Ruang Tanya Jawab Juni 2000 

Form untuk mengirim pertanyaan



TAURAT DAN INJIL

Belakangan ini setidaknya dalam satu dasawarsa terakhir, dengan bangkitnya Yudaisme yang mempengaruhi umat Kristen tertentu kita melihat ada usaha-usaha untuk mengembalikan umat Kristen agar mengikuti Taurat kembali. Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan yang masuk sekitar hubungan 'Taurat dan Injil' maka Diskusi bulan ini akan mengangkat topik itu kepermukaan.

(Tanya-1) ORANG KRISTEN DAN TAURAT. Dalam Kis.21:20 disebut "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat." Bukankah seharunya umat Kristen kembali kepada ibadat Kristen abad pertama ini?

(Jawab-1) Kita harus melihat konteks ayat di atas, dimana di kalangan murid-murid Yakobus ada beberapa ribu yang masih menjalankan Taurat dan itu adalah satu episode 'transisi' yang dialami oleh orang-orang Yahudi (yang biasa menjalankan Taurat) ketika masuk Kristen, tetapi ayat berikutnya justru menunjukkan bahwa para pimpinan jemaat mempersoalkan ajaran Paulus yang dianggap melepaskan hukum Musa (ayat 21). Jadi memang rasul Paulus tidak lagi mengajarkan hukum Musa menurut kacamata 'Taurat' tetapi hukum Musa yang sudah digenapi oleh 'Injil Yesus.' Dalam Sidang di Yerusalem (Kis.15) para rasul ketika menghadapi mereka yang masih mengatakan bahwa "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat-istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." (Kis.15:1,5), mewakili mereka Petrus mengajar tentang 'Injil dan iman kepada Yesus Kristus yang mengajak kita akan pengenalan akan kebenaran Roh Kudus' (Kis.15:7-11). Lama kelamaan para pengikut Yesus yang makin mengerti hakekat Injil tidak lagi menjalankan torat seperti sebelumnya dan dalam surat-surat para Rasul kita dapat melihat perbedaan pengajaran Taurat dan Injil yang makin jelas.

(T-2) SEKTE NASRANI. Apakah sekte Nasrani (Kis.24:5) itu orang Kristen pengikut Yesus atau bukan?

(J-2) Jawaban atas ini adalah 'ya' dan 'tidak.' Kita harus mengetahui bahwa pada abad pertama awal kekristenan yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul, ada banyak orang Yahudi yang bersimpati kepada Yesus, lebih-lebih karena pada waktu itu ajaran Yesus masih mereka terima sepotong-potong dan ajaran Yesus dan para Rasul belum dibukukan dalam Kanon Alkitab. Sebelum kelahiran Yesus memang sudah ada 'Sekte Nasrani' yaitu pengikut Mandaean yang sangat ketat menjalankan ajaran Taurat (Nazar/natsar) dan mencampur adukkan dengan kepercayaan mistik 'gnostik' (sinkretisme). Di antara mereka ada juga yang mulai tertarik ajaran mistik 'Yohanes Pembaptis' (Essenes?) dan mencampurnya dalam ajaran mereka. Ada juga umat Yahudi yang mulai percaya Yesus tetapi masih menjalankan Taurat (Kis.21:20). Karena saat itu agama Kristen masih bersifat 'transisi' dan 'embrionik' maka semua golongan itu diberi label sebagai 'Sekte Nasrani' sesuai julukan pada sekte yang sudah lebih dahulu terkenal. Tetapi, lama kelamaan orang dapat membedakan bahwa pengikut Yesus kemudian disebut sebagai 'Kristen' (Kis.11:26;26:28;1.Pet.4:16) berbeda pengajarannya dengan 'sekte Nasrani.'

(T-3) ORANG KRISTEN DAN HUKUM TAURAT. Apakah orang Kristen yang telah menerima Injil tidak lagi menjalankan Taurat Perjanjian Lama?

(J-3) Bila Taurat dimengerti dalam kacamata Perjanjian Lama / orang yahudi sebagai hukum-hukum mati, orang Kristen tidak lagi menjalankannya, tetapi kita harus sadar bahwa Tuhan Yesus bukan meniadakan Taurat tetapi menggenapinya (Mat.5:17). Artinya dengan kita mengenal Injil anugerah tidak berarti hukum Taurat kita tinggalkan, tetapi hukum Taurat itu sekarang dimengerti bukan secara lahiriah tetapi secara batiniah. Allah yang esa dimengerti sebagai Allah yang menyatakan diri dalam Yesus, Zinah fisik sekarang dimengerti lebih dalam sebagai zinah batin, dan soal Sabat bukan perayaan hari tertentu tetapi mengerti Yesus sebagai sabat kita. Keselamatan bukan lagi diperoleh karena menjalankan hukum-hukum Musa melainkan karena iman kepada Tuhan Yesus Kristus (Kis.15). Perjanjian Lama (yang berisi hukum Taurat) tetap diperlukan oleh umat Kristen disamping Perjanjian Baru (yang berisi Injil), karena Perjanjian Baru tidak akan kita mengerti tanpa mengerti karya Allah sejak Perjanjian Lama. Dalam surat-surat kiriman kita melihat arti Torat dalam kacamata Injil dan dalam kitab Ibrani jelas terlihat bahwa upacara-upacara Taurat telah digantikan oleh persembahan tubuh Yesus sendiri.

(T-4) KEBANGKITAN YUDAISME. Mengapa belakangan ini ada sebagian umat Kristen yang kembali ingin membangkitkan ajaran Perjanjian Lama seperti misalnya memberi tempat kembali pada Bait Allah?

(J-4) Kebangkitan nasionalisme Yahudi untuk keluar dari perserakan (diaspora) dimulai pada akhir abad-XIX dengan bangkitnya Zionisme dengan tujuan mengembalikan umat Yahudi ke Zion. Sejalan dengan kebangkitan nasionalisme di kalangan bangsa Yahudi itu bangkit pula kerinduan (khususnya di kalangan orthodox) untuk kembali kepada agama Yahudi (Yudaisme). Puncak dari kampanye Yudaisme terjadi sekitar tahun 1990 dimana dihembuskan isi 'Pembangunan kembali Bait Allah ke-III' di Yerusalem sebagai pusat fokus kegerakan Yudaisme & Zionisme. Sejalan dengan itu pada kurun waktu yang sama di kalangan Kristen di Indonesia mulai dipromosikan 'holy land tour' dan ajaran-ajaran 'Akhir Zaman' khususnya di kalangan Pentakosta/Kharismatik. Perjumpaan umat Kristen yang ke tanah suci dengan dunia Yudaisme memang telah menghasilkan proselitisme baru dimana mulai ada pendeta/penginjil Kristen yang kembali mempopulerkan Yudaisme (seperti KKR-KKR Akhir Zaman dari penginjil Peter Tjondro) yang kemudian berdampak dengan meragukan pokok-pokok iman Kristen (seperti dalam kasus penginjil Yusuf Roni yang mulai meragukan ketuhanan Yesus dan Trinitas dan menggugat Amanat Agung - lihat Narwastu Juni 2000).

(T-5) SIKAP MENGHADAPI YUDAISME. Bagaimana seharusnya sikap kita menghadapi orang Yahudi dan Yudaisme?

(J-5) Yesus dan para Rasulnya adalah orang Yahudi, maka sebagai bangsa pilihan Allah, orang Yahudi harus kita kasihi, tetapi kasih itu harus disertai kerinduan agar orang Yahudi tidak kehilangan 'hak waris' mereka sebagai umat pilihan Tuhan, karena itu adalah tugas kita untuk mendoakan mereka agar mereka mau menerima 'Yesus sebagai Tuhan dan Messias, juruselamat mereka.' Yesus dan para Rasul dalam surat-surat mereka mengajarkan bagaimana seharusnya sikap umat Kristen menghadapi 'agama Yahudi' (Yudaisme), dan kotbah Rasul Petrus di Yerusalem yang ditujukan kepada orang Yahudi dapat menjadi rujukan kita juga.

"Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." (Kis.2:36).

"Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidak tahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankanNya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya, yaitu bahwa Mesias yang diutusNya harus menderita. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diperuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang telah difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabiNya yang kudus pada zaman dahulu." (Kis.3:17-21)

(T-6) LEMBU MERAH. Bagaimana dengan 'Misteri Lembu Merah' (Red Heiffer) yang diajarkan dalam KKR-KKR Akhir Zaman?

(J-6) Lembu Merah yang dikurbankan untuk pentahiran Israel dalam Bil.19 sudah digenapi oleh Yesus dalam Perjanjian Baru (Ibr.9:11-28). Karena itu tidak ada artinya bagi umat Yahudi kalau mereka ditaburi abu 'lembu merah' tetapi mereka tidak bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Darah Yesus sudah melunasi dosa-dosa umat manusia (termasuk bangsa Yahudi) karena itu keselamatan hanya ada dalam Tuhan Yesus Kristus.

"Sebab sesudah Musa memberitakan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, sambil berkata "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu … Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan … sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diriNya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korbanNya. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia." (Ibr.19:19-28).

A m i n!

Salam kasih dari Herlianto.

Catatan: Menyambut banyaknya sambutan akan forum diskusi/tanya-jawab YBA tentang masalah teologia maupun umum, sejak Januari 1999 terbuka forum diskusi yang dapat diikuti oleh setiap netter. Dari sekian banyak pertanyaan/tanggapan yang masuk, setiap bulan akan dipilih beberapa pertanyaan/tanggapan yang dianggap penting untuk dirilis secara berselang-seling dengan renungan bulan yang sama. Identitas para netter akan ditulis dengan singkatan tiga huruf disusul dengan kota dimana ia berdomisili. Setiap topik diskusi dapat ditanggapi lagi bila belum terasa cukup. Pertanyaan/tanggapan dikirimkan ke alamat YBA


Form untuk mengirim pertanyaan