Ruang Tanya jawab Mei 1999 

Form untuk mengirim pertanyaan


Belakangan ini banyak diajukan pertanyaan kepada YBA mengenai ceramah/seminar Akhir Zaman yang dibawakan oleh penginjil Peter Tjondro Santoso (selanjutnya disingkat PT), ceramah mana cukup populer dan diadakan di banyak kota. YBA juga banyak diminta membawakan ceramah-ceramah dengan tema sama karena banyak gereja merasa binggung dengan tafsiran-tafsiran akhir zaman yang tidak pernah benar itu dan terutama dengan isi ceramah PT. Berikut diskusi dan analisis mengenai sebagian besar isi ceramah PT dengan harapan agar peserta mendapat informasi dan selanjutnya dapat menggali isi Alkitab apakah semuanya itu benar demikian (Kis.17:11).

SEKITAR AKHIR ZAMAN

(Tanya-1) SEMINAR PETER TJONDRO. Kelihatannya dalam seminarnya, PT cukup menguasai materi, apakah kebenarannya perlu diragukan?

(Jawab-1) Kita harus membedakan antara seminar yang kelihatannya materinya cukup dikuasai dengan kebenaran penafsiran dalam seminar itu. Memang kelihatannya PT cukup menguasai materi dalam arti kata ia telah beberapa kali pergi ke Israel dan membaca buku-buku sejenis sehingga 'cerita soal Israel Raya' itu cukup banyak diketahuinya. Yang menjadi masalah adalah sampai dimana pengetahuan sejarah secara amatir/populer itu memiliki kebenaran soal penafsirannya, dan sampai dimanakah kebenaran penafsiran ayat-ayat Alkitab yang kemudian di kait-kaitkan dengan peristiwa yang terjadi di Israel itu. Inilah yang perlu kita waspadai.

(T-2) POHON ARA. PT menafsirkan bahwa 'pohon ara yang dikutuk' (Mat.21:18-22) adalah ramalan tentang 'penghukuman bangsa Israel dengan penghancuran Jerusalem oleh Titus' pada tahun AD-70. Kemudian ia menafsirkan 'pohon ara bertunas' (Mat.24:29-36) sebagai Israel yang dipulihkan kembali dari kutuk Mat.21 dan menunjuk pada kemerdekaan Israel pada tahun 1948. Pada seminar tahun 1997 PT menyebut bahwa waktunya sudah dekat sekali dan Yesus sudah ada diambang pintu, dan sebagai pemenuhan nubuatan ia menyebut gejala 'rupiah hancur dan ekonomi digoncang' oleh orang Yahudi (George Soros). (Seminar di Jakarta, 1997)

(J-2) Dari penafsiran tentang pohon ara ini kita dapat melihat cara penafsiran PT tidak berdasar, bersifat alegoris dan dicari-cari. Bagaimana mungkin kasus 'pohon ara yang tidak berbuah' yang kebetulan ditemui Yesus dalam perjalanan dari Baitani ke Jerusalem itu (Mat.21) dikait-kaitkan dengan penghancuran Jerusalem oleh Titus? Ingat pohon ara yang dikutuk hanya satu pohon yang kebetulan ditemuinya (ingat ribuan pohon ara lainnya masih berbuah) ditafsirkan demikian padahal dalam konteks itu Yesus ingin menunjukkan dua hal, yaitu bahwa orang beriman harus berbuah dan bahwa murid-murid dapat juga melakukan mujizat yang sama. Bagaimana pula ini kemudian dikait-kaitkan dengan 'pohon ara yang bertunas' (Mat.24) padahal pohon ara disini tidak menunjuk pada pohon ara khusus (apalagi yang pernah dikutuk) tetapi pohon ara secara umum yang bila bertunas akan mendahului kedatangan musim panas. Dari konteks bacaan itu jelas terlihat bahwa Tuhan Yesus menunjuk peristiwa 'bertunasnya pohon ara' sebagai 'peristiwa siksaan, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya, bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan bergoncang' (Mat.24:29) ini sebagai tanda bahwa 'musim panas segera tiba' yang dianalogikan bahwa 'Anak Manusia akan datang di atas awan.'

Penafsiran sekitar 'pohon ara bertunas' ini memang ramai ditafsirkan secara alegoris oleh para 'pengkotbah akhir zaman', sebab mereka kemudian mengkait-kaitkan dengan ayat 'Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semuanya terjadi' (Mat.24:34). 'Angkatan ini' yang dalam bahasa Inggeris disebut 'this generation' sekarang ditafsirkan sebagai 'satu angkatan' (one generation), suatu manipulasi permainan kata yang dibuat-buat. Anehnya para pengkotbah akhir zaman itu kemudian mengkait-kaitkan peristiwa ini dengan tunas pohon ara dengan penafsiran bahwa 'Yesus akan datang satu generasi setelah Israel merdeka'. Yang menarik untuk dicatat, buku 'Peta Zaman' (Jeff Hammond yang pernah berbicara pada Seminar Aklhir Zaman bulan Maret 1998 di Senayan-Jakarta) menyebut satu generasi sebagai '40 tahun' dan ia yakin Yesus datang sebelum berakhirnya tahun 1988 (1948+40). Lainnya seperti Jonggi Cho dan buku 'Saat Pengangkatan Jemaat di Ambang Pintu' menyebut satu generasi adalah 50 tahun, dan dikurangi minggu terakhir Daniel (9:25-27) ditafsirkan tanggal 28 Oktober 1992 ketika sangkakala dibunyikan. Yang lain menafsirkan tahun yobel yaitu sesudah kemerdekaan Israel yaitu 14 Mei 1998 (1948+50). PT termasuk menganut tahun ini sekalipun dalam seminar-seminar sesudah tanggal itu dilampaui ia berpegang pada pendapat 'sangat dekat sesudah itu' bahkan disebutnya bukan saja sudah di ambang pintu tetapi 'Yesus sudah mengetuk pintu.' Jelas penafsiran demikian lebih merupakan 'ramalan perdukunan berjubah Kristen' yang membohongi jemaat, padahal dalam perikop soal 'pohon ara bertunas' dengan jelas Yesus berkata 'Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.' (Mat.24:36).

Mengkait-kaitkan gejala krisis moneter di Indonesia dengan nubuatan akhir zaman sudah jelas berlebihan, soalnya di Israel ekonomi tetap boom karena turis makin banyak dan orang Kristen Amerika bersukaria karena nilai uangnya tinggi. Demikian juga mengkait-kaitkan krisis moneter dengan ulah Yahudi George Soros menunjukkan pengajaran yang cenderung bersifat sensasional, apalagi di kait-kaitkan dengan tokoh-tokoh modern seperti Ted Turner (CNN) dan Bill Gates (Microsoft) sebagai pembawa misi penggenapan Yahudi.

(T-3) PALESTINA. PT menyebut bahwa bangsa Palestina berada di tanah Israel sejak tahun AD-70 setelah Titus menyerang Jerusalem dan bangsa Israel tersebar (Diaspora).

(J-3) Kalau kita mempelajari Alkitab dengan benar bangsa Palestina yang menunjuk pada bangsa Filistine sudah ada di tanah perjanjian jauh dari itu. Pada masa Hakim-Hakim mereka sudah ada disana (Ingat Samson), dan tetap merupakan penghambat pada waktu keluaran Israel dari tanah Mesir.

(T-4) PEMBANGUNAN KEMBALI BAIT ALLAH. Rencana umat Israel membangun Bait Allah Salomo dikatakan jelas merupakan pemenuhan nubuatan dalam kitab Wahyu (11:13-14).

(J-4) Rencana membangun kembali Bait Allah memang merupakan ambisi sekelompok Yahudi ortodox yang menginginkan luas daerah Israel seperti janji Tuhan kepada Abraham, ini memang juga menjadi ambisi perdana menteri Benyamin Netanyahu. Tetapi kita harus waspada untuk tidak begitu saja mengkait-kaitkan ayat-ayat Alkitab dari Wahyu dengan pembangunan ini. Pertama, Orang Israel tidak menerima Yesus sebagai Messias demikian juga dengan kitab Wahyu, mereka mendirikan Bait Allah untuk menjadi pusat pemersatu bani Israel dari seluruh dunia. Kita perlu menyadari bahwa kitab-kitab Daniel dan Wahyu adalah kitab-kitab yang ditulis dalam suasana politik yang menekan umat Israel (opressive) sehingga isinya tidak begitu saja mengungkapkan berita secara eksplisit/terus terang karenanya ditulis dalam bahasa lambang-lambang, karena itu kitab-kitab tersebut tidak bisa begitu saja kita tafsirkan secara harfiah.

Kedua, bagi umat Kristen dibangun atau tidaknya bait Allah tidak menjadi soal, soalnya Tuhan sendiri telah berfirman bahwa dengan kedatangan Yesus maka Bait Allah sudah tidak berfungsi lagi karena Yesus adalah Bait Allah itu dan kemudian setiap umat Kristen menjadi Bait Allah, dan baru nanti di surga Bait Allah itu digenapkan. Tafsiran soal Bait Allah ini menunjukkan begitu menariknya dongeng yang dikembangkan sekitar Bait Allah padahal kekristenan tidak mempersoalkannya, jadi pengajaran tersebut merupakan pencampur adukan faham Judaisme dengan mencocok-cocokkan dan mengkait-kaitkan dengan beberapa ayat-ayat Alkitab dan membangun suatu dongeng menarik tetapi tidak mempunyai nilai kebenaran.

Pada bulan Mei 1999, dalam Pemilihan Umum, dengan telak Benyamin Netanyahu dikalahkan oleh Ehud Barak dari partai Buruh sehingga skenario dongeng perang dunia dengan pembangunan Israel Raya yang diramalkan akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat rasanya tidak seperti yang digambarkan.

(T-5) LEMBU MERAH. Pada seminar sebelum Mei 1998, PT percaya bahwa karena telah ditemukan adanya 'lembu merah' (red heiffer, Bil.19:1-10), maka pada saat dimulainya tahun Yobel yaitu 50 tahun setelah Israel merdeka, lembu merah akan dikorbankan di Israel sebagai upacara penghapusan dosa dan pembebasan Israel pada bulan Mei atau Juni 1998 (Bahana, Mei 1998). Ini juga ditafsirkan sebagai tanda kedatangan Yesus.

(J-5) Yang menarik dari ramalan soal lembu merah adalah ketika pada ulang tahun ke-50 tanggal 14 Mei 1998, tidak ada lembu merah yang dikorbankan, maka seperti biasanya para pengkotbah akhir zaman akan mengubah keyakinannya semula dan mencari dalih mengapa ramalannya tidak cocok tanpa meminta maaf atas ketidak cocokan itu. PT menyebutkan bahwa lembu merah tidak jadi dikorbankan karena ada bintik-bintik di pantat lembu merah itu sehingga dinilai tidak suci alias cacat.

Sekalipun bagi umat Yahudi lembu merah mempunyai nilai tinggi dalam ibadat Israel, sebenarnya bagi umat Kristen lembu merah tidak berarti apa-apa. Soalnya, bagi umat Kristen, penebusan Yesus Kristus dikayu salib sudah 'menggenapkan' penebusan itu dengan pencurahan darah di kayu salib (Ibr.9:11-28) sebagai Perjanjian Baru dan pengganti lembu-lembu yang dikorbankan pada masa Perjanjian Lama, jadi mengapa kita mempersoalkan lagi soal lembu merah?

(T-6) GOG DAN MAGOG. Skenario seperti ramalan-ramalan sebelumnya adalah bahwa Rusia (Yeh.38:14-16) dari utara akan bergabung dengan negara-negara Arab (Arab, Mesir, Libia) dan menyerang Yerusalem, ini diyakini PT akan terjadi pada tahun 1998, dan kemudian MEE akan membantu Israel dan mengusir para musuh. Kemudian presiden MEE akan hadir sebagai Antikris dan menduduki Yerusalem. Banyak pengkotbah akhir zaman menunjuk 'kuda merah' (Wah.6:4) diwujudkan dalam negara Rusia karena bendera Rusia berwarna merah.

(J-6) Tafsiran dimana Rusia dilibatkan sungguh menarik karena diyakini betul sebagai pemenuhan nubuatan, padahal skenario nubuatan yang dimulai oleh para pengkotbah akhir zaman itu terjadi pada waktu Rusia dengan bendera merahnya masih berjaya. Pada tahun 1991 setahun sebelum ramalan para pengkotbah akhir zaman mengenai kedatangan Yesus pada tahun 1992, Rusia sudah terpecah belah dan kekuatan angkatan bersenjatanya juga sudah tercerai-berai, benderanya sudah berubah dari merah penuh menjadi biru-putih-merah. Sampai saat ini keadaan Rusia belum pulih kembali bahkan makin terpuruk dan bergantung dan memerlukan bantuan suntikan dana besar dari IMF. Di tahun 1999 ketika Serbia/Yugoslavia yang termasuk sebangsa dengan Rusia diserbu NATO secara besar-besaran, Rusia tidak berdaya apa-apa, karena itu skenario yang menyebut Rusia sebagai Gog dan Kuda Merah sungguh aneh kalau masih saja dipercaya dan terus dikotbahkan, padahal akan diperlukan waktu cukup lama sebelum Rusia pulih kembali kekuatan ekonominya sebelum bisa membangun kembali kekuatan militernya.

(T-7) MIMPI NEBUKADNEZAR. PT menyebutkan bahwa kaki patung dalam mimpi Nebukadnezar yang berjari 10 menunjuk pada 10 negara-negara Romawi Baru atau MEE (Dan.2:33,41-43). Tanggal 31 Desember 1999 Eropah akan bersatu memasuki tahun 2000 yang merupakan 'tahun naga'. Ini menunjuk pada 'leviatan', naga bertanduk 10 dalam kitab Wah.12:3 dimana kedatangan Tuhan Yesus akan terjadi setelah antikris berkuasa.

(J-7) Sekalipun tidak pernah cocok, sejak ramalan kedatangan Yesus tahun 1992, para pengkotbah akhir zaman tidak kapok-kapok menggunakan contoh ini yang ditafsirkan sebagai MEE dengan 10 anggota. Berhubung waktu itu hanya ada 12 anggota, maka dicari-cari pembenaran dengan menyebut bahwa negeri-negeri 'Benelux' (Belgium, Nederland, Luxemburg) dianggap satu karena serumpun. Nyatanya kini jumlah anggota MEE yang kemudian berubah menjadi EU (European Union) sudah mencapai 15 anggota dan akan ditambah dengan beberapa negara bekas komunis lainnya. Kita harus sadar bahwa EU adalah persekutuan ekonomi dan bukan politik, menjadikan Antikris berasal dari EU rasanya terlalu dibuat-buat. Aneh sekali bahwa kemudian tahun 2000 yang disebut 'tahun naga' dikait-kaitkan dengan nubuatan Wahyu mengenai 'naga besar' (leviatan). Mengapa orang Kristen masih percaya sistem shio dalam kepercayaan Cina yang tidak ada dasarnya itu dan mengkait-kaitkannya dengan kitab Wahyu? Yang menarik lagi, berdasarkan sebutan bahwa naga besar itu berwarna 'merah padam' maka Rusia bisa juga menjadi antikris dan negaranya yang terpecah-pecah bisa menggambarkan kaki patung mimpi Nebukadnezar yang terdiri dari campuran besi dan tanah liat.

PT yakin bahwa sekalipun sudah dilewati tahun Yobel pada 14 Mei 1998, ia menyebut bahwa waktunya 'sudah sangat dekat' dan 'yesus sudah berada di muka pintu dan mengetuk' dan setuju dengan Morris Cerullo yang mengatakan bahwa 'tidak merencanakan aktivitas apa-apa sesudah tahun 2000'. Marilah kita menunggu datangnya tahun 2000 apakah ajaran akhir zaman demikian masih dipertahankan atau akan timbul 'gosip akhir zaman' lain seperti yang diisukan buku 'The Bible Code' yang meyebut perang dunia tahun 2006 dan 'Kiamat tahun 2012?'

KESIMPULAN: Peter Tjondro memang mempelajari keadaan Israel masa sekarang dengan membaca buku-buku dan berkunjung ke Israel. Bila PT bercerita sebagai cerita perjalanan tidak menjadi masalah dan tentu ada gunanya bagi kita di Indonesia, tetapi sayang sekali sebagai seorang yang bukan ahli sejarah melainkan mempelajari sejarah Israel secara amatir/populer, ia terjerat penafsiran sejarah yang tidak ilmiah karena dikait-kaitkan dengan nubuatan, sehingga sejarah yang digambarkannya menjadi bias. PT merupakan penyiar Yudaisme dan menggunakan Alkitab Perjanjian Baru sekedar sebagai 'jawab teka-teki' Perjanjian Lama, bukan sebagai penggenap PL yang dipenuhi dalam Yesus Kristus. Pengajaran seminar Akhir Zaman PT lebih merupakan kelanjutan dari ajaran-ajaran sesat tentang akhir zaman yang sudah berkali-kali timbul dalam sejarah gereja seperti dari Adventisme, Saksi-Yehuwa, dan penginjil-penginjil Pentakosta dan Karismatik lainnya yang selama ini lebih mengabarkan kebohongan daripada analisis sejarah yang benar. Sayang juga bahwa sebagai seorang yang lulusan sekolah teologi di suatu sekolah Teologia Injili (STII) ST terjatuh pada penafsiran dimana ayat-ayat Alkitab ditafsirkan secara harfiah, diluar konteks atau secara alegoris, dan sejarah Israel modern dikait-kaitkan tanpa dasar dengan ayat-ayat Alkitab.

Berkali-kali Yesus mengatakan bahwa mengenai 'saat dan ketikanya' kita tidak perlu mengetahuinya, karena itu daripada berspekulasi dengan dongeng-dongeng tentang akhir zaman lebih baik kita kembali kepada berita Injil yang sebenarnya. (Untuk detail apologia hal Akhir Zaman, bisa dibaca buku 'Akhir Zaman, Kapan akan Terjadi?' terbitan Kalam Hidup).

Akhirnya, seminar Akhir Zaman adalah bagian dari bisnis pariwisata dimana umat Kristen dijaring untuk ikut 'Holy Land Tour' yang padat modal itu, suatu pengalaman sensasi yang tidak pernah disuruh oleh Tuhan Yesus. Bila kita berkunjung ke Israel untuk me'napak tilas'i kehidupan Yesus dan mengenangNya masalahnya tidak seberapa tetapi sayang sekali kalau perjalanan ke Israel membuat seseorang dibingungkan dengan dongeng-dongeng yang tidak benar, karena:

"Karena akan datang waktunya orang tidak lagi dapat menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." (2.Tim.4:3-4)

A m i n !

Catatan: Menyambut banyaknya sambutan akan forum diskusi/tanya-jawab YBA tentang masalah teologia maupun umum, sejak Januari 1999 terbuka forum diskusi yang dapat diikuti oleh setiap netter. Dari sekian banyak pertanyaan/tanggapan yang masuk, setiap bulan akan dipilih beberapa pertanyaan/tanggapan yang dianggap penting untuk dirilis secara berselang-seling dengan renungan bulan yang sama. Identitas para netter akan ditulis dengan singkatan tiga huruf disusul dengan kota dimana ia berdomisili. Setiap topik diskusi dapat ditanggapi lagi bila belum terasa cukup. Pertanyaan/tanggapan dikirimkan ke alamat YBA


Form untuk mengirim pertanyaan