Artikel 15_2011
KRISIS PERKAWINAN
“Ditengah krisis perkawinan yang banyak dialami pasangan modern terutama selebriti dan tidak terkecuali juga tokoh agama, ketua YABINA ministry bersyukur kepada Tuhan Yesus yang telah memeliharakan hidup perkawinan dan pelayanannya dengan Esther dengan dikaruniai 3 anak dan 5 cucu selama 43 tahun pada tanggal 30 Nopember 2011, apalagi kalau ditambah dengan masa pacaran selama 7 tahun menjadi 50 tahun sejak Tuhan Yesus pertama kali mempertemukan keduanya di malam panggilan di gereja di Bandung pada tahun 1961.”Minggu-minggu ini mass-media terutama TV diramaikan dengan perkawinan kedua seorang uztad, dibalik happy ending itu juga si uztad diterpa isu tidak sedap tentang perilaku seksual dan pribadinya yang tidak terpuji oleh isteri pertamanya yang sebelumnya telah menggugatnya cerai sebelum perkawinan itu berumur setahun. Kita belum lupa mengingat Dai yang bersorban khas yang digugat cerai isterinya yang menolak dipoligami padahal isterinya sudah dengan setia ikut mendorong kariernya mulai dari awal dan melahirkan tujuh anak. Tidak kurang hebohnya kisah Dai kondang yang mati muda yang ditengarai karena rasa bersalahnya memaksakan hubungan badan dengan seorang gadis yang bukan isterinya yang kasusnya belum selesai juga ketika maut merengut nyawanya.
Mungkin umat kristen yang menganut monogami akan mengatakan bahwa mereka tidak akan mengalami seperti yang dilakukan menganut poligami, ternyata krisis perkawinan juga dialami banyak pasangan kristen tidak terkecuali pendeta, seperti a.l. Jimmy Swaggart, Jim Bakker, bahkan yang belakangan ini terkuak isterinya yang sudah puluhan tahun mendampinginya menggugat cerai Benny Hinn karena kedekatannya dengan penginjil wanita yang sering melayani bersamanya.
Mengapa Timbul Krisis ?
Contoh-contoh diatas menunjukkan betapa krisis perkawinan makin sering terjadi dimana-mana belakangan ini dan makin banyak anak-anak hidup dalam lingkungan ‘single parent.’ Mengapa timbul krisis perkawinan? E-Channel pernah menayangkan film garapan Forbes yang bercerita tentang perceraian dikalangan selebrity Holywood, dan dari tayangan itu bisa dilihat adanya beberapa penyebab timbulnya krisis perkawinan modern yang umumnya juga menjadi penyebab perceraian dikalangan umum, yaitu a.l.:
Pertama, perbedaan watak. Perbedaan sifat antara pasangan adalah hal biasa karena kedua insan yang biasa hidup mandiri dilingkungan keluarga, tradisi dan mileaunya masing-masing selama sekitar 20 tahunan sekarang disatukan dalam ikatan perkawinan, apalagi kalau masa pacaran pendek sehingga masing-masing belum mengenal betul sifat pasangannya yang tersamar ketika pacaran lebih-lebih pada tahun-tahun pertama perkawinan. Ini terlihat dikalangan selebriti tidak terkecuali yang beragama kristen dimana mereka mengalami cinta lokasi yang menyebabkan keduanya dibuai cinta yang buta hanya karena shooting bersama. Pacaran yang cukup waktunya dan masa pertunangan dibutuhkan sebagai bagian masa pengenalan dan penyesuaian antara dua insan yang mau menyatu sebelum keduanya sepakat menyatukan diri.
Perbedaan sifat antara calon pasangan tidak harus menceraikan, sebab dengan takut akan Tuhan dan menjadikan “firman Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm.119:105) perbedaan berangsur-angsur bisa dipadukan oleh kasih Tuhan karena telah dijanjikan bahwa “siapa yang ada didalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang” (2Kor.5:7-18). Pentingnya kehadiran Tuhan Yesus dalam kehidupan suami isteri adalah karena didalamnya kita belajar saling minta maaf dan memaafkan, saling mengasihi dengan kasih Yesus, dan saling tenggang-menenggang, setia dan berkorban bagi pihak lainnya. Perdamaian dengan Kristus akan membawa perdamaian juga bagi pasangan suami isteri dan lebih-lebih mengurangi dampak yang merugikan anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga itu.
Kedua, sukses karier. Sukses karier dan materi memang dicari dan dibutuhkan manusia namun banyak kali sukses justru mendatangkan bahaya bagi kehidupan perkawinan. Makin sukses seseorang orientasinya akan bergeser kepada materialisme dan hedonisme dan makin sukses karier seseorang ia diperhadapkan dengan banyak kemungkinan baru dalam dunia modern ini. Godaan demi godaan sering menjadi bibit perpecahan karena bertambahnya kebutuhan membawa kepada banyak pilihan dan individualisme akan semakin menonjol.
Ketiga, adanya WIL atau PIL. Kebosanan dan pertengkaran dalam rumah tangga menjadi pendorong berpalingnya seseorang dari isteri/suami masamudanya kepada daya tarik wanita/pria idaman lain. Tidak terhindarkan pendeta juga bisa tergoda hal ini karena selain dorongan dari dalam, dari luar banyak jemaat itu entah dimulai dengan konseling atau karena sering berjumpa (lebih dari isteri/suaminya sendiri) bahkan seringnya pelayanan bersama bisa menimbulkan arus pendek yang bisa menghanguskan kehidupan pernikahan yang sah.
Keempat, pasangan yang tidak bertumbuh bersama. Salah satu akibat dari sukses karier adalah pasangan hidup kurang bisa menikmati kehidupan bersama karena sibuk dengan karier masing-masing apalagi kalau keduanya bekerja, akibatnya keduanya kurang mendapat kesempatan tumbuh bersama, baik secara iman maupun kejiwaan. Itulah sebabnya pasangan hidup harus memiliki prioritas dalam hidupnya dan menempatkan keutuhan keluarga sebagai nomor dua dibawah Tuhannya dan diatas sukses karier, sebab bila tidak kehidupan suami isteri bisa makin pudar dan makin saling menjadi asing bagi sesamanya. Kita dikagetkan dengan berita perselingkuhan bintang film kekar yang menjadi mantan gubernur California, soalnya pasangan itu kelihatan hidup rukun. Ketika sisuami mencalonkan diri menjadi gubernur California si isteri merelakan mengesampingkan pekerjaannya bahkan partainya demi mendukung sang suami yang berbeda partai. Alhasil ketika tercapai sukses karier sebagai gubernur, si isteri juga ingin menggapai sukses dan membagi hidupnya setiap minggu di California dan di New York yang sangat berjauhan letaknya. Pernikahan yang sudah dua puluh tahun lebih itu kemudian hancur setelah si isteri mengetahui perselingkungan suaminya dengan penjaga rumahnya.
Akhirnya . . .
Ditengah kecenderungan modern yang hingar bingar dewasa ini kita menyaksikan makin bergugurannya banyak perkawinan yang dulu masih utuh diikat oleh agama dan tradisi. Banyak orang tertarik sinetron Korea yang ditayangkan TV karena disitu kita bisa melihat drama kemelut rumah tangga Korea modern yang mulai meninggalkan tradisinya, demikian juga sensasi selebrity di Indonesia yang penuh berita kawin-cerai yang terus-menerus ditayangkan banyak stasiun TV ikut mengkondisikan bahwa kawin-cerai itu hal biasa. Karena itulah umat kristen terpanggil untuk memperhatikan kehidupan suami isteri agar bisa saling tolong menolong, mengingatkan dan menguatkan agar tercapai perkawinan kristiani yang menjadi teladan akan damai Kristus dengan mempelainya yaitu jemaat. Konseling terutama konseling pernikahan dan pendidikan anak justru sangat diperlukan manusia kristen masakini, soalnya lingkungan baik nyata maupun virtual dan visual banyak memberikan contoh kehidupan perkawinan yang amburadul, sehingga bukannya kehidupan perkawinan dalam iman dan kasih yang dimiliki yang menggarami lingkungan tetapi kehidupan perkawinannya digarami oleh lingkungan sekuler disekelilingnya dengan kehidupan berkeluarga yang amburadul itu.
Marilah kita saling mendoakan perkawinan masa kini agar Tuhan Yesus tetap bisa dijadikan Tuhan dan Juruselamat bagi keluarga-keluarga baru sehingga mereka dapat melahirkan anak-anak dalam suasana damai dan kasih kristiani, dan anak-anak dapat bertumbuh dalam belaian kasih kedua orang tuanya sebagai keluarga yang utuh dan tidak mengulang drama kemelut perkawinan modern yang dilanda krisis. ***
salam kasih dari yabina ministry