Artikel 8 2010


 

MLM BUKAN PIRAMID ?

Kalau kita mendengarkan kampanye perusahaan MLM, apa yang sering kita dengar adalah pernyataan klise bahwa ‘MLM Bukan Piramid atau Money Game,’ MLM disebut a.l. sebagai berbentuk Matahari. Sebenarnya pernyataan ini bersifat ambigu/mendua yang mengarah pada diri mereka sendiri, soalnya, disatu sisi mereka menganggap bahwa sistem piramid adalah salah namun faktanya diakui atau tidak mereka sendiri menjalankan sistem penjualan seperti sistem Piramid, apapun nama yang mereka berikan!

Apakah yang disebut piramid itu? Dalam pemikiran sederhana maka kita melihat monumen piramid seperti di Mesir, namun esensi piramid sebenarnya adalah unit terkecil yang membentuk piramid pada umumnya yaitu satu batu (upline) didukung beberapa batu dibawahnya (downline). Setiap unit dibawahnya didukung beberapa batu dibawahnya lagi demikian seterusnya.

PIRAMID BERCABANG-CABANG PIRAMID

            Bila tumpukan batu itu dibuat dengan jumlah batu pendukung (downline) yang seragam dan berkembangnya downline di setiap lapisan (level) baru berjalan dalam waktu yang sama/serentak, maka terbentuklah piramid yang teratur dan simetri yang menghasilkan bentuk seperti piramid di Mesir. Dalam hal MLM, apapun disebut namanya (Matahari dsb.nya), unit terkecil tetap berbentuk piramid, hanya disini bentuknya tidak teratur dan simetri berhubung jumlah batu dibawahnya berbeda-beda dan waktu pembentukan level-level juga berbeda-beda, apalagi kalau jumlah batu downline tidak terbatas maka secara kumulatif MLM akan membentuk ‘Piramid Bercabang-cabang Piramid’ karena setiap downline menjadi upline piramid baru.

            Pertumbuhan piramid yang teratur dan simetri berjalan secara linier kebawah dan mengikuti ‘deret ukur,’ misalnya bila satu batu didukung downline 10, maka secara teoritis akan terbentuk deret ukur 1 – 10 – 100 – 1.000 – 10.000  – 100.000 – 1.000.000 – 10.000.000 – 100.000.000, maka pada level ke-8 saja penduduk Indonesia sudah terpenuhi dengan angka itu (dengan asumsi hanya ada satu perusahaan MLM dan anak-anak tidak mengikuti). Sekarang apa yang terjadi bila setiap upline demi mengejar target membentuk downline sebanyak-banyaknya tanpa batas? Maka, hanya dalam beberapa level saja jumlah 100 juta sudah akan terpenuhi. Jadi disini bukan terbentuk deret ukur linier melainkan ‘Deret Ukur Bercabang-cabang Deret Ukur

            Dari pengertian ‘Piramid Bercabang-cabang Piramid’ dan  ‘Deret Ukur Bercabang-cabang Deret Ukur,’ maka kita harus meninggalkan cara berfikir sederhana dan linier yaitu bahwa peserta awal/terdahulu lebih beruntung daripada peserta baru/belakangan sekalipun itu tetap berlaku, namun konteksnya menjadi mereka yang memiliki down line & penjualan lebih banyak akan lebih berhasil dibandingkan yang tidak, dan persentasi keberhasilan itu dalam MLM kecil sekali sekalipun reklamenya semua bisa mencapai keberhasilan kalau rajin bekerja, soalnya kalau semuanya rajin bekerja yang terjadi kembali adalah ‘hukum piramid’ yaitu ‘yang sedikit yang terdahulu beruntung atas kerugian yang banyak yang terbelakang,’ inilah cacat bawaan MLM yang tidak beda dengan judi.

            Dalam hal Money Game seperti arisan berantai, MLM sama-sama memiliki unit satuan piramid juga, hanya Money Game karena hanya melibatkan uang disebut ‘naked pyramid,’ sedangkan MLM disebut ‘product based pyramid.’ Bila kita mengurangi harga penjualan dengan harga pokok produk, maka sisanya adalah jumlah uang yang akan bekerja sebagai mesin pendorong money game mengikuti hukum piramid.

KESEMPATAN UNTUK BERHASIL SANGAT KECIL

            Kalau perkembangan pemasaran kenyataannya berlipat-lipat secara cepat begitu mengapa sampai sekarang tidak semua penduduk Indonesia dewasa sudah mengikuti MLM, apalagi kalau diingat bahwa APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) memiliki 62 anggota MLM terdaftar belum termasuk yang tidak terdaftar? Ada beberapa penyebabnya, yaitu:

(1) Kejenuhan Pasar  dialami MLM karena terbatasnya jumlah penduduk dan persaingan makin ketat antar MLM. Gejala yang terlihat adalah banyak perusahaan MLM mulai memotong diskon yang dijanjikannya semula untuk distributor. Banyak lini pembentukan downline yang masih terbuka tetapi banyak lainnya tersendat atau macet. Peserta MLM yang baru berdiri memiliki peluang berhasil lebih cepat daripada peserta baru MLM yang memiliki jumlah anggota ratusan ribu atau jutaan yang mendekati kejenuhan;

(2) MLM saling tumpang tindih. Beberapa MLM menuntut monoloyalitas distributornya dan melarang keanggotaan ganda dalam lebih dari satu MLM dengan pinalti dipecat, namun makin jenuhnya pangsa pasar, mendorong banyak MLM menutup mata terhadap keanggotaan ganda, ini mengakibatkan seseorang bisa secara diam-diam atau terang-terangan menjadi distributor beberapa MLM sekaligus sehingga terbuka pangsa pasar yang lebih luas karena saling tumpang tindih;

(3)  Persentasi keberhasilan kecil dapat dilihat dari beberapa fakta berikut: Di tahun 1983, televisi CBS mengungkapkan hasil penelitian Kejaksaan Agung Wisconsin bahwa dari 20.000 distributor MLM besar di negara bagian itu, kurang dari 1% yang memperoleh penghasilan $14.000 setahun sebelum dikurangi biaya lain, Majalah Forbes (9/12/1991) menyebut rata-rata distributor MLM besar lainnya hanya memperoleh keuntungan $780 setahun, ini belum dikurangi biaya tilpon, transpor, perangko, dan bahan promosi lainnya. Stephen Butterfield, seorang mantan distributor aktif, melakukan penelitian atas laporan tahunan MLM besar yang dulu diikutinya menemukan fakta bahwa hanya 1-2% dari seluruh distributor yang berpenghasilan rata-rata penghasilan menengah di masyarakat. Mereka yang mencapai level Diamond yang menjanjikan pemasukan $50.000 s/d 100.000 hanya 0,048%. Di tahun 1998, MLM besar lainnya membayarkan 2/3 dari seluruh diskonnya kepada hanya 200 upliners dari 63.000 distributor aktif waktu itu;

(4)  Baru berhasil jika didukung ribuan downline. Butterfield juga menyebut bahwa agar satu orang meningkat kelas sosialnya melalui MLM itu sedikitnya 2.083 distributor baru harus dimasukkan. Seorang distributor MLM besar lainnya mengaku menjadi jutawan dalam waktu 5 tahun dengan downline kuat sebanyak 5.000 distributor. Dari buku laporan MLM besar di Indonesia diketahui bahwa dari lebih dari 2 juta distributor yang diakuinya baru puluhan yang memperoleh mobil atau rumah baru dan ratusan yang memperoleh sepeda motor. Jadi keberhasilan upline baru tercapai bila memiliki ribuan downline, agar yang ribuan ini berhasil dibutuhkan jutaan downline, dan agar yang jutaan berhasil dibutuhkan milyaran downline. Pada saat pangsa pasar jenuh maka hasilnya jutaan atau milyaran orang menjadi loser dan akan gigit jari. Biasanya mereka yang setelah mengetahui fakta ‘cacat priramid’ ini berhenti. Dari kenyataan ini, seharusnya setiap calon sebelum bergabung dengan MLM memeriksa lebih dahulu berapa jumlah distributor yang terdaftar dan berapa yang telah berhasil, dan yang berhasil itu setelah mencapai jumlah downline berapa?

(5) Angka drop-out yang tinggi. Secara umum angka drop-out (keluar) MLM tinggi, baik karena tidak aktif, mengundurkan diri, atau dipecat dengan alasan tidak memenuhi target atau tidak membayar iuran tahunan. Majalah Forbes (9/12/1991) menyebut bahwa setengah distributor MLM besar dinegara bagian itu yang 1,8 juta itu berhenti setelah setahun. MLM besar lainnya, mengungkapkan bahwa 50% distributornya keluar setiap tahun. MLM besar lain yang pesat perkembangannya menunjukkan angka drop out 48% ditahun 1995, MLM besar lainnya lagi mengalami drop-out 60% ditahun 1999, sedangkan MLM besar yang lain lagi mengalami drop-out 50-70% pertahun. Alasan bahwa MLM membuka jutaan lowongan kerja adalah sebuah fatamorgana yang tidak didukung kenyataan, fakta menunjukkan bahwa jutaan lowongan kerja terbuka tetapi dengan resiko rugi atau dibayar rendah (underpaid) bagi sebagian besar pemainnya.

MLM DIIZINKAN DI SEMUA NEGARA

Ada yang mengatakan bahwa MLM diizinkan di semua negara terutama USA, di RRC yang dilarang adalah MLM palsu sedangkan MLM yang benar diizinkan beroperasi. Fakta menunjukkan bahwa di RRC, sejak tahun 1998 semua bentuk MLM (Multi Level Marketing) secara resmi dilarang, namun di tahun 2005 keluar peraturan yang tetap melarang MLM tetapi mengizinkan DS/SLM (Direct Selling / Single Level Marketing) beroperasi, sebab DS/SLM memberikan komisi/diskon hanya dari harga penjualan langsung atau keringat dari si distributor sendiri, namun pembagian komisi/diskon dari penjualan level-level dibawahnya (passive income) diharamkan. Beberapa perusahaan MLM kemudian mengubah strateginya agar diizinkan beroperasi dengan mengubah diri menjadi DS/SLM, dengan demikian ia bisa beroperasi (namun secara gelap-gelapan ada juga yang mencuri-curi pemberian komisi/diskon kepada distributor dari penjualan lapis-lapis dibawahnya karena inilah daya tarik MLM yang menggoda calon peserta). Perusahaan MLM sangat kaya raya karena keuntungan terbesar penjualan produk berada ditangan mereka bahkan dengan adanya drop-out dan pemecatan anggota menjadikan bagian komisi/bonus yang menjadi hak yang keluar sekarang masuk ke kantong pengusaha, jadi jangan heran kalau perusahaan-perusahaan MLM dengan uang mereka berusaha mempertahankan eksistensinya. Banyak politikus dan pejabat diangkat sebagai direksi perusahaan MLM termasuk pejabat publik yang mengurus perizinan MLM, dan mampu menggaji pengacara mahal dalam persidangan menghadapi tuntutan distributornya yang merasa dibohongi dengan janji-janji sukses yang tidak kunjung terpenuhi, dan hanya pemerintah yang kuat seperti RRC yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya yang berani secara tegas melarang MLM secara resmi ditahun 1998 dan mengadakan razia 100 hari secara nasional pada ratusan pertemuan MLM termasuk 280 pusat jaringan MLM melalui tilpon sebelum perayaan hari kemerdekaan RRC yang ke-60 (1 Oktober 2009). Di USA sebenarnya juga ada pembatasan yaitu a.l. produk MLM harus dijual sedikitnya 70% kepada umum, namun tidak satupun MLM dapat memenuhinya!

Sekali lagi, waspadalah, jangan mudah terkecoh bujuk rayu promosi sukses MLM dengan contoh kesuksesan para Diamond yang dipopulerkan melalui indoktrinasi training-training motivasi, karena itu impian yang sangat jauh sebelum seseorang terjerat dalam berbagai kerugian dan gigit jari! Keberhasilan seseorang dalam MLM (winner) itu berasal dari pengorbanan banyak orang (loser) yang tidak beruntung.

Semoga artikel dan informasi ini menjadi berkat bagi pembaca dan menyadarkannya akan jerat-jerat daya tarik duniawi yang menggoda.


Salam kasih dari YABINA ministry www.yabina.org


 

 


[ YBA Home Page | Artikel sebelumnya]