RENUNGAN April 2004
IA TELAH BANGKIT (1)
“Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. . . . Yesus inilah yang telah dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami menjadi saksi. . . . Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.” (Markus 16:6;Kisah 2:32,41).
Pada hari ke tiga setelah kesengsaraan (passion) Yesus, Yesus bangkit! (resurrection). Dari rangkaian minggu kesengsaraan, penyaliban, dan kebangkitan, kebangkitanlah yang menjadi dasar iman Kristiani sepanjang masa dan memperluas kekristenan ke seluruh dunia.
Memang ada yang benostalgia tentang kesengsaraan Yesus terutama di kalangan Roma Katolik yang merayakan dengan memvisualisasikan penyaliban Yesus bahkan dijadikan ‘misa jalan salib’, dan di beberapa komunitas RK di Amerika Latin, Spanyol, dan Filipina, kesengsaraan itu dijalankan secara riel dimana beberapa orang berprosesi dan menyakiti diri dengan cambuk-cambuk tajam yang membuatnya berdarah-darah, kesengsaraan dan kematiannya di kayu salib memang membuat orang menangis dan bernostalgia, tetapi mereka tidak memiliki iman dan pengharapan yang segar dan menyembunyikan diri dalam ketakutan! Peristiwa kebangkitan Yesus yang disertai urapan Roh Kuduslah yang menjadikan murid-murid saksi hidup yang memberitakan kabar sukacita dengan rajin dan berani ke mana-mana.
Memang ada yang menyaksikan ada penjahat menyesal setelah melihat film ‘The Passion’ yang sangat sadis itu, tetapi apakah artinya kesadaran beberapa orang dibandingkan dengan puluhan juta orang yang membelanjakan ratusan juta dolar untuk bernostalgia dan larut dalam kesedihan sadistik, padahal dana dan promosi besar-besaran itu bisa digunakan untuk memberitakan kebangkitan Kristus yang membuat banyak orang bertobat dan menjadi saksi-saksi kebangkitan yang hidup?
Segera setelah kebangkitan Yesus, terjadi ledakan luar biasa kekristenan di Yudea, Samaria dan ke ujung bumi. Para murid Yesus dengan lantang memberitakan kebangkitan Yesus ke mana-mana (a.l. Kis.1:22;2:24,31-32;3:15,22,26;4:2,10,33;7:37;10:40;13:30;17:31;23:6;24:21) dan dalam surat-surat Rasul kebangkitan menjadi tema pemberitaan mereka pula (a.l. Rm.4:25;1Kor.6:14;2Kor.4:14;Ef.1:20;Flp.3:10;Kol.1:18;1Tes.4:4;2Tim.2:8;1Ptr.1:3;Why.1:5). Injil kebangkitan menghasilkan ledakan agama Kristen yang luar biasa dimana 3000 orang bertobat sekaligus (Kis.2:41), tiap hari jumlah itu bertambah (Kis.2:47), dan kemudian 5000 orang bertobat (Kis.4:4). Ledakkan kekristenan tidak terjadi karena kesengsaraan (passion) Yesus tetapi karena kebangkitan-Nya (resurrection). Selama 20 abad berikutnya Injil Kebangkitan ini diberitakan dan menjadi kesaksian di seluruh dunia.
Sekalipun kebangkitan jelas dalam Alkitab, banyak juga orang yang meragukan bahwa Yesus bangkit dari kematiannya. Ada yang menyebut bahwa: (1) kebangkitan hanya dongeng wanita yang melihat kubur yang kosong; (2) Murid Yesus dianggap mengalami halusinasi seakan-akan mereka melihat Yesus bangkit dari kuburnya padahal tidak, obsesi kebangkitan yang mendorong mereka percaya seakan-akan Yesus benar-benar bangkit; (3) Para murid berfantasi dan mengharapkan bahwa Yesus benar-benar sudah bangkit, dan menjadikan kebangkitan sebagai ungkapan subyektip; (4) Yesus sebenarnya tidak bangkit dari kematian tetapi mati suri dan sadar kembali (resuscitation); (5) Roh Yesus hanya menampakkan diri (apparition) seperti penampakkan arwah lainnya; (6) Kebangkitan terpengaruh mitos ‘anak dewa yang bangkit’ Yunani; (7) Para murid mencuri mayat Yesus (Mat.28:11-15); dan (8) Yesus disalib tetapi tidak mati. Benarkah?
Menarik melihat banyaknya versi argumentasi yang diajukan orang mengenai fakta kebangkitan Yesus. Memang ada kalanya orang tertentu yang berada dalam kondisi kejiwaan yang tidak stabil bisa mengarang dongeng dan mengalami halusinasi, atau memfantasikan bahwa ‘Yesus bangkit dalam iman mereka’, namun karena tubuh Yesus dengan tubuh kebangkitan itu sampai disaksikan banyak orang, tentu bukan dongeng, halusinasi atau fantasi namun lebih tepat menunjuk fakta bahwa mereka melihat Yesus seperti apa adanya. Yesus yang telah bangkit bukan saja dilihat beberapa orang tapi banyak orang (Mat.28:9;Mrk.16:9-14;Luk.24:13-36;Yoh.20:11-21:14), berulang-ulang selama 40 hari berikutnya (Kis.1:1-3), bahkan kepada lebih dari 500 orang sekaligus (1Kor.15:4-8).
Ada juga orang yang bisa melihat penampakan arwah (apparition), tapi apparition itu hanya berupa gambaran samar semacam kabut tipis, tidak lengkap, tidak bisa diraba, dan biasanya hanya dilihat orang dekat atau yang berbakat cenayang (psychic, medium), itupun hanya melalui kontak visual. Penampakkan Yesus secara tubuh daging jelas berbeda dengan apparition. Ketika para murid menyangkanya ‘hantu’, Ia berkata: “... hantu tidak ada daging dan tulangnya seperti yang kamu lihat ada padaKu” (Luk.24:39). Yesus yang bangkit secara tubuh bisa bercakap-cakap dan dipeluk kakinya (Mat.28:9), bisa diraba bekas paku ditubuhNya (Luk.24:38-40) termasuk oleh Tomas (Yoh.20:24-29), dapat makan bersama muridNya (Luk.24:41-43), dan makan roti perjamuan (Luk.24:30).
Yesus yang bangkit masih bisa mengajar (Luk.24:41-49), melakukan mujizat (Yoh.21:5-8) dan berdialog secara khusus dengan Petrus (Yoh.21:15-23), bahkan memberikan amanat agung kepada murid-muridNya (Mat.28:16-20;Mrk.16:15-18). Kemudian disaksikan para muridnya Ia naik ke surga (Mrk.16:19;Luk.24:51;Kis.1:6-11). Kalau Yesus makan minum bersama muridnya, itu tidak berarti bahwa tubuh kebangkitan masih membutuhkan nutrisi alami sehingga di surgapun masih memerlukan juga, namun peristiwa itu untuk menunjukkan bahwa Ia bangkit secara daging dan bukan sekedar roh.
Apakah ada kemungkinan Yesus mengalami pengalaman ‘Near Death Experience’ (NDE) yaitu mati suri lalu sadar kembali (resuscitation) karena ia masih bisa makan & minum seperti kasus Lazarus? Rasanya tidak karena tubuhnya mengalami transformasi, yang sekalipun berbentuk tubuh daging namun berdimensi baru, sebab ia bisa menembus tembok (Yoh.20:19), dapat berpindah tempat dengan leluasa dan bisa tidak kelihatan (Emaus, Luk.24:13-31), bahkan berpindah dimensi dari duniawi ke surgawi (Luk.24:51;Kis.1:9). Resuscitation Lazarus hanya menunda kematian, tetapi transformasi tubuh kebangkitan Yesus adalah langkah awal kehidupan kekal dimana kematian dikalahkan.
Pandangan berdasar latar belakang lingkungan sastra (literary environment) yang menganggap pengorbanan Yesus sebagai ‘Anak Allah’ di adopsi dari cerita mitos graeco-roman kuno yang mirip seperti yang diceritakan dalam mitos ‘Iliad’ atau semacam hubungan ‘Zeus-Hercules’ dan lainnya jelas merupakan spekulasi. Bayangkan, bagaimana mungkin para murid yang menulis Injil dianggap banyak tahu dan begitu terpengaruh mitologi yunani-romawi sehingga menjadikannya nafas penulisan Injil, sedangkan para petinggi Mahkamah Agama Yahudi yang notabene ahli-ahli kitab yang tentu lebih mengerti seluk beluk sastra dan mitologi yunani-romawi dianggap tidak tahu apa-apa soal itu sehingga mereka menyuap para serdadu untuk mengatakan bahwa ‘Murid-murid mencuri mayat Yesus?’ (Matius 28:11-15). Padahal kalau benar, tentulah para ahli kitab Yahudi dengan mudah menjelaskan kepada rakyat Yahudi bahwa para murid terpengaruh mitos yunani-romawi dengan cerita bohong mereka mengenai ‘Penebusan Anak Allah.’
Sebenarnya, masalahnya . . . Bersambung ke Renungan ‘Ia Telah Bangkit (2)’
Salam kasih dari Redaksi YABINA ministry www.yabina.org
[ YBA Home Page | Renungan sebelumnya]