Artikel 10_ 2008
KITAB-KITAB SUCI BARU
Alkitab terjemahan kedalam bahasa Melayu dilakukan tahun 1629 dan sejak itu nama ‘Allah’ digunakan untuk menerjemahkan El/Elohim/Eloah/Theos mengikuti Alkitab bahasa Arab yang sudah menggunakannya lebih dari satu milenium, belum lagi penggunaannya secara lisan di kalangan Kristen berbahasa Arab yang sudah ada pada abad pertama. Lebih dari 50 tahun terakhir, tugas mulia penerbitan Alkitab itu dilanjutkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), terjemahan yang sudah menjadi berkat bagi kekristenan di Indonesia selama ini.Menarik untuk diketahui bahwa dalam delapan tahun terakhir, terbit empat versi terjemahan yang tidak diterbitkan oleh TB-LAI dan keempatnya dinamakan ‘Kitab Suci,’ yaitu ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru’ (KS-TDB, 1999); ‘Kitab Suci Torat dan Injil’ (KS-TDI, 2000); ‘Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan’ (KS-UPT, 2002); dan ‘Kitab Suci Indonesian Literal Translation’ (KS-ILT, 2007).
Keempat Kitab Suci Baru itu memiliki kesamaan bahwa mereka ingin memulihkan nama ‘YHWH’ (bhs. Ibrani), nama yang suci yang tidak boleh diterjemahkan, nama yang menunjukkan sifat Tuhan semesta alam dan bahwa keselamatan itu ada dalam nama Yahweh. Sedangkan ketiga Kitab Suci terakhir memiliki kesamaan bahwa mereka menolak penggunaan nama Allah yang mereka anggap berhala padahal KS-TDB yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa mempertahankan nama Allah sebagai terjemahan El/Elohim/Eloah/Theos.
Di samping keempatnya, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) juga pernah menerbitkan Kitab Suci Injil (2000) yang merupakan terjemahan Indonesia Alkitab Shellabear (1912) dimana Yesus ditulis Isa Almasih. Ada juga terbitan ‘Kitab Suci Komunitas Kristiani’ (2002), yang sekalipun juga memulihkan sebagian nama Yahweh, teologinya berbeda dengan Kitab Suci TDI, UPT & ILT, yaitu terjemahan Tuhan tetap digunakan menterjemahkan sebagian nama Yahweh (mis. Kel. 6:1-2) dan dalam kedua Kitab Suci terakhir ini, nama Allah tetap dipertahankan.
Pada tahun 2000 terbitlah Kitab Suci Torat dan Injil (KS-TDI) yang menggunakan sebagai dasarnya terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (TB-LAI), kecuali judul-judul perikop dihilangkan dan beberapa nama diganti, misalnya nama Allah diganti Eloim, Yesus diganti Yesua Hamasiah, TUHAN dalam PL diganti YAHWE, dan sebagian nama Tuhan dalam PB diganti dengan YAHWE, dan beberapa nama orang a.l. Musa diganti Mose, Daud diganti Dawid, Yohanes diganti Yokhanan, dll.
Dalam KS-TDI nama El/Elohim/Eloah PL dipulihkan semuanya menjadi ‘Eloim.’ Pada hal, sekalipun ada kesamaannya ketiganya ada juga perbedaannya. Demikian juga ada anggapan bahwa hanya Yahweh yang adalah ‘nama diri’, sedangkan Eloim generik/sebutan untuk menunjuk nama umum Tuhan. Ini juga menimbulkan masalah karena kita ketahui bahwa El/Elohim/Eloah juga acapkali digunakan sebagai nama diri bahkan El pernah digunakan sebagai sinonim Yahweh.
Yang menarik untuk diamati adalah bahwa kalau kata ’Tuhan’ dalam Perjanjian Baru (Kurios dalam bahasa Yunaninya) bila dimengerti dalam konteks ’Septuaginta’ PL bisa berarti ’Yahweh’ (TUHAN) atau Adonai (TUHAN/Tuhan/Tuan), maka dalam KS-TDI sebagian diterjemahkan sebagai ’YAHWE’ dan sebagian sebagai ’Tuhan’. Yang mencolok adalah bahwa yang diganti itu mirip Kitab Suci terjemahan ’Saksi-Saksi Yehuwa’ (KS-TDB) khususnya yang disebut sebagai Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru dengan beberapa pengecualian.
Dari 237 nama Tuhan dalam PB yang diganti dengan nama ’Yehuwa’ oleh Saksi-Saksi Yehuwa (KS-TDB), hampir dua pertiganya diikuti KS-TDI dengan menggantinya dengan nama ’YAHWE’ dan sisanya tetap disebut ’Tuhan’ yang dalam konteks pandangan KS-TDI diartikan sebagai gelar/sebutan saja. Maka, dengan asumsi bahwa ’sebagian’ saja dari yang sisanya sepertiga lebih itu tentu ada yang dimaksudkan sebagai ’Yahweh’ seperti yang ditafsirkan SSY, berarti KS-TDI telah mengubah ’sebagian’ dari yang sepertiga lebih itu yang seharusnya ’YAHWE’ diterjemahkan dengan ’Tuhan’.
Sekalipun ingin memulihkan nama Yahweh, tidak terhindarkan ada ayat dimana Yahweh diterjemahkan juga. Dalam Yoh. 6:45, ada kata ‘Theos’ yang diterjemahkan ‘Eloim’ padahal ayat itu menunjuk Yes. 54:13 (KS-TDI, ay. 12) dimana kata itu ‘Yahweh,’ jadi KS-TDI tidak mengganti nama YAHWE di sini. Dalam Kis. 3:22, TB-LAI menerjemahkan ’Tuhan Allah’ (Kurios ho Theos), yang dalam kacamata ayat aslinya yang dikutip dari PL sebenarnya ditulis ’Yahweh Eloheka’ (Ul. 18:15), tetapi KS-TDI menerjemahkan sebagai ’Tuhan Eloim’, jadi Yahweh diterjemahkan menjadi Tuhan.
‘Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan’ (KS-UPT, 2002) juga menjadikan terjemahan LAI sebagai dasar, dan hanya memulihkan nama YAHWEH dalam kitab suci. Penerjemahan ini disebut diilhami ‘The Scriptures’ dan sumber lainnya yaitu The Word of Yahweh’. Keduanya memunculkan kembali nama ‘YAHWEH.’ KS-UPT dan sumbernya menyalahkan semua tradisi yang dianggap telah melencengkan Firman Tuhan, yaitu:
1. Yudaisme Orthodox,
karena mengganti nama YHWH dengan Adonai (Tuan atau Majikan);2. Septuaginta,
yang mengganti nama YHWH dengan Kurios (dianggap sama dengan Adonai); dan3. Perjanjian Baru Yunani yang menerjemahkan nama YHWH dengan Kurios.
KS-UPT mencampur adukkan nama ‘El’ dengan ‘YHWH’ dan El/Elohim/Eloah (Allah) diterjemahkan menjadi ‘Tuhan.’ Akibatnya terjemahan ini tidak mentaati nama Tuhan yang lain karena mereka tidak mau memanggil Tuhan dengan nama ‘El’ padahal nama inilah yang digunakan Tuhan dalam Keluaran 3:13-15 (band. Kel.6:1-2).
Sikap ‘menghindari nama El’ menyebabkan KS-UPT janggal dalam terjemahan. Contohnya ucapan Thomas: “Ya Tuhanku (Kurios) dan Allahku (Theos)!” (Yoh. 20:28, TB-LAI), diterjemahkan: “Ya Tuhanku dan Sembahanku!”. Lihatlah pengakuan ini dalam terang PL: “Ya Allahku (Elohim) dan Tuhanku (Adonai)! ... Ya TUHAN (YHWH) Allahku (Elohim)” (Mzm. 35:23-24, TB-LAI), diterjemahkan KS-UPT: “Ya Sembahanku dan Tuhanku! ... Ya YAHWEH Tuhanku.”
Untuk menghindari nama El/Elohim/Eloah/Theos yang padanan kata Arabnya ‘Allah’, KS-UPT menerjemahkan Allah TB-LAI menjadi Tuhan tetapi tidak terhindarkan bahwa nama ‘Betel’ (beth ‘el’) tidak diterjemahkan, demikian juga ‘El Roi’ (Kej.16:13, Allah yang melihat, TB-LAI) tetap ditulis ‘El Roi.’ Jadi nama El secara terbatas diterima juga, sama halnya nama ‘Imanuel’ (Mat.1:23; Yes.7:14;8:8, Allah menyertai kita, TB-LAI) yang diterjemahkan ‘Tuhan menyertai kita’ (El = Tuhan)
KS-UPT mengganti beberapa nama ‘Adonai’ yang disangka Yahweh menjadi YAHWEH (mis. Kel. 15:17), dengan demikian terbuka kemungkinan bahwa ada sebagian nama ‘Adonai’ yang mungkin Yahweh tidak dipulihkan (mis. Yes. 6:1,8. Disini KS-TDB menerjemahkan Yehuwa), berarti beberapa kali KS-UPT tidak menerjemahkan Yahweh sebagai YAHWEH. Contoh jelas bisa di baca dalam nama ‘Yah Yahweh’ yang diterjemahkan ‘Tuhan YAHWEH’ (Yes. 12:2;26:4), ‘Yah’ (akronim ‘Yahweh’) disini sebagai nama diri Yahweh diterjemahkan sebagai Tuhan.
Bila KS-TDI dan KS-UPT menggunakan dasar terjemahan LAI dan hanya mengganti beberapa nama dengan nama YAHWE/YAHWEH dan nama Ibrani lainnya, Kitab Suci Indonesian Literal Translation (KS-ILT) berusaha menerjemahkan sendiri dari naskah ‘The Interlinear Bible’ karya J.P. Green. Namun, terjadi generalisasi terjemahan EL/Elohim/Eloah/Theos menjadi Elohim.
“El [El], Elohim [Elohe] Israel” (Kej.33:20, KS-ILT)
Dalam ayat ini, El tetap digunakan disamping Elohim, namun umumnya KS-ILT mengganti EL dengan Elohim, lihat contoh-contoh berikut (yang dikurung adalah teks Tanakh):
”Akulah Elohim [El] yang di Betel [BethEl]” (Kej. 31:13, KS-ILT).
”Akulah Elohim [El], Elohim [Elohe] ayahmu” (Kej.46:3, KS-ILT)
”Kemudian Elohim [Elohim] berfirman kepada Yakub: ”Bangunlah, pergilah ke Betel, tinggallah di sana, dan buatlah di situ sebuah mezbah bagi Elohim [El] (Kej. 35:1, KS-ILT).
”Lalu berserulah Musa kepada YAHWEH [Yahweh] dengan mengatakan: ”Ya Elohim [El], aku mohon kepada-Mu.” (Bil. 12:13, KS-ILT).
”Aku, YAHWEH [Yahweh]. Elohim [Elohim]mu, adalah Elohim [El] yang cemburu ...” (Ul.5:9, KS-ILT)
”Elohim[El]ku, Elohim[El]ku, mengapa Engkau meninggalkan aku” (Mzm.22:2, KS-ILT).
”Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus: Beginilah Tuhan [Adonai] YAHWEH [ Yahweh] berfirman: Karena engkau menjadi tinggi hati, dan engkau telah berkata: Aku adalah Elohim [El], aku akan duduk di takhta Elohim [Elohim] di tengah-tengah lautan, namun engkau seorang manusia, dan bukan Elohim [El], walaupun engkau telah mengatur hatimu sepert hati Elohim [Elohim]” (Yeh.28:2, KS-ILT).
Bila ingin memulihkan tentunya El/Elohim/Eloah selengkapnya perlu dipulihkan dan bukan disama-ratakan menjadi Elohim. Dalam Tanakh digunakan tiga variasi nama yang mengandung ‘El,’ ini tentu ada maksudnya sekalipun ada kalanya ketiganya menunjuk pada maksud yang sama.
Sekarang, marilah kita melihat perbandingan terjemahan ketiga Kitab Suci itu dengan terjemahan TB-LAI dengan mengambil contoh Kejadian 1:1-8 dalam Perjanjian Lama. Kata-kata miring (italic & bold) dibuat penulis dengan maksud menunjukkan ciptaan asli ketiga Kitab Suci yang berbeda dengan bayang-bayang terjemahan LAI, sedangkan kata-kata yang normal/tegak menunjukkan kesamaan dengan terjemahan TB-LAI.
(1)
LAI: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.TDI: Pada mulanya Eloim menciptakan langit dan bumi.
UPT: Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi.
ILT: Pada awalnya Elohim menciptakan langit dan bumi.
(2)
LAI: Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.TDI: Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Eloim melayang-layang di atas permukaan air.
UPT: Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Tuhan melayang-layang di atas permukaan air.
ILT: Bumi dalam keadaan tidak berbentuk dan kosong; dan kegelapan menutupi samudera raya, dan Roh Elohim melingkup di atas permukaan air itu.
(3)
LAI: Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.TDI: Berfirmanlah Eloim: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.
UPT: Berfirmanlah Tuhan: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.
ILT: Lalu Elohim berfirman: “Jadilah terang.” Dan terang itu jadi.
(4)
LAI: Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.TDI: Eloim melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
UPT: Tuhan melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
ILT: Elohim melihat bahwa terang itu baik, lalu Elohim memisahkan terang itu dari gelap.
(5)
LAI: Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.TDI: Dan Eloim menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
UPT: Dan Tuhan menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
ILT: Elohim menyebut terang itu siang, dan gelap itu malam. Dan Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
(6)
LAI: Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.”TDI: Berfirmanlah Eloim: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.”
UPT: Berfirmanlah Tuhan: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.”
ILT: Dan Elohim berfirman: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.”
(7)
LAI: Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada dibawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.TDI: Maka Eloim menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada dibawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
UPT: Maka Tuhan menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada dibawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
ILT: Dan Elohim membuat cakrawala dan memisahkan air yang ada dibawah cakrawala itu dengan air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
(8)
LAI: Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.TDI: Lalu Eloim menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
UPT: Lalu Tuhan menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
ILT: Lalu Elohim menyebut cakrawala itu langit. Dan Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
Contoh lain dari Perjanjian Lama diambil dari Mazmur 23:1-6, sebagai berikut:
(1)
LAI: TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.TDI: YAHWE adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
UPT: YAHWEH adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
ILT: YAHWEH adalah gembalaku, aku takkan kekurangan.
(2)
LAI: Ia membaringkan aku dipadang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;TDI: Ia membaringkan aku dipadang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
UPT: Ia membaringkan aku dipadang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
ILT: Dia membaringkan aku dipadang rumput hijau, Dia membimbing aku ke air yang tenang;
(3)
LAI: Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.TDI: Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
UPT: Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
ILT: Dia menyegarkan jiwaku. Dia menuntun aku di jalan kebenaran oleh karena nama-Nya.
(4)
LAI: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.TDI: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
UPT: Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
ILT: Sekalipun aku berjalan dalam lembah bayang-bayang maut, aku tidak takut bahaya, karena Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, keduanya menghibur aku.
(5)
LAI: Engkau menyediakan hidangan bagiku, dihadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.TDI: Engkau menyediakan hidangan bagiku, dihadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
UPT: Engkau menyediakan hidangan bagiku, dihadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
ILT: Engkau menghidangkan makanan di depanku, dihadapan lawan-lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
(6)
LAI: Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.TDI: Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah YAHWE sepanjang masa.
UPT: Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah YAHWEH sepanjang masa.
ILT: Sesungguhnya kebaikan dan kemurahan akan mengikuti aku seumur hidupku; dan aku akan tinggal dalam bait YAHWEH sepanjang masa.
Contoh dari Perjanjian Baru bisa kita lihat dalam ayat-ayat Yohanes 1:1-8 sebagai berikut:
(1)
LAI: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah..TDI: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Eloim dan Firman itu adalah Eloim.
UPT: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Tuhan dan Firman itu adalah Tuhan.
ILT: Pada awalnya ada Firman; dan Firman itu ada bersama Elohim dan Firman itu adalah Elohim.
(2)
LAI: Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.TDI: Ia pada mulanya bersama-sama dengan Eloim.
UPT: Ia pada mulanya bersama-sama dengan Tuhan.
ILT: Dia pada awalnya ada bersama Elohim.
(3)
LAI: Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang dijadikan.TDI: Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang dijadikan.
UPT: Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang dijadikan.
ILT: Segala sesuatu terjadi melalui Dia, dan tanpa Dia, tidak ada suatu hal pun yang telah terjadi.
(4)
LAI: Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.TDI: Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
UPT: Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
ILT: Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
(5)
LAI: Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.TDI: Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
UPT: Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
ILT: dan terang itu bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapan itu tidak menguasainya.
(6)
LAI: Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;TDI: Datanglah seorang yang diutus Eloim, namanya Yokhanan;
UPT: Datanglah seorang yang diutus Tuhan, namanya Yohanes;
ILT: Ada seorang yang telah diutus Elohim, namanya Yohanes;
(7)
LAI: ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.TDI: ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
UPT: ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
ILT: Ia ini datang sebagai saksi agar dapat bersaksi tentang terang itu, sehingga melalui dia semua orang dapat percaya.
(8)
LAI: Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.TDI: Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
UPT: Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
ILT: Dia itu bukanlah terang itu, tetapi supaya dia dapat bersaksi tentang terang itu.
Contoh lain dalam Perjanjian Baru adalah Matius 7:21-23, sebagai berikut:
(21)
LAI: Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di-sorga.TDI: Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di-sorga.
UPT: Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di-sorga.
ILT: Bukan setiap orang yang berkata kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Dia akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di-surga.
(22)
LAI: Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?TDI: Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
UPT: Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
ILT: Banyak orang akan berkata kepada-Ku pada hari itu: Tuhan, Tuhan, bukankah dalam nama-Mu kami telah bernubuat, dan dalam nama-Mu kami mengusir setan, dan dalam nama-Mu, kami melakukan banyak mujizat?
(23)
LAI: Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!TDI: Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
UPT: Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!
ILT: Dan pada waktu itu Aku akan menyatakan kepada mereka: Aku tidak pernah mengenal kamu! enyahlah dari pada-Ku, kamu yang mengerjakan kedurhakaan!
Dalam konteks PB, para Rasul mengusir setan dengan nama ‘Yesus’ (Kis. 3:6;9:34;19:13) maka Tuhan dalam ayat-ayat itu menunjuk kepada YESUS (yang dianggap nama diri Yahweh atau Yahshua). Nama itu tentu seharusnya diterjemahkan juga dengan YAHWEH (penyelamat) atau Yahsua tetapi tidak dilakukan, jadi hanya ketiga Kitab Suci itu tetap tidak memulihkan semua nama Yahweh, demikian juga dengan nama YESUS (KS-ILT) dan Yesus (KS-UPT) di bagian lain PB.
Dari pembahasan ke-tiga Kitab Suci dalam tujuh tahun terakhir (KS-TDI, KS-UPT, dan KS-ILT), dan juga dengan membandingkan terjemahan diatas dan bagian-bagian lain dari PL dan PB, dapatlah disimpulkan beberapa butir sebagai berikut:
1.
Pembaca dapat melihat sendiri apakah dari perbandingan diatas ketiga Kitab Suci masih mencerminkan adanya bayang-bayang terjemahan TB-LAI atau tidak. KS-TDI dan KS-UPT menjadikan TB-LAI sebagai dasar kecuali penggantian nama-nama tertentu, KS-ILT lebih baik, namun kelihatannya masih terlihat bayang-bayang terjemahan TB-LAI, bayang-bayang itu terlihat banyak dalam PL namun agak berkurang dalam PB. Ini mungkin dikarenakan kendala waktu dan juga PL yang tiga kali lebih panjang dari PB. LAI menerjemahkan TB-LAI dalam waktu lebih dari 10 tahun, sedangkan KS-ILT menerjemahkannya hanya dalam waktu tiga tahun, untuk percepatan itu tentu dibutuhkan bayang-bayang terjemahan yang sudah ada;
2.
Ketiga Kitab Suci tidak seragam bagaimana menerjemahkan nama diri Tuhan lainnya, seperti Eloim/Tuhan/Elohim, dan melakukan generalisasi dengan cara menjadikan El/Elohim/ Eloah menjadi Eloim/Tuhan/Elohim saja yang bersifat generik, padahal ada kesamaan dan juga ada perbedaannya;
3.
Dalam hal nama Yesus, KS-TDI sudah mengganti dengan Yesua, KS-UPT dan KS-ILT tetap menulis ‘Yesus’ dan ‘YESUS.’ Mengingat nama Yesus dipercaya sebagai Yahshua (YAHWEH penyelamat) dan sudah digunakan oleh Sacred Nama Movement di Amerika, kelihatannya nama YAHWEH penyelamat ini belum sepenuhnya dipulihkan di KS-UPT dan KS-ILT;
Kesimpulan ringkas ini baru dalam taraf redaksional dan belum membahas kandungan exegetis dan teologis penerjemahan yang lebih mendalam. Penerbitan Kitab-Kitab Suci Baru, kelihatannya masih akan disusul banyak versi lainnya, soalnya ketiganya baru menerbitkan versi awal dimana perhatian masih ditujukan kepada pemulihan nama YAHWEH dan penghapusan nama Allah. Melihat perkembangan di Amerika Serikat dimana gereja Sacred Name Movement sudah mengganti dengan nama Elohim dan Yahshua, ini tentu akan diikuti juga, sebab sebenarnya sudah dilakukan dalam KS-TDI.
Karena itu, dinantikan terbitnya Kitab-Kitab Suci baru dalam waktu mendatang yang perlu disempurnakan, namun lepas dari aspek redaksional dan doktrinal, secara etikal diharapkan dalam penerbitan berikutnya dapat dihasilkan karya orisinil yang merupakan terjemahan asli tanpa berada di bawah bayang-bayang terjemahan yang sudah ada. Perilaku demikianlah yang memuliakan Yahweh.
Penerjemahan sebagai alat komunikasi bahasa antar-manusia bersifat konvensi (perjanjian) mengenai kebiasaan bagaimana memilih dan memperlakukan kata-kata tertentu. Tidak ada penerjemahan yang bebas dari adanya konvensi. Bahasa Ibrani yang dianggap kekal ternyata berasal dari bahasa yang lebih tua, dan baru berkembang pada masa Keluaran terutama ketika memasuki masa Kerajaan, demikian juga konvensi dikalangan Yahudi Orthodox menyebut Yahweh sebagai Adonai, Ha-Syem, atau El dimasa pembuangan ke Babel. Setelah masa pembuangan El/Elohim/Eloah yang bisa bersifat nama diri atau sebutan, oleh Ezra disebut dalam bahasa Aram menjadi Elah/Alaha.
Berikutnya terjadi pada masa sesudah penguasaan kerajaan Yunani dimana Tanakh diterjemahkan ke bahasa Yunani (Septuaginta/LXX, abad III-II sM). Di sini konvensinya adalah Yahweh/Adonai diterjemahkan menjadi Kurios mengikuti konvensi Yahudi Orthodox, dan El/Elohim/Eloah diterjemahkan menjadi Theos. Konvensi LXX ini diikuti dalam penulisan Perjanjian Baru (Yunani Koine), sedangkan konvensi Ezra dilanjutkan dalam penulisan Peshita dalam bahasa Aram Siria sejak abad II M. Sesudah hari Pentakosta ada konvensi baru dihasilkan mujizat Roh Kudus, yaitu firman disampaikan dalam bahasa-bahasa pendengar sehingga umat mendengar dalam bahasa daerah pendengar.
Strategi penyebaran Injil Kristen bersifat Sentrifugal (menyebar ke bangsa-bangsa lain), ini dibedakan dengan konteks Yahudi sebelumnya yaitu Sentripetal (memusat ke akar Yudaik). Kemudian Alkitab yang sudah dibukukan diterjemahkan ke bahasa-bahasa lain dengan konvensi masing-masing. Menurut laporan United Bible Societies, sudah ada 2.403 terjemahan Alkitab dihasilkan, terdiri dari 426 Alkitab lengkap, 1.115 PB, dan 862 bagian kitab (minimal satu kitab).
Konvensi penerjemahan Alkitab ke bahasa Inggeris menerjemahkan Yahweh dengan LORD dan Adonai/Kurios dengan Lord/lord, El/Elohim/Eloah/Theos dengan God/god. Konvensi ini lebih luas dari LXX/Yunani Koine, soalnya penulisan Septuaginta menggunakan huruf besar, terjemahan Inggeris menggunakan huruf besar dan kecil. Dan, bila ada kombinasi dan pengulangan diterjemahkan LORD GOD (Yah Yahweh). Konvensi dalam bahasa Inggeris ini diikuti terjemahan Indonesia dimana Yahweh diterjemahkan TUHAN dan Adonai diterjemahkan Tuhan/Tuan. Demikian juga El/Elohim/Eloah/Theos diterjemahkan menjadi Allah.
Menarik melihat konvensi di Israel, bahwa Tanakh yang diterjemahkan ke bahasa Arab, El/Elohim/Eloah diterjemahkan menjadi ‘Allah’ (Arabic Bible), tetapi dalam Al-Quran terjemahan ke bahasa Ibrani, kata Allah diterjemahkan menjadi ‘Elohim’ (Al-Qur’an Tigrem Avrit, Devir Publishing House, Tel-Aviv, Israel, 1945).
KS-TDI memiliki konvensinya sendiri dimana Yahweh ditulis YAHWE dengan huruf besar, El/Elohim/Eloah ditulis Eloim, dan dalam PB, Iesous diterjemahkan Yesua, kata Kurios diterjemahkan menjadi YAHWE atau Tuhan, dan Theos dengan Eloim. Dalam hal KS-UPT, konvensinya beda, dalam PL, Yahweh ditulis YAHWEH, tapi El/Elohim/Eloah diterjemahkan menjadi Tuhan. Yang menarik, El, Elohe Yisrael (Kej.33:20) diterjemahkan Yang Mahatinggi, Tuhan Israel. Dalam PB, Kurios banyak yang diterjemahkan YAHWEH tapi ada yang diterjemahkan menjadi Tuhan! (Mat. 7:21), sedangkan Theos banyak yang diterjemahkan Tuhan (Yoh. 1:1-2). Jadi, Tuhan bisa berarti El/Elohim/Eloah/Theos tapi juga Kurios. Iesous disini diterjemahkan Yesus. Dalam hal KS-ILT, konvensinya lain lagi, Yahweh ditulis YAHWEH, El kadang-kadang ditulis EL, namun umumnya El/Elohim/Eloah ditulis Elohim. El, Elohe Yisrael ditulis ‘El, Elohim Israel,’ tetapi ditempat lain ditulis ‘Elohim, Elohim Israel.’ Dalam PB, banyak kata Kurios diterjemahkan menjadi YAHWEH, Theos diterjemahkan Elohim, dan Iesous diterjemahkan YESUS dengan huruf besar. Disini kita melihat bahwa tidak ada konvensi yang tunggal dan seragam.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan memang melibatkan konvensi dan tidak ada konvensi yang bebas dari kekurangan, karena itu salah satu konvensi tidak bisa menjadi ukuran atas konvensi yang lain. Kita patut mengucap syukur kepada Allah, bahwa TB-LAI ternyata telah menjadi berkat bagi umat Kristen di Indonesia, baik bagi mereka yang menerimanya dengan syukur maupun bagi mereka yang berseberangan dengannya.
Salam kasih dari Sekertari www.yabina.org