BARANG-BARANG TUMPAS

“… seorang dosen mengeluh karena anaknya yang remaja pulang dari  persekutuan tertentu diluar gerejanya mereka membakar boneka-boneka mainannya dan juga foto keluarga yang diambil dengan latar belakang candi ketika mereka berlibur ke Bali.”

Masalah seperti ini banyak dijumpai di kalangan persekutuan/gereja tertentu yang terpengaruh ajaran ‘dunia roh’ yang meresapi dunia kekristenan pada masakini.

Dunia Roh

Pada tahun 1998 terbit buku yang mengajarkan hal semacam itu berjudul  'Barang-Barang Tumpas' (Andereas Samudera, Revival Total Ministry) yang mempersoalkan "Bahwa semua boneka harus dimusnahkan." Buku Barang-Barang Tumpas memberikan gambaran bahwa segala sakit-penyakit dan malapetaka bersumber pada pengaruh roh-roh dan barang-barang tumpas (termasuk boneka, keris, dll.) yang adalah sarana berhubungan dengan roh-roh.

Dari kenyataan itu jelas terlihat adanya pandangan ekstrim mengenai penyakit dan malapetaka yang semuanya dianggap diakibatkan oleh roh-roh dunia orang atau hewan mati. Kehadiran racun, virus, bakteri, malfungsi tubuh maupun polusi yang menyebabkan penyakit dan epidemi diabaikan atau dianggap sebagai alat permainan dunia roh saja. Dalam buku itu disebutkan bahwa patung-patung berhala dapat menjadi saluran yang dipakai roh untuk memasuki jiwa manusia karena setan yang disembah melalui berhala itu akan merasuki, mendiami, serta menguasai jiwa si penyembah berhala ... Ikatan batin atau ikatan jiwa adalah hubungan antara jiwa seseorang dengan lainnya atau dengan benda-benda tertentu. Ikatan seperti itu dapat menjadi saluran yang dipakai roh-roh yang ada di alam roh ini untuk memasuki jiwa seseorang."

Bukan hanya patung-patung berhala saja, tetapi gambar maupun foto yang ada di rumah dianggap memiliki pengaruh yang sama, lebih-lebih gambar dan foto orang yang sudah mati dan boneka juga dianggap saluran yang digunakan oleh roh-roh untuk mempengaruhi manusia terutama anak-anak. Lalu,  bagaimana menghindari pengaruh roh-roh barang tumpas itu? Kita harus memerangi, menyingkirkan, dan memperbaiki keadaan di alam supranatural itu dengan cara pelepasan untuk mengusir roh-roh tersebut dari jiwanya. Barang-barang tumpas harus dimusnahkan dan dibakar karena barang-barang itu najis.

Ajaran spiritisme yang kental itu yang menyebutkan adanya hubungan timbal balik antara manusia dan dunia roh (tapi mengabaikan peran darah penebusan Kristus) bisa dilihat dari salah satu contoh yang dikemukakan buku itu tentang Sinta yang menderita penyakit Lupus dan tidak tersembuhkan setelah berkali-kali berobat. Dua karung berisi boneka nenek sihir yang dianggap mengandung setan dan banyak lainnya yang dianggap penyebab penyakit itu sudah dikorbankan untuk dibakar, dan sekalipun kelihatan penyakit itu hilang namun tak berapa lama kambuh lagi dan akhirnya ia meninggal dunia. Komentar si penginjil, bahwa: “masalahnya terletak bukan hanya pada bonekanya tetapi pada kurangnya pemahaman terhadap tipu daya licik si iblis semata-mata. (Penyakit Lupus adalah penyakit yang naik turun, sekali berat kemudian sembuh dan sebaliknya sampai akhirnya tidak tertolong lagi).

Apakah Yang Dikatakan Alkitab ?

Ajaran ‘Barang-Barang Tumpas’ menyebut kasus Akhan (Ul.7:25-26) sebagai contoh dimana patung-patung berhala harus dibakar dan emas perak harus dimusnahkan. Ini mengajak kita memikirkan apakah Alkitab mengajarkan semua pemusnahan dan pembakaran barang-barang tumpas, dan apakah barang-barang termasuk boneka, foto dll. termasuk yang harus dimusnahkan? Sekalipun dalam Alkitab ada petunjuk tentang dosa dan pengaruh roh jahat sebagai penyebab penyakit dan malapetaka (Mat.9:2,33), banyak penyakit dan malapetaka lain disebabkan bukan karena itu melainkan disebabkan banyak factor lain.

Yesus mentahirkan orang kusta tanpa berurusan dengan dunia supranatural (Mat.8:3) ... Yesus berbicara soal 'dosa dan penderitaan' secara umum (Luk.13:1-5) ... Orang buta yang disembuhkan bukan disebabkan dosa (Yoh.9:3) ... Rasul Paulus mengalami sakit dan sekalipun ia menganggapnya sebagai 'gangguan Iblis,' bagi Tuhan tidak (II.Kor.12:7-10,band.Gal.4: 13-14) ... Timotius sakit pencernaannya dan ia hanya disuruh minum anggur (1.Tim.3:23). ... Trofimus ditinggalkan Paulus dalam keadaan sakit tanpa dilayani 'pelepasan' (2.Tim.4:20).

Memang benar bahwa mereka yang dirasuk setan tidak bisa diobati dengan pil penenang atau obat melainkan harus dilepaskan, tetapi tidak benar kalau orang 'ketularan flu' atau 'keracunan makanan' harus dilepaskan dengan ditengking sampai muntah atau bonekanya dibakar, soalnya ia terkena virus atau racun 'natural' dan harus diberi obat penawar. Orang yang tertimpa 'kerusuhan kota' tentu bukan urusan pelepasan dari dosa dan kutuk. Penyakit bisa juga terjadi karena 'malfungsi,  bencana alam atau polusi karena ulah manusia. Pandangan ekstrim ini membuktikan 'ajaran Barang-Barang Tumpas' itu bukan didasarkan Alkitab tetapi kepercayaan 'mistik perdukunan' dimana semua penyakit dianggap berasal dari ketidak harmonisan dengan 'irama roh-alam' (pantheisme) atau 'roh-roh supranatural' (animisme, spiritisme), dan bahaya pola pikir demikian adalah banyak penyakit sebenarnya bisa disembuhkan dengan obat, namun karena dianggap diakibatkan ‘roh' dan harus dilepaskan, penderita tidak tertolong lagi.'

Dalam Alkitab memang ada kasus-kasus perintah untuk membakar alat-alat penyembahan tertentu tetapi bersifat khusus dan tidak untuk semua. Dalam Perjanjian Lama, ada kasus-kasus mengenai mezbah, tugu/tiang dan patung berhala yang harus dibakar (Ul.7:5,25;12:3), dan Musa memerintahkan agar Patung Anak Lembu Emas yang diberhalakan oleh umat Israel agar dimusnahkan dengan dibakar (Kel.32:19-20; Ul.9:21). Dalam PL tidak semua benda harus dibakar kecuali yang berkaitan langsung dengan penyembahan berhala.

Dalam Perjanjian Baru, Yesus dan para Rasul tidak menyuruh orang membakar 'barang-barang najis' melainkan supaya 'bertobat dan meninggalkannya.' Memang ada 'kitab sihir' yang dibakar karena pertobatan (Kis.19:19). Ini adalah kasus khusus karena kitab sihir jelas berasal 'sijahat', namun ketika Paulus berbicara di Atena 'ia tidak menyuruh orang membakar berhala!' tetapi agar mereka 'bertobat' (Kis.17:16-34), demikian juga di Efesus, Paulus tidak menyuruh membakar tumpas 'kuil-kuilan atau patung Artemis' (Kis.19:21-40).

Dari konteks ini kita melihat bahwa dalam PB, Roh Kudus telah membebaskan kita dari kutuk dosa sehingga berbeda dengan di masa PL dimana segala sesuatu yang berkaitan harus ditumpas, dimasa PB kita harus meninggalkannya kecuali untuk kasus-kasus khusus (patung berhala & jimat) yang sebaiknya dibakar.

"sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut." (Rom.8:1-2)

"Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." (Gal.5:1)

Jadi yang diperlukan umat Kristen adalah 'iman kepada Yesus Kristus' yang membebaskan dan bertumbuh dengan 'kuasa Roh Kudus' dan bukan terjatuh kembali kepada praktek-praktek perdukunan (sekalipun berjubah Kristen) yang menyeret seseorang menjadi bergantung pada 'dukun-dukun penyembuh.'

Penginjil-penginjil yang mengajar demikian jelas mau memberi 'kuk-kuk' dan 'taurat-taurat' baru kepada umat agar umat bergantung kepada mereka. Jelas ini 'meremehkan penebusan Kristus di Golgota' Alkitab menyebut bahwa kecuali 'patung berhala,' sebenarnya yang lain-lain 'bukan' barang tumpas, jadi yang pertama baik dibakar karena potensinya mempengaruhi dirinya lagi & orang lain, tetapi yang kedua tidak salah untuk dimiliki atau diberikan kepada orang lain (a.l.boneka biasa).

Janganlah kita menjadikan patung seni (Kis.17:29) dan binatang yang diawetkan sebagai korban 'kambing hitam' fanatisme apalagi merasa bahwa setelah dibakar gangguan hilang,  padahal 'belum tentu hilang' tetapi yang jelas 'barang seni itu yang hilang.' Kita harus ingat bahwa Yohanes Pembaptis memakai jubah bulu unta (Mat.3:4) tapi Yesus mengatakannya ‘tidak ada yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis yang pernah dilahirkan oleh perempuan’ (Luk.7:28).

Akhirnya . . .

Kita mengetahui bahwa sekalipun ada barang-barang yang harus ditumpas dengan dibakar, dalam Alkitab disebutkan bahwa itu hanya berlaku bagi sarana penyembahan setan/berhala seperti mezbah, tugu/tiang dan patung berhala tetapi semua yang lain tidak perlu dimusnahkan seperti boneka, foto-foto kenangan, atau lainnya.

Kita tidak perlu memusuhi semua boneka semacam Mikey Mouse dan koleksi Toy Story karena didalamnya tidak ada apa-apanya dan boneka nenek sihir tidak mengandung setan, tetapi orang tua yang beriman tentu tidak akan membelikan boneka berwajah menyeramkan seperti nenek sihir atau Chucky (dalam film The Bride of Chucky digambarkan boneka penjahat kambuhan berwajah jelek dan menyeramkan) bagi anaknya karena secara kejiwaan boneka itu akan menakutkan si anak. Namun dalam pelayanan ketika berhubungan dengan barang-barang tertentu yang berhubungan dengan dunia setan/roh gelap, tidak ada salahnya juga sesuai petunjuk Alkitab (Kel.32:19-20 dan Kis.19:19) kalau benda-benda itu dibakar saja. Seperti misalnya keris yang diguna-guna, jimat, ouija board (semacam jailankung pemanggil arwah), buku sihir/mantra, dll., sebab kalau itu kita berikan kepada orang lain bisa menjerumuskan orang lain ke lembah dunia kegelapan.

Semoga artikel ini membawa kehati-hatian bagi umat kristen yang kebetulan berhubungan dengan pengajaran Barang-Barang Tumpas