Desember _2011 | NATAL TANPA YESUS ?
 

NATAL TANPA YESUS ?

Renungan - 092 berjudul ‘Natal Tanpa Yesus’ banyak disyukuri tetapi juga ada yang mempertanyakan lebih lanjut sebagai berikut:

(Tanggapan–1) Saya telah membaca Renungan berjudul ‘Natal Tanpa Yesus’ dan membaca bahwa Santa Claus itu berasal dari mitos dewa Odin yang ditarik rusa kutub. Menurut yang saya baca dari sumber lain, dewa Odin itu naik kuda terbang berkaki delapan yang disebut Sleipnir yang biasa mendarat di atap-atap rumah dekat cerobong asap sehingga Santa Claus bisa memberi hadiah kepada anak-anak melalui kaos kaki yang mereka gantungkan sekitar perapian. Yang mana yang benar?

(Diskusi–1) Dua legenda/mitos utama dibalik Santa Claus adalah tokoh Uskup St. Nicholas dan Dewa Odin, namun mengenai cerita Santa Claus terdapat banyak versi. Dewa Odin umum dikenal sebagai dewa berasal Norwegia tapi ada yang menyebut berasal Jerman, sedangkan ia naik apa memang ada yang bilang naik kuda terbang Sleipnir ada yang lain, yang jelas kendaraan yang dikenal sekarang memang menyebutkan bahwa Santa Claus naik kereta ditarik rusa kutub (reindeer) yang bisa terbang.

Dalam perjalanan sejarah selain adanya berbagai versi sumber legenda/mitos selalu bertambah atau berkurang isinya. Pada tahun 1823 Clement Clarke Moore menulis syair berjudul ‘A Visit from St. Nicholas’ dimana ia menulis bahwa St. Nicholas naik kereta ditarik 8 rusa kutub. Ada versi lain menyebut kereta itu ditarik 6 rusa kutub. Pada tahun 1939, Johny Marks menulis lagu populer berjudul ‘Rudolph the Red Noosed Reindeer’ yang kemudian dibukukakan menjadi cerita oleh Robert L. May. Sejak itu Rudolph ditambahkan menjadi pemimpin kawanan rusa kutub penarik kereta Santa Claus dan digambarkan sebagai rusa kutub berhidung merah.

(T–2) Kalau kita sudah tahu perayaan Natal itu banyak legenda/mitosnya apakah tidak sebaiknya kita meniadakan perayaan Natal itu?

(D–2) Benar harus diakui bahwa perayaan natal sudah banyak diisi legenda/mitos yang tidak ada hubungannya dengan Injil, apalagi perayaan natal sudah menjadi bisnis besar dan dikomersialisasikan oleh dunia sekuler sebagai saat belanja diakhir tahun, namun sekalipun banyak legenda/mitos yang dimasukkan dalam rangkaian perayaan natal tentu yang harus kita demitologisasikan adalah bungkus legenda/mitos itu dan bukan perayaan Natal itu sendiri yang sudah ada sebelum masuknya legenda/mitos Santa Claus itu. Soalnya perayaan Natal yang bersumber peristiwa di Bethlehem itu sudah dikenang pada hari Epifani tanggal 6 Januari dalam gereja yang kemudian ditahun 325 dipindah ke tanggal 25 Desember untuk menggantikan Hari Dewa Matahari. Natal bukan Hari Matahari karena sejak awal dalam perayaan Natal tidak ada unsur penyembahan Dewa Matahari itu, apalagi tidak ada perayaan minggu Saturnalia seperti yang dilakukan orang Romawi dulu ke dalam rangkaian perayaan Natal.

Memang Perayaan Natal sebenarnya harus terus didemitologisasikan dari legenda/mitos yang komersial dan sekuler itu dan kita mengarahkan kepada kenangan kembali kehadiran Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat bagi manusia dibumi ini. Banyak lagu-lagu Natal yang berorientasi kelahiran Yesus di betlehem tidak salah tapi lagu-lagu yang berisi legenda/mitos sebaiknya kita tinggalkan, sebab kalau tidak kita akan makin terseret pada legenda/mitosnya dan anak-anak makin tidak lagi mengenal Yesus dan maksud dilahirkan di palungan itu.

Kiranya Diskusi diatas memperjelas Tanggapan yang diajukan.
 




“Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik.” (Roma 10:15b)


Salam kasih dari YABINA ministry www.yabina.org

 

 


Form untuk mengirim pertanyaan | Diskusi Sebelumnya