ditafsirkan dengan keterangan waktu bahwa kebangkitan itu akan terjadi di akhir zaman, jadi bersifat future-tense dan bukan menceritakan mengenai kebangkitan Yesus seperti di-klaim dalam Injil Kristen.
 

(T-2) Bagaimana pula dengan Injil Barnabas? Bagaimana kitab ini berbicara mengenai kematian Yesus?
(J2)
Injil Barnabas lain lagi, disitu disebutkan bahwa Yesus tidak mati disalib tetapi digantikan oleh Yudas yang disalibkan ganti Yesus. Injil Barnabas adalah sebuah kitab yang disebut Injil yang mencoba menyelaraskan semua kitab Injil Kanonik (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) menjadi satu ditambah beberapa tradisi Yahudi, Kristen dan Islam menjadi buku dalam 222 fasal. Mencolok adanya isi ‘Injil’ ini yang mempromosikan ajaran Islam dan mengatakan bahwa seakan-akan Yesus dilahirkan dari keturunan Ismail dan dikorbankan Abraham (Al-Quran sebenarnya tidak mencatat siapa yang dikorbankan oleh Ibrahim), dan Yesus tidak disalib melainkan digantikan oleh Yudas (Al-Quran mencatat Yesus digantikan orang lain yang diserupakan dengan Yesus). Isinya mengandung ajaran Islam, misalnya tentang lima waktu sembahyang, Allah dengan sifat-sifatnya, ada syahadat Islam yang mencantumkan nama Muhammad, dan dihadapan Sanhedrin Yesus menyangkal bahwa Ia anak Allah dan pengakuan Yesus sebagai anak Allah adalah dosa besar, bahkan dibanyak bagian disebutkan bahwa nabi Muhammad sebagai Messias yang akan datang, Yesus menyatakan diri sebagai pengawal Messias dan Yohanes Pembaptis tidak disebut-sebut (jadi seakan-akan Yesuslah Yohanes Pembaptis yang meramalkan kedatangan Messias Muhammad). Kitab ini ditulis pada akhir abad pertengahan (abad-15-16) oleh orang Katolik yang masuk Islam dan berusaha menyesuaikan Injil Kristen dengan ajaran Islam. Beberapa penulis Islam percaya bahwa Injil ini palsu (hoax) namun masih banyak yang mempercayainya sebagai cerita otentik.
 

(T-3) Apakah aliran Ahmadyah itu termasuk Islam? Kalau benar mengapa dalam hal penyaliban Yesus mereka berbeda dengan kepercayaan Islam mainstream?(J-3) Aliran Ahmadyah mengaku bahwa mereka beragama Islam, hanya bedanya, mereka menganggap bahwa nabi Muhammad bukan rasul terakhir melainkan Mirza Ghulam Ahmad. Pelopor aliran Ahmadyah ini berasal dari Pakistan dan mereka mempercayai legenda bahwa Yesus tidak mati disalib melainkan pingsan dan kemudian pergi ke India, mati dan dikuburkan di Srinagar, Kashmir. Legenda ini memang berkembang di Kashmir yang berbatasan dengan Pakistan, legenda mana didasarkan buku Nocolas Notovitch, seorang wartawan perang Rusia yang mengaku pernah berkunjung ke biara Himis di dekat Ladakh, ibukota Kashmir, dan memperoleh informasi bahwa Yesus pernah ke India. Buku ini kemudian dianggap berotoritas disamping Al-Quran dan tradisi Mirza Gulam Ahmad dan dijadikan ajaran Ahmadyah. Buku Nicolas Notovitch sudah dibuktikan bohong (hoax) setelah para ahli menyelidiki langsung ke biara itu dan berbicara dengan pemimpin dan biarawan disitu. Tidak pernah ada orang Rusia yang mengunjungi biara itu dalam 10 tahun terakhir dan di biara itu tidak ada cerita mengenai Issa yang datang ke India. Yang menarik dialami dalam fenomena ini adalah bahwa ‘kebohongan’ sekalipun sudah diakui oleh penulisnya (dalam hal diatas Notovitch akhirnya mengakui tulisannya fiktif), tetapi karena memenuhi harapan banyak orang akan gosip dan akan terus diberitakan dan dipercayai sebagai benar.
 

(T-4) Bagaimana pula dengan Injil Yudas yang ramai dibicarkan akhir-akhir ini?
(J-4)
Injil Yudas dari penggalian pustaka Gnostik merupakan produk Gnostik, suatu aliran yang sinkretis antara ajaran Kristen dengan kepercayaan Gnostik. Esensi ajaran Gnostik adalah:

“dunia adalah tempat yang jahat diciptakan oleh Tuhan yang jahat (Yahweh), dan yang berbalikan dari Tuhan yang benar dan Esa. Pengikut Gnostik Kristen menganggap diri mereka sebagai keturunan Tuhan yang esa itu, dan sebagai percikan ilahi yang terkurung dalam dunia yang jahat ini. Kristus dikirim untuk mengingatkan pengikut Gnostik mengenai hakekat diri mereka para pengikut Gnostik agar mereka dapat melepaskan diri dari dunia yang jahat ini dan kembali kepada Tuhan yang benar.” (Graham Stanton, Gospel Truth?, hlm.8)

Bagi Gnostik, kematian Yesus menebus umat manusia tidak ada artinya sama sekali karena manusia bisa menyelamatkan diri sendiri melalui aktualisasi percikan api ilahi dalam dirinya sendiri terlebih dengan adanya peringatan yang diberikan Yesus yang mereka percayai sebagai pembimbing mistik/kebatinan. Dalam Injil Yudas, Yudas tidak digambarkan negatif sebagai pengkhianat melainkan sebagai pahlawan yang mendapat tugas dari Yesus untuk menjalankan misi menyerahkan Yesus. (Untuk uraian lebih lanjut bacalah ‘Injil Yudas’ dalam Renungan di www.yabina.org).
 

(T-5) Mengenai buku The Da Vinci Code, penulisnya sendiri menyebut cerita itu fiksi (Bahkan diakhir cerita disebutkan bahwa Ia bermimpi), tetapi mengapa buku itu laris manis dan bahkan sekarang di’film’kan ? Tepatkan kita ikut menyebarkan buku dan film itu agar umat Kristen tahu atau sebaiknyakah kita melarang orang melihat buku dan film itu ?
(J-5)
Bagi mereka yang mencari kebenaran, mereka tidak akan terpengaruh fiksi-fiksi yang sudah ketahuan motivasi penulisnya yang mencari uang dan popularitas dengan menyebarkan gosip dan skandal yang dikemas dalam bentuk thriller dan ditective dengan pemutar-balikkan fakta kebenaran yang memang dicari oleh mereka yang tidak mencari kebenaran melainkan senang dengan kebohongan. Kenyataan dunia memang begitu, yaitu orang lebih senang berita (sekalipun bohong) yang sesuai dengan keinginan hatinya dan orang tidak suka berita (sekalipun benar) tentang kebenaran yang menyebut manusia berdosa dan membutuhkan tangan penebusan Yesus yang disalib ganti kita. Melarang orang membaca buku dan menonton film ‘The Da Vinci Code’ sama halnya dengan mendorong orang ingin tahu dan membaca dan melihat film itu, sebaliknya mendorong orang menonton juga membuat buku dan film itu laku dan tidak bijak karena bagi mereka yang masih ke kanak-kanakan imannya, mereka akan dengan mudah terpengaruh apa yang dilihatnya yang dikemas secara profesional dan artistik selama 2 jam di layar lebar.
 

(T-6) Mengapa umat Kristen tidak marah terhadap buku maupun film (misalnya The Da Vinci Code) yang berbicara sumbang mengenai kekristenan?
(J-6)
Umat Kristen mengikuti teladan Yesus untuk tidak melawan pedang dengan pedang. Ketika ada muridnya yang ingin membela Yesus dari penangkapan para tentara Romawi, Yesus menghalangi mereka. Yesus pernah mengajarkan agar ‘kalau dipukul pipi kiri berikan pipi yang kanan juga.’ Pengujatan tidak akan menjadi baik karena dihujat balik, tetapi kasih, doa-doa dan pimpinan Roh Kudus (dan bukan kekuatan manusiawi) membuka kemungkinan untuk mengubah si penggugat untuk menyadari perilaku mereka. Namun, Yesus juga tidak menyuruh kita berdiam diri dengan meditasi pasif, melainkan agar kita bersaksi dan memberitakan Injil kebenaran.
 

Salam kasih dari Redaksi www.yabina.org


 


Form untuk mengirim pertanyaan