Artikel 4_2011


 

 

 

 

TUHAN YESUS TERANGKAT KE SORGA

Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. (Markus 16:19)

“Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. (Lukas 24:51)

“Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.” (Kisah 1:9)

Berita di atas merupakan laporan kesaksian mata para penulis Injil dan Kisah Para Rasul (Markus dan Lukas) mengenai apa yang dilihat, dialami dan dilaporkan oleh para murid Tuhan Yesus mengenai ‘Tuhan Yesus yang terangkat ke sorga’. Kalau kebangkitan tubuh Yesus saja sudah menghasilkan kontroversi, terlebih lagi kenaikan ke Sorga (ascension) yang tak ‘masuk akal’ tidak bisa diterima oleh banyak orang. Tetapi mengapa lebih banyak orang lagi menerima kesaksian para rasul itu dan merayakannya setiap tahun diseluruh dunia sampai dengan hari ini, 2 Juni 2011?

Kesaksian Para Murid

Para penulis Injil dan Kisah Para Rasul yang melaporkan kejadian tersebut adalah Markus dan Lukas, mereka menyebut ada beberapa hal yang nampak sekitar kenaikan Tuhan Yesus tersebut.

(1)  Tuhan Yesus disebut terangkat naik;

(2)  Ia naik ke Sorga;

(3)  Lalu duduk disebelah kanan Allah; dan

(4)  Awan menutup dari pandangan para murid.

Benarkah kejadian yang dilaporkan itu terjadi secara harfiah sesuai dengan apa yang tertulis itu, ataukah itu hanya merupakan bahasa metaforis untuk menggambarkan suatu kejadian imani saja?

Ke-Ragu-Ragu-an Para Skeptik

Ada yang menanyakan bagaimana Yesus bisa terangkat ke sorga, apakah itu tempat yang maha tinggi di langit dan Yesus melayang-layang di antara galaxi? Ada lagi yang mengatakan bahwa ‘terangkatnya Yesus ke sorga’ adalah harapan iman para murid, dan ‘duduk disebelah kanan Allah’ adalah bahasa metaforis untuk memperhalus laporan, sama halnya bila seseorang melaporkan kematian seseorang dengan bahasa metaforis ‘ia sudah dipanggil tuhan.’

Kenyataan ‘Yesus Terangkat Ke Sorga dan Duduk Disebelah Kanan Allah’ memang bisa ditafsirkan sebagai bahasa metaforis dan disebut mitos, namun juga dapat mengungkapkan mitos yang bukan sekedar dongeng khayalan tetapi mengandung kebenaran. Kalau kita mempelajari sejarah Kerajaan Allah yang diceritakan dalam Alkitab, kita dapat melihat bahwa Alkitab tidak hanya berbicara mengenai satu dimensi ruang dan waktu saja melainkan adanya dimensi rohani yang paralel yang sewaktu-waktu menampakkan diri dan bersentuhan dengan ke-3 dimensi ruang dan waktu.

Kita lihat saja dalam kitab Kejadian terlihat bahwa dimensi dimana Allah dan para malaekat berada masih terlihat bertumpang tindih dengan jelas dalam kenyataan Firdaus, namun sejak kejatuhan Adam ke dalam dosa dan diusir dari taman Eden, maka terpisahlah kedua dimensi dengan ruang dan waktu yang berbeda itu, yang satu bersifat statis terikat materi dan hukum gravitasi sedangkan yang lain bersifat dinamis yang tidak terikat hukum alam apapun, namun sekalipun demikian sewaktu-waktu terobosan pertemuan dimensi yang berbeda itu terjadi juga, misalnya ketika Allah menyatakan diri kepada manusia (seperti kepada Abraham) atau Musa (Keluaran) atau kehadiran para Malaekat (pesuruh Allah), kejadian mana terus kita saksikan sampai dengan Perjanjian Baru dimana Tuhan Yesus berkali-kali menunjukkan Diri-Nya sebagai bagian dari dimensi seutuhnya.

Memang bisa saja itu merupakan bahasa metaforis karena sering manusia melaporkan kecelakaan yang melibatkan kematian dengan kata-kata halus seperti ‘dipanggil Tuhan’, namun dari banyak saksi mata, banyak juga yang berkata apa adanya, misalnya dilaporkan apa adanya seperti ‘mati kelindas mobil’ atau ‘mati tergencet truk.’ Para murid Yesus tentu dalam kesederhanaan mereka berbicara apa adanya sekalipun mungkin ada juga penghalusan yang dilakukan dalam pelaporan yang tertulis itu. Dalam kitab Kisah kita melihat Stefanus melihat penglihatan ‘Yesus berdiri di sebelah kanan Allah’ (Kis.7:55).

Ungkapan tertulis yang menyebutkan bahwa awan menutup dari pandangan para murid menunjukkan bahwa Yesus tidak melayang-layang di angkasa melainkan berpindah ke dimensi lain dimana Allah bertahta dan perpindahan dimensi itu terjadi bersamaan dengan awan yang menutupinya sehingga Tuhan Yesus menghilang dari pandangan para murid. (Ingat semasa masih dibumi setelah kebangkitannya dari orang mati, Tuhan Yesus bisa tiba-tiba muncul didepan para murid atau masuk ke dalam ruang tertutup tanpa melalui pintu.

Yang jelas pengakuan para murid dalam Injil dan Kisah itu bukanlah mitos melainkan fakta sejarah yang boleh dipercaya maupun boleh tidak, karena fakta sejarah tidak membutuhkan pengakuan manusia.

Purna Pengangkatan Tuhan Yesus

Menarik menyaksikan bahwa Tuhan Yesus memerintahkan para murid agar menunggu di Yerusalem dimana 10 hari kemudian Ia mengutus Roh Kudus mendampingi para murid secara tetap. Kesaksian para Murid + Dorongan menjalankan perintah Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil + pendamingan dan karunia yang diberikan Roh Kudus menimbulkan ledakan pekabaran Injil ke mana-mana sehingga dicatat oleh Josephus sejarawan Yahudi maupun Tacitus yang anto kristen disamping yang diceritakan dengan panjang lebar oleh Lukas dalam kitab Kisah Para Rasul.

Kebangkitan Yesus merupakan kekuatan pendorong yang luar biasa bagi iman para murid dan kenaikannya ke sorga merupakan bukti kekuasaan-Nya sebagai Tuhan yang telah menang atas alam dan maut, dan Roh Kudus dengan luar biasa mendampingi dan memberi kuasa kepada para murid dan Injil tersebar ke seluruh dunia, dan sampai hari ini kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga dirayakan dengan hari libur nasional maupun internasional dan mengingatkan kita bahwa:

“Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” (Kis.1:11)

Maranatha,  Amin!

Salam kasih dari YABINA ministry (www.yabina.org).

 

 

 


[ YBA Home Page | Artikel sebelumnya]