Artikel 10_2011
ORANG ZELOT
Berbeda dengan Farisi, Saduki, dan Samaria, tentang Zelot kurang banyak dikenal pada umumnya seperti ketiga lainnya itu. Kata Zelot biasa dipakai untuk menunjukkan sikap iman seseorang, tetapi juga ditujukan kepada orang-orang yang tergabung dalam golongan tertentu yang mempraktekkan keyakinan iman mereka secara khas yang menjadi golongan keempat yang secara khusus disebut di kalangan yahudi di Yudea khususnya pada masa Tuhan Yesus masih hidup didunia, ini bisa kita baca terutama dalam sumber literatur non-biblikal yang beredar sekitar masa pelayanan Yesus seperti kitab Deuterokanonika Makabe dan karya sejarawan Josephus.Arti kata Zelot
Simon, salah seorang murid Yesus disebut dalam Alkitab disebut sebagai orang Zelot (Luk.6:15; Kis.1:13), mungkin disebut demikian karena sifatnya yang ‘Zelot’ (giat/rajin/patuh) atau termasuk golongan ‘Zelot’ yang rajin/giat/patuh akan hukum-hukum Allah. Rasul Paulus menyebut dirinya sebagai ‘Zelot yang patuh akan agama’ (Kis.22:3; Gal.1:14; Flp.3:6), dan banyak anggota gereja mula-mula termasuk ‘Zelot, rajin memelihara hukum.’ (Kis.21:20-22).
Golongan orang Zelot disebut Josephus sebagai kalangan Yahudi tertentu yang mempercayai ‘falsafah yahudi keempat’ (Antiquities 18:1:1,6;23) dan Yudas yang memimpin pemberontakan kepada Roma (6 M) dianggap sebagai penulisnya. Josephus menyebut orang Zelot sebagai kekuatan politik sedini awal abad pertama (Jewish War 4:161-64;4:208-14;4:283-389). Orang Zelot menolak membayar pajak kepada raja kafir atas dasar bahwa itu merupakan penghianatan kepada Allah, raja Israel yang benar. Mereka disebut Zelot karena mereka mengikuti contoh Matatias, keluarga dan pengikutnya yang menyerukan patuh kepada hukum Allah ketika Antiochus IV menekan agama Yahudi (1Makabe 2:24-27) dan teladan Pinehas, cucu Harun, yang menunjukkan kepatuhannya akan hukum pada saat penyesatan melanda orang Israel di padang belantara (Bil.25:1-15; Mzm.106:30-; 1Makabe 2:54).
Asal Muasal Keyakinan Zelot
Menurut kitab yang ditulis deuterokanonika Bin Sirakh, Pinehas disebut sebagai orang mulia yang ketiga dihadapan Tuhan setelah Musa dan Harun (Sirakh 45:1,6,23-24). Semangat Zelot yang dikaitkan dengan nama ‘Pinehas’ menunjukkan bahwa kegiatan/kerajinan/kepatuhan yang tulus akan hukum Allah pada akhirnya dipercaya akan mendatangkan belas kasihan Tuhan, penebusan kepada seluruh bangsa Israel, dan kembalinya berkat dan damai dari Allah.
Ketika pemberontakan Matatias pada tahun 6 M dihancurkan oleh penguasa Romawi, mereka tetap menjaga semangat kepatuhan itu selama 60 tahun lamanya. Anggota keluarga Yudas adalah pemimpin-pemimpin Zelot, dua dari anaknya disalibkan oleh Alexander di tahun 46 M (Josephus, Antiquities 20:5:2), dan yang ketiga, Menahem, berusaha merebut kepemimpinan pemberontakan terhadap Roma pada tahun 66. Kegiatan orang Zelot meningkat pada waktu perang melawan Romawi di tahun 66-73 M ketika Bait Allah dijarah oleh tentara Romawi. Timbulnya ketidak puasan dikalangan para imam mendorong Eleazar, putra Imam Besar Ananias, untuk memimpin pemberontakan.
Semangat Orang Zelot
Semula mereka menang karena semangat agama mereka dan mereka merasa Tuhan mengembalikan kemerdekaan mereka karena kesetiaan mereka, namun kemudian karena tidak adanya kesatuan dikalangan Zelot sendiri karena banyaknya fraksi didalamnya, mereka kemudian terdesak namun semangat Zelot mereka masih terus terasa di kalangan Yahudi sampai waktu yang lama, tetapi sebagai kelompok perlawanan dan kekuatan politik kegiatan mereka memudar sesudah itu. Apalagi, untuk meredakan kemarahan Roma, para imam kepala dan para petinggi Farisi yang takut kehilangan posisi sosial dan politik di hadapan penguasa Roma kemudian menjauhkan diri dari para pemberontak dan orang Zelot itu sehingga terjadi pertentangan di kalangan yahudi sendiri. Jadi disamping kurangnya kesatuan di kalangan Zelot sendiri, antara para pemberontak dan golongan aristokrat di Yerusalem terjadi perbedaan kepentingan sehingga mereka tidak sejalan.
Penghancuran Yerusalem sempat menyatukan Roma dan propinsi Siria yang sama-sama ingin melebarkan sayap ke Yerusalem dan Palestina, apalagi pada tahun 70 M, dibawah Titus Yerusalem dikalahkan dan Bait Allah dibakar dan dihancurkan sampai rata dengan tanah. Dengan adanya peristiwa itu Zelot sebagai kekuatan politik menghilang dan hanya tersisa sebagai semangat keagamaan saja.
Salam kasih dari YABINA ministry