Artikel 3_2011
POLEMIK SEKITAR KEBANGKITAN
“. . . Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku. (1 Korintus 15:3-8).”
Artikel A099 – Kesaksian Kebangkitan Paskah dan S20 – Tubuh Kebangkitan, keduanya secara jelas menunjukkan bahwa kebangkitan Yesus secara tubuh berdaging dan bertulang terjadi dalam ruang dan waktu dan dilaporkan oleh para saksi mata, bukan saja oleh satu-dua orang melainkan sampai lebih dari limaratus orang sekaligus. Namun sumber-sumber luar yang tidak bisa menerima Yesus sebagai Tuhan dan Kristus yang bangkit berusaha menyangkalnya sekalipun mereka umumnya percaya adanya fakta penyaliban, karena itu marilah kita menyinggung soal “Polemik Sekitar Kebangkitan” yang paling banyak dilontarkan dalam kaitan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
1.Pandangan Agama Lain
Agama-agama lain cenderung menolak kebangkitan Kristus dan menghadirkan cerita-cerita lain untuk menyangkalnya. Agama-agama sebelum Yesus memang tidak menyebut soal penyaliban namun sastra dilingkungan itu mengemukakan berbagai cerita sekitar penyaliban. Dalam Al-Quran yang ditulis sesudah masa Yesus disebutkan bahwa Isa tidak disalibkan melainkan tempatnya digantikan oleh orang lain:
“"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” (QS.4:157, Al-quran Digital versi 2.1)
Ada tradisi Islam menyebutkan bahwa yang disalib adalah Yudas, murid yang menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Namun, sebenarnya dalam Al-Quran juga ada tersirat bahwa Isa dilahirkan, diwafatkan, dan dibangkitkan kembali:
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS.19:33, lihat ayat 29-34 selengkapnya, Al-quran Digital versi 2.1)
2.Disalib Mati dan Dikubur
Ada yang menyebutkan bahwa Yesus disalibkan lalu mati dan dikuburkan. Isu ini dihembuskan oleh Mahkamah Agama Yahudi yang menyebutkan bahwa mereka menyuruh para prajurit menaburkan dusta bahwa mayat Yesus dicuri oleh para murid:
"Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.” (Mat.28:13).
Sekalipun itu terjadi pada abad pertama dan sudah dilupakan orang, namun pada milenium ke-21 dihembuskan kembali oleh sutradara James Cameron dalam film “The Lost Tomb of Jesus” (2007) dimana dusta itu diperpanjang bahwa setelah mencuri mayat Yesus lalu para murid dikatakan sebagai membawanya untuk dikubur dikuburan keluarga di Talpiot di sebelah selatan Yerusalem.
3. Disalib Tetapi Mati Suri
Cerita bahwa Yesus disalib tapi tidak mati melainkan pingsan atau mati suri banyak dilontarkan orang. Ahmadyah dan Ahmad Deedat mengemukakan bahwa kemudian Yesus siuman dan pergi ke Kashmir dan mati tua disana dan dikubur di Srinagar. Versi Jepang menyebutkan Yesus kemudian siuman dan pergi ke India, Burma, Cina, lalu ke Jepang dan mati tua dan dikuburkan di Herai di Jepang Utara. Tulisan modern oleh para skeptik juga menulis bahwa “setelah siuman Yesus disembuhkan oleh Simon Magus dan lari ke lorong-lorong Qumran, kemudian menikah dengan maria Magdalena, cerai, dan menikah lagi dengan Lidya” (Barbara Thiering, The Riddle of the Dead Sea Scrolls / Jesus the Man). Michael Baigent menulis dalam bukunya “Holy Blood, Holy Grail”, bahwa “setelah siuman Yesus pergi ke Perancis selatan, menikah dengan Maria Magdalena dan kemudian mati tua dan dikuburkan disana.” Dongeng ini digemakan kembali oleh Dan Brown dalam bukunya “The Da Vinci Code.”
Umumnya teolog liberal tidak menyangkal bahwa Yesus disalib namun banyak yang menyebut ia tidak mati karena disalib melainkan ‘mati suri,’ setelah siuman/sadar (resuscitation tapi bukan resurrection)’ Yesus kemudian bangun dan dimasa tua meninggal dunia dan dikubur.
4. Disalib, Mati, dan Bangkit Secara Roh
Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa Yesus mati tapi bukan dikayu salib melainkan di paku di tiang siksaan berupa batang pohon, lalu mati dan dikuburkan. Ia kemudian bangkit secara roh di sorga dan tubuhnya dimusnahkan Yehuwa dan Ia menjelma menjadi manusia ketika mau menjumpai murid-muridnya di bumi. Karen L. King dalam bukunya “The Gospel of Mary of Magdala” menyebut bahwa Yesus tidak bangkit secara tubuh melainkan secara roh, itulah sebabnya Ia tidak mau dipeluk oleh Maria Magdalena menurutnya.
Rupanya King tidak sadar bahwa sekalipun Ia tidak mau dipegang oleh Maria Magdalena (Yoh.20:17) tetapi ia membiarkan para murid lainnya memeluk kakinya (Mat.28:9). Kenyataan lain kehadiran-Nya dalam keadaan berdaging & bertulang dinyatakan dengan Yesus berkata pada para murid bahwa “hantu tidak berdaging dan bertulang” (Luk.24:39) dan menyuruh Thomas menusukkan jarinya kelubang di lambung dan tangan Yesus (Yoh.20:27). Hal lain yang menunjukkan bahwa Yesus benar-benar bangkit dengan tubuh yang lama ditunjukkan dengan berkali-kali makan roti dan ikan goreng bersama para murid (Luk.24:30,42-43; Yoh.21:10-12),
5. Catatan Sejarah
Sejarah mencatat bahwa para bapa gereja yang umumnya adalah murid-murid penerus para rasul dalam tulisan mereka juga memberitakan kesaksian kebangkitan Yesus, bahkan kebangkitan Yesus yang menunjukkan kemenangan atas maut dan tuntasnya penebusan dosa manusia menjadi fundasi yang teguh dalam pelayanan para bapa gereja dan pemberita Injil sampai hari ini. Bukan hanya itu, kesaksian kebangkitan secara tidak langsung juga disebutkan dalam tulisan para ahli sejarah. Josephus, sejarawan Yahudi abad pertama menyebut dalam tulisannya tentang Yesus yang mati disalib dan bangkit pada hari ketiga:
“Pilatus, atas usul pemimpin Yahudi, menghukum-Nya untuk disalib, mereka yang mencintai-Nya tidak meninggalkan-Nya karena Ia menampakkan diri dalam keadaan hidup tiga hari kemudian, seperti yang dinubuatkan banyak nabi dan sepuluh ribu kejadian ajaib mengenai-Nya.” (Antiquities XVIII,3,3)
Bahkan, Cornelius Tacitus (ca 116 M) seorang sejarawan Romawi yang anti kristen menyinggung juga peristiwa kebangkitan secara tidak langsung sebagai ‘tahyul yang jahat’:
“Kristus, dari nama itu sebutan Kristen itu berasal, menderita hukuman yang luar biasa selama pemerintahan Tiberius di tangan salah satu prokurator kita, Pontius Pilatus. Adapun takhayul yang paling jahat, yang dihentikan kala itu, sekali lagi pecah tidak hanya di Yudea, sumber pertama kejahatan itu, tetapi juga di Roma, yang menjadi pusatnya dan menjadi populer, semua yang tersembunyi dan memalukan dari seluruh dunia.” (Annals, XV, 44, 116AD. Baca juga Tacitus on Jesus dalam wikipedia)
Berdasarkan kenyataan sejarah yang jelas di atas, marilah kita dengan setia tetap beriman teguh akan kesaksian para rasul yang rela menjadi martir demi kesaksian kebangkitan dan marilah kita terus memberitakan kesaksian kebangkitan sebagai fundasi pelayanan pemberitaan Injil sampai kedatangan Yesus yang kedua kalinya untuk menghakimi umat manusia.
Salam kasih dari YABINA ministry (www.yabina.org).