Ruang Tanya Jawab - Mei 2002 

Form untuk mengirim pertanyaan


Hamba Tuhan & Jantungnya

Pada bulan April 2002 telah diterima beberapa pertanyaan, dan dalam diskusi bulan ini akan dibahas pertanyaan-pertanyaan sekitar pertanyaan khususnya tentang Dinausaurus, MLM dan lainnya:

Pada bulan Mei 2002 telah diterima beberapa pertanyaan khususnya masalah kesehatan, dan dalam diskusi bulan ini akan dibahas persoalan sekitar ‘Hamba Tuhan & Jantungnya’ sebagai berikut:

(Tanya-1) PENYAKIT JANTUNG BUAH DOSA? Apakah penyakit jantung yang belakangan ini menimpa banyak hamba Tuhan merupakan bukti adanya dosa-dosa para hamba Tuhan yang belum dibereskan?

(Jawab-1) JAWAB atas pertanyaan itu bisa Ya dan bisa juga Tidak. Namun harus disadari bahwa penyakit jantung itu bukan penyakit yang insidentil yang datangnya tiba-tiba, namun merupakan suatu akumulasi pengendapan dari kolesterol dan trigleserida dalam darah yang telah berjalan puluhan tahun. Dari terang ini maka agaknya mengkaitkan dosa dengan sakit jantung yang belakangan ini menimpa para hamba Tuhan tidaklah tepat. Semua manusia muda sampai tua mengalami penyempitan pembuluh darah, hanya ada yang cuma 5%, ada yang 10%, 25%, atau 50%. Ada yang penyempitannya lama dan ada yang cepat terjadinya. Yang jelas tidak ada orang yang tidak mengalami kelainan demikian.

Sebelumnya, penyakit TBC (tuberculosis/paru-paru) merupakan penyakit utama penyebab kematian, kemudian disusul dengan penyakit KANKER, namun pada tahun-tahun belakangan ini, PENYAKIT JANTUNG atau PEMBULUH DARAH menduduki peringkat utama. Penyakit ini mencakup penyakit Jantung Koroner (penyempitan pembuluh darah jantung) dan Stroke (pecahnya pembuluh darah otak). Kedua macam penyakit inilah yang paling banyak menimpa para hamba Tuhan akhir-akhir ini, sejalan dengan makin banyaknya kaum awam mengalami penyakit yang sama.

(T-2) PENYEBAB SAKIT JANTUNG? Kalau begitu, apakah sebenarnya penyebab sakit jantung itu?

 (J-2) FAKTOR utama penyebab sakit jantung koroner dan stroke adalah (1) pengendapan kolesterol dan trigleserida dalam pembuluh darah. Dalam pembuluh darah pengendapan ini membentuk ‘plak’ dan menjadikan dinding pembuluh darah menjadi mengeras (atherosclerosis); Faktor resiko lainnya adalah (2) Pengidap Diabetes akan mudah mengalami penyakit ini; demikian juga (3) Tekanan Darah Yang Tinggi merupakan faktor resiko pula. Faktor resiko lainnya termasuk (4) Merokok dapat mengeraskan pembuluh darah, dan (5) Ketegangan/Stress dapat ikut mempengaruhi penyepitan tersebut. Akhirnya dapat disebutkan (6) Kegemukan ikut berperan karena disini banyak lemak ditimbun dalam tubuh, dan selanjutnya (7) Kurangnya aktivitas fisik bisa memperparah penyakit karena dengan kurangnya latihan fisik, maka makin banyak lemak tidak terbakar sehingga mengendap. Faktor terakhir adalah (3) Proses Penuaan dimana pembuluh darah mengalami degenerasi yang tidak lagi liat sehingga mudah berkerak atau mengeras dan siap untuk pecah.

Perlu kembali disadari bahwa faktor-faktor resiko itu berjalan puluhan tahun sejak seseorang masih muda, karena itu pencegahan harus sudah dilakukan jauh-jauh hari  sebelum seseorang terserang penyakit ini, sebab biasanya setelah mencapai umur di atas 50 tahun, seseorang tiba-tiba mengalami serangan jantung atau stroke tanpa pemberitahuan apa-apa, dalam kondisi ini memang sering seseorang terlambat memperoleh penanganan.

(T-3) PENCEGAHAN. Bila melihat begitu banyak faktor resiko yang berperan dalam pengadaan penyakit pembuluh darah maka bagaimana sebaiknya pencegahan yang harus dilakukan?

(J-3) PENCEGAHAN terbaik adalah mengurangi penyebab terjadinya pengerasan demikian, karena itu sejak muda seseorang perlu memilah mana makanan yang bisa dimakan dan mana yang sebaiknya dihindari karena kandungan kolesterol dan trigleseridanya yang tinggi. Kalau ia perokok sudah saatnya menghentikan kebiasaan tersebut. Aktivitas yang lebih aktif dan olah raga perlu menjadi bagian hidup sehari-hari agar keseimbangan pembakaran lemak dan pemasukannya terjadi sehingga terhindarkan adanya pengendapan sisa-sisa lemak.

Khusus dalam hubungan dengan hamba Tuhan yang sering melayani ke luar kota, godaan terbesar adalah ‘keramah-tamahan timur’ yang biasa membawa tamu makan ke restoran yang terbaik (yang umumnya mengandung kolesterol tinggi). Majelis gereja perlu berhati-hati mengenai hal ini sehingga mereka tidak ikut memperparah kondisi para hamba Tuhan yang menderita kelainan jantung. Para hamba Tuhan juga sangat perlu menahan diri untuk tidak mencoba segala sesuatu yang disodorkan di meja makan. Jadi baik majelis yang mentraktir maupun hamba Tuhan yang ditraktir, keduanya perlu benar-benar disiplin bila ingin pelayanan hamba Tuhan berjalan lebih lama sampai tua.

(T-4) PENGOBATAN. Bila sudah positif seseorang dinyatakan mengalami kelainan jantung koroner, langkah apa sebaiknya diambil untuk pengobatannya?

(J-4) BIASANYA seseorang yang mengetahui bahwa ia mengidap penyakit jantung koroner adalah karena ia memeriksakan diri ke dokter setelah merasa sakit di dada atau terkena stroke. Memang bila ini yang sudah terjadi, rasanya sudah terlambat. Karena itu begitu ada gejala sedikit saja, seharusnya pencegahan untuk tidak lebih parah sudah harus dilakukan sehingga serangan jantung atau stroke tidak perlu terjadi. Obat-obatan sangat mahal, lebih lagi operasi lebih mahal lagi, karena itu cara terbaik adalah pencegahan daripada pengobatan.

Terasanya gejala sekecil mungkin sudah harus menyadarkan seseorang atau keluarganya untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam atau jantung. Bagi yang mengalami penyakit jantung koroner, pemeriksaan ECG melalui treadmill sangat menolong mendeteksi penyakit itu sedini mungkin. Melalui treadmill biasanya penyakit demikian mudah terdeteksi sehingga langkah pengobatan bisa sesegera mungkin dilakukan.

(T-5) PASCA OPERASI. Bagaimana sebaiknya penanganan penderita yang baru dioperasi baik pembuluh darah di jantungnya maupun di otaknya?

(J-5) MASA yang tersulit adalah bila seseorang penderita memasuki masa pasca-operasi, khususnya yang pernah dioperasi by-pass karena serangan (infarct) jantung maupun karena terkena stroke. Penderita akan merasakan kemampuannya tiba-tiba merosot dan ia menjadi cacat memasuki masa tuanya. Bimbingan & Konseling yang penuh kasih dan pengertian dari keluarga khususnya dan jemaat umumnya diperlukan untuk memulihkan kembali kehidupan suka cita penderita.

Peran doa dan penyerahan kepada Allah merupakan obat terbaik, sebab dengan demikian kita menyadari bahwa sebagai seorang hamba Tuhan yang lemah di hadapan Allah, kita diperhadapkan pada Tuhan yang mahakuasa yang jelas bisa tetap memakai seseorang sekalipun ia menderita kelainan pembuluh darah. Rasul Paulus berdoa bahwa “di dalam kelemahanlah kuasa Allah bisa menjadi sempurna.” (2Kor.12:7-10).

Kiranya bincang-bincang soal ‘Hamba Tuhan dan Jantungnya’ ini sedikit memberi kita lampu kuning agar kita bisa belajar dari pengalaman banyak hamba Tuhan yang mengalami kelainan pembuluh darah tersebut.

A m i n!

Salam kasih dari Herlianto/YBA


Form untuk mengirim pertanyaan