Ruang Tanya Jawab Januari 2000
Form untuk mengirim pertanyaan
MEMASUKI MILENIUM KE-III
Kita telah memasuki milenium ke-III dengan segala perkembangannya yang mutakhir, segalanya telah banyak berubah, produk lama sudah harus diganti dengan produk baru yang jauh lebih canggih, demikian juga komputer kita sudah dipasangi windows-2000 yang lebih sip daripada versi '95 dan '98 (padahal yang ini belum lama juga). Namun, hati manusia itu tetap ya itu-itu juga, karena itu di awal milenium ke-III ini beberapa pertanyaan yang 'itu-itu juga' yang masuk akan didiskusikan kali ini.
(T-1) Apakah sebenarnya hakekat manusia itu, dikotomi, trikotomi atau monokotomi? Menurut saya manusia lebih tepat disebut dikotomi yaitu terdiri dari dua bagian jiwa/roh dan tubuh/badan, kan kalau ia meninggal tubuh/badannya hancur dan jiwa/rohnya hidup terus bukan? (Easy, Surabaya)
(J-1) Dalam bahasa Yunani, Diko artinya menjadi dua, Triko artinya menjadi tiga, sedangkan tomi berasal bahasa Yunani Temnein yang artinya dibagi. Jadi dari sini kita dapat mengetahui bahwa dikotomi artinya dibagi menjadi dua bagian (jiwa/roh dan tubuh) dan trikotomi berarti dibagi menjadi tiga bagian (jiwa, roh dan tubuh). Sekalipun dalam Alkitab ada ayat-ayat yang bila dilihat terlepas ada yang mengesankan adanya dikotomi dan ada yang mengesankan adanya trikotomi, tetapi bila kita mempelajari Alkitab sebagai kesatuan, kelihatannya Alkitab condong menyebut 'manusia itu seutuhnya'. Disebutkan bahwa "TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." (Kej.2:7). Jiwa yang berasal dari hembusan nafas Allah (nephesh) menunjuk pada manusia seutuhnya, sedangkan roh tercipta dalam proses pembentukan jiwa atau manusia itu. Jadi manusia dilihat sebagai sesuatu yang 'seutuhnya' (holistic) yang tidak dibagi-bagi, tetapi memiliki dua aspek yaitu roh (ruach, sarana yang menghubungkannya dengan Allah) dan daging (soma). Jadi dari terang ini kita dapat melihat bahwa sebenarnya Alkitab menunjuk bahwa 'manusia itu suatu keutuhan' dan 'tidak terbagi-bagi', ini dapat diibaratkan dengan 'telur mata sapi' yang terdiri dari dua bagian, bagian kuningnya dan bagian putihnya (ini gambaran dikotomi) tetapi manusia sebenarnya lebih tepat disebut sebagai 'telur dadar' dimana kedua aspek putih telur dan kuning telur menyatu tanpa bisa dipisahkan bagian-bagiannya. Bila orang mati maka jiwanya dengan hanya roh yang memiliki kesadaran sudah tidak utuh lagi jadi tidak disebut manusia, karena itu sudah tidak berdaya apa-apa dan perlu memperoleh 'tubuh yang baru' untuk dapat dibangkitkan sebagai manusia yang baru. Apakah ini bisa disebut dengan istilah 'monokotomi'? tentunya tidak, soalnya memang sudah satu jadi tidak disebut sebagai dibagi menjadi satu.
(P-2) Bila "manusia memiliki 'nafas hidup' (jiwa/nephesh)." "Keberadaan 'roh' (ruah) yang diciptakan sebagai hasil hembusan nafas (nephesh) Allah itu. Kelihatannya binatang maupun tumbuh-tumbuhan dan benda-benda alam tidak memiliki 'roh' ini sekalipun memiliki 'jiwa'. Maka pengertian saya, manusia memiliki 'nafas hidup' (jiwa/nephesh) 'roh' (ruah) sebagai hasil hembusan nafas(nephesh) Allah itu". Bearti roh = jiwa? Tetapi "binatang maupun tumbuh-tumbuhan dan benda-benda alam tidak memiliki 'roh' ini sekalipun memiliki 'jiwa' Berarti roh tidak sama dengan jiwa? Ketika Allah menciptakan manusia, tubuh diciptakan dari tanah, dan dihembuskan 'nafas kehidupan'. Jika 'nafas kehidupan' adalah 'roh', maka Allah menciptakan manusia hanya terdiri dari tubuh dan roh, tanpa jiwa. Mohon diijelaskan darimana adanya jiwa? (Harris, Banjarmasin).
(J-2) Jiwa ada karena 'nafas Allah' (nephesh) dan jiwa adalah daya hidup yang menunjuk pada manusia itu seluruhnya sebagai makhluk hidup. Jiwa itu terjadi karena nephesh Allah, dan dalam proses menjadi jiwa (mahluk yang hidup) itu terciptalah roh yang menyatu bersama tanah yang menjadi daging. Jadi jiwa tidak sama dengan roh, tetapi jiwa manusia itu memiliki dua aspek yang menyatu yaitu roh dan daging. Roh adalah aspek manusia yang merupakan sarana berhubungan dengan Roh Allah, sedangkan binatang tidak mempunyai roh sekalipun berjiwa (hidup), itulah sebabnya binatang tidak ada yang memiliki agama dan tidak dapat berhubungan dengan Tuhan.
(T-3) Saya ingin tanya soal 'kata-kata iman' (words of faith). Dalam Yakobus 1 :6-7 dan Mat 8 :13 bukankah disebutkan disitu bahwa iman percaya kita kepadaNyalah yang merealisasikan apa yang kita percayai? (Pollie, Jakarta)
(J-3) Dalam Yak.1:6-7 memang disebutkan bahwa "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." Ini mengesankan bahwa asal kita 'meminta dengan iman' maka sudah terjamin bakal mendapat, tetapi ayat-ayat itu jangan dilepaskan dari konteksnya dengan ayat-5 dimana
dikatakan bahwa hendaknya kita "meminta kepada Allah yang akan memberikan", jadi tetap jawaban itu terletak ditangan Allah dan bukan karena doa-doa iman itu sendiri, namun tentu kita harus 'berdoa dengan sungguh hati' dan karenanya 'Allah bisa berbelas kasihan' seperti doa seorang wanita miskin. Sama juga dengan hal ini, ayat Mat.8:13 yang berbunyi "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percayai." Ini juga harus dilihat konteksnya bahwa Yesus melihat kesungguhan perwira di Kapernaum itu dan 'Yesus'lah yang kemudian memberikan jawaban. Kalau dilepaskan dari konteks keberadaan Yesus bisa ditafsirkan seakan-akan dilain kesempatan kalau perwira itu 'percaya sungguh' lalu ia 'otomatis mendapat' diluar kehadiran Yesus, padahal ayat itu jelas menyebut 'Yesuslah' yang membenarkan 'percaya' perwira itu. Ini bisa digambarkan seperti misalnya ada jemaat yang mengurus IMB pembangunan gereja. Walikota mengatakan bahwa bila kita mengikuti semua peraturan yang berisi persyaratan mendirikan bangunan tentu IMB akan ditandatanganinya. Apakah walikota akan otomatis menandatangani? Tentunya tidak sebab sekalipun semua peraturan dan persyaratan dipenuhi walikota tetap merupakan pribadi yang menentukan apakah ia mau menandatangani atau tidak, sebab diluar peraturan mungkin saja walikota sebagai pribadi mempunyai pertimbangan lain seperti politis misalnya kalau mayoritas tetangga yang Islam memprotes pembangunan itu. Dalam Alkitab memang dikatakan "mintalah maka kamu akan diberi" (Mat.7:7-8, band.Mat.21:22 dan Yoh.15:7) tetapi apakah otomatis bahwa stiap permintaan akan dikabulkan? Atau apakah asal dipenuhi semua peraturan dan persyaratan semua gereja bisa dibangun? Tentunya tidak sebab dalam Alkitab juga disebut bahwa doa tidak dikabulkan karena 'motivasinya salah yaitu hawa nafsu' (Yak.4:3) dan ada faktor pertimbangan lain yaitu 'menuruti firman Tuhan dan berbuat apa yang berkenan kepadanya.' (1.Yoh.3:22).(P-4) Saya baru membaca buku 'Menguji Batu Penguji' tulisan Bambang Widjaja yang dipinjami teman saya. Buku itu menanggapi buku 'Toronto Blessing' yang ditulis pak Herlianto. Setelah dibaca kelihatannya seperti ada benarnya juga, bagaimana tanggapan bapak? (Sony, Surabaya)
(J-4) Buku MBP berisi tanggapan atas buku berjudul 'Toronto Blessing' dan sudah dijawab dalam Makalah Sahabat Awam nomor 38, Juli 1996 berjudul 'Toronto Blessing, sebuah ujian', yang dilengkapi dengan lampiran. Dari buku MSA-38 tersebut dapat diketahui mengenai 'layak tidaknya penulis buku 'MBP' menjadi penguji metodologi ilmiah penulisan seperti yang dimaksudkan' mengingat bahwa ia belum pernah menulis buku dan prinsip-prinsip dasar penulisan (seperti soal nomor halaman, kutipan, penafsiran, analisis dll.) yang standar pun belum dikuasainya. Mereka yang membutuhkan MSA-38 bisa meminta kepada YBA. Dalam wawancara Majalah BAHANA dengan Bambang Wijaya baru-baru ini terjadi dialog berikut :
(BH) Dulu Anda menjadi pembela gigih "Toronto Blessing", tapi mengapa sekarang kok tidak lagi?
(BW) Sejak pertama gerakan "Toronto Blessing" masuk di Indonesia, saya mengatakan, bahwa gerakan ini bukan tujuan dan akhir dari segalanya. Kita harus melihat langkah berikut di balik semua itu. Karena saya memandang apa yang terjadi itu sebagai suatu tanda. Jangan kita parkir di dekat tanda itu lalu terkagum-kagum dengannya dan buka tenda di sana serta melupakan tujuan yang ada di balik tanda tersebut. Apa yang Allah ingin kerjakan di balik tanda tersebut, itulah yang saya katakan untuk dicari secara bersama-sama.
(BH) Komentar Anda soal "Toronto Blessing" nampak sekali berbeda dengan pendapat Anda yang dulu. Bisa diceritakan soal kemajuan dalam kedewasaan berfikir Anda ini?
(BW) Ha … ha … ha … Yah, orang kalau semakin dewasa kan juga berkembang. Ini suatu proses. (BAHANA, September 1999, h.23-24)
(P-5) Mengenai kasus Doulos, apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana dengan tuduhan Kristenisasi dengan berkedok agama lain yang oleh KISDI dianggap sebagai "melecehkan agama Islam?". Jika hal itu ternyata benar, bagaimana kita sebagai umat Kristen memandang hal tersebut, dan apakah cara-cara seperti itu dapat dibenarkan? (Yudi, Jakarta)
(J-5) Kelihatannya karena pelayanan Doulos berkembang maka diperlukan pembangunan kompleks yang lebih luas, untuk mana diperlukan IMB. Tetapi, seperti yang sudah kita ketahui sekalipun memenuhi segala persyaratan ada saja persyaratan baru yang dipakai sebagai alasan menolak, seperti soal izin tetangga dll. Dan soal 'tidak adanya IMB' inilah yang dijadikan alasan untuk menghancurkannya. Soal cara-cara kontekstualisasi yang digunakan untuk 'kristenisasi' harus diakui ada juga kebenarannya. Kalau orang Jawa memakai blankon terus dalam kesaksiannya tentunya tidak apa-apa, tetapi kalau orang Batak atau Timor kemudian memakai sarung dan peci dalam mendekati warga sekelilingnya tentu dicurigai bukan? Yang menarik adalah bahwa Doulos semula dimaksudkan untuk menjadi panti rehabilitasi Narkoba yang bersifat Kristiani, tetapi faktanya hanya memiliki 30 pasien Narkoba ditambah 300 siswa teologia pada saat terjadi penghancuran. Rupanya ini ikut memanaskan perasaan mereka yang anti.
(P-6) Sebenarnya bagi orang Kristen, prinsip kehendak bebas/free-willing itu diterima sebagai hal yang benar atau hal yang salah? Soalnya saya telanjur mempercayai prinsip itu sebagai hal yang benar. Alasan yang saya punya karena Yesus memberi
kebebasan pada manusia untuk percaya padaNya atau tidak. Yesus mengajak manusia, (Tuhan Yesus yang aktif. Pusatnya Yesus.), "Mari ikut Aku." Tapi kalau manusia menolak, maka Yesus berkata dalam Lukas 10:10 yang mengesankan Yesus memberi kebebasan juga. Tentu dengan embel-embel, "tapi resiko tanggung sendiri." Ataukah free-willing dalam New Age dan free-willing dalam Kristen itu berbeda? (Soesilo, e-mail)(J-6) Ada bedanya memang, kehendak bebas tetap ada dalam kehidupan seorang Kristen tetapi kehendak bebas itu sudah terikat dosa dan kemerosotan ahlak manusia, itulah sebabnya dibutuhkan 'anugerah Allah' dalam 'Yesus Kristus' yang menebus manusia dari dosa. Dalam kondisi berdosa itu rasanya manusia tidak akan mampu untuk bertindak secara bebas bukan? Ini beda dengan kehendak bebas (free-willing) dalam New Age yang menganggap bahwa manusia itu dilahirkan netral tetapi ia menghadapi pilihan 'baik' dan 'jahat' dan ia memiliki kebebasan untuk memilih salah satu dengan kekuatan (potensi) dan pertimbangan sendiri yang ada dalam dirinya sendiri.
(P-7) Bagaimana pendapat anda tentang praise & worship? Apakah semua musik aliran rock/metal adalah aliran setan? saya sebagai penggemar musik aliran tsb ingin mendengar pendapat saudara, tapi saya juga menemukan grup musik rock yang memuliakan nama Allah seperti Petra. Mohon penjelasannya. (Daniel, Bogor)
(J-7) Soal 'praise & worship' adalah perilaku umat Kristen dalam memuji dan menyembah Tuhan, hanya lebih menggunakan istilah 'praise & prayer' soalnya praise & worship sudah dimengerti menyimpang yang dalam banyak prakteknya diiringi musik yang disharmoni melengking (mirip heavy metal) dimana kemudian penyanyi/jemaat memasuki suasana trance dan lalu
berkarunia lidah. Praise & Worship gaya begini lebih banyak merupakan manipulasi emosi massa. Dalam kebaktian 'praise & worship' umumnya pujian dan penyembahan ini memakan waktu terbesar dalam ibadat dan mengurangi pemberitaan firman, dan bila ada pemberitaan firman pun, biasanya sifatnya alegoris diluar konteks."Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." (Kol.3:16-17).
Musik aliran hard rock/heavy metal memang tidak otomatis termasuk aliran setan, tetapi cenderung menyeret kita kepada aliran itu. Contohnya the Black Sabbath pelopor heavy metal yang disebutkan sebagai musik disharmony dalam salah satu lagunya mendorong orang bunuh diri dan menghujat Tuhan, demikian juga banyak musik metal lainnya. Yang jelas musik ini membawa kita ke realita psychedelic yang membius dan membawa kita kepada suasana kesurupan. Soal musik 'Petra' saya kira sama saja sebab tidak otomatis kalau memuliakan nama Allah berarti diterima Allah (Mat.7:21), kita harus melihat apakah caranya, pakaiannya, gayanya dll. mencerminkan kehidupan anak Allah atau bukan. Anita Bryant penyanyi lagu-lagu rohani begitu indah menyanyikan kemuliaan Tuhan tetapi ia ketahuan berjinah dengan manager musiknya sehingga masyarakat Kristen di Amerika memboiket kaset-kasetnya, demikian juga Jimmy Swaggart menyanyi begitu mengagumkan tetapi berjinah dengan pelacur di San Francisco, Ir. Niko yang menyanyi begitu menakjubkan banyak disorot orang karena skandal keuangan, dan Pat Boone yang pernah memerankan diri sebagai pdt. Wilkersen (The Cross and the Switch Blade) belum lama ini mendukakan masyarakat Kristen Amerika ketika ia tampil di mass media dengan dandanan persis dandanan cross boy. Karena itu bila ada musik yang
cenderung sudah diasosiasikan dengan yang tidak baik (baik musiknya maupun perilaku pemusiknya) sebaiknya tidak diikuti
oleh umat Kristen.A m I n.
Catatan: Menyambut banyaknya sambutan akan forum diskusi/tanya-jawab YBA tentang masalah teologia maupun umum, sejak Januari 1999 terbuka forum diskusi yang dapat diikuti oleh setiap netter. Dari sekian banyak pertanyaan/tanggapan yang masuk, setiap bulan akan dipilih beberapa pertanyaan/tanggapan yang dianggap penting untuk dirilis secara berselang-seling dengan renungan bulan yang sama. Identitas para netter akan ditulis dengan singkatan tiga huruf disusul dengan kota dimana ia berdomisili. Setiap topik diskusi dapat ditanggapi lagi bila belum terasa cukup. Pertanyaan/tanggapan dikirimkan ke alamat YBA